Penyebab Pneumonia yang Perlu Diwaspadai - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

4/12/25

demo-image

Penyebab Pneumonia yang Perlu Diwaspadai

IMG-20250412-WA0018_wm

Denpasar, dewatanews.com - Pneumonia, atau paru-paru basah, adalah suatu kondisi di mana paru-paru mengalami peradangan dan terisi cairan, sehingga mengganggu proses pernapasan.

Dilansir dari situs pafikabupatenkepulauanmeranti.org sebagai Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI), Pneumonia, yang sering disebut sebagai paru-paru basah, adalah kondisi peradangan yang terjadi pada jaringan paru-paru. Peradangan ini mengakibatkan alveolus (kantong udara) terisi oleh cairan, sehingga paru-paru tidak dapat berfungsi dengan baik.

Pada beberapa kasus, pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah dapat mengalami komplikasi berupa penyebaran bakteri dalam aliran darah. 

Kondisi ini berisiko menyebabkan kegagalan fungsi organ tubuh, yang biasanya ditandai dengan abses paru hingga terdapat nanah. 

Selain itu, peradangan yang tidak segera diobati dapat menyebabkan terbentuknya cairan peradangan, yang kemudian dapat mengumpul pada lapisan pelindung paru. Jika kondisi ini terjadi, prosedur pengeluaran cairan oleh dokter menjadi perlu.

Pneumonia disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, termasuk bakteri, jamur, protozoa, dan virus. Selain itu, beberapa faktor langsung juga dapat memicu pneumonia, seperti:

1. Kebiasaan Merokok
Merokok dapat merusak paru-paru dan menurunkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi, sehingga meningkatkan risiko pneumonia.

2. Penyakit Jantung Kronis 
Penyakit jantung dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko pneumonia.

3. Diabetes Melitus
Diabetes dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan risiko pneumonia.

4. Kelemahan Struktur Organ Pernapasan
Kelemahan struktur organ pernapasan dapat membuat paru-paru lebih rentan terhadap infeksi.

5. Penurunan Tingkat Kesadaran
Penurunan tingkat kesadaran dapat meningkatkan risiko aspirasi, yang dapat menyebabkan pneumonia.

Kuman yang menyebabkan pneumonia biasanya berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. 

Hal ini dipengaruhi oleh interaksi pasien yang kemudian menyebabkan infeksi, cara terjadinya infeksi, gangguan sistem kekebalan tubuh, adanya penyakit kronis, polusi lingkungan, dan penggunaan antibiotik yang tidak sesuai.

Gejala pneumonia biasanya dimulai dengan beberapa tanda tertentu. Berikut ini adalah gejala-gejala yang biasanya muncul:

  • Demam disertai nyeri kepala dan tubuh menggigil.
  • Batuk tidak berdahak, atau berdahak dengan cairan mengandung nanah yang berwarna kekuningan.
  • Nyeri dada yang terasa ketika bernapas hingga napas yang pendek.
  • Mual, muntah, dan diare.
  • Rasa nyeri pada otot, sendi, serta mudah lelah.
  • Denyut nadi yang melemah hingga 100 kali per menit.

Jika anggota keluarga mengalami kesulitan bernapas atau terjadi peningkatan frekuensi napas, segeralah bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Dokter akan melakukan penanganan terhadap pneumonia dengan terapi kausal, terapi suportif umum, terapi inhalasi, dan fisioterapi dada.

Untuk mendiagnosis pneumonia, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan terhadap organ paru, untuk mendengarkan apakah ada suara yang tidak normal saat pasien bernapas. Beberapa pemeriksaan tambahan yang mungkin dibutuhkan meliputi:

1. Rontgen Dada 
Pemeriksaan ini membantu dokter untuk mendeteksi pneumonia dan menentukan lokasi serta penyebab infeksi.

2. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat adanya infeksi yang ditandai dengan peningkatan sel darah putih.

3. Pemeriksaan Denyut Nadi
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat seberapa banyak kadar oksigen yang beredar dalam tubuh, dan bisa digunakan untuk menentukan separah apa pengaruh pneumonia terhadap pertukaran udara di sistem pernapasan.

4. Tes Dahak
Dahak akan dianalisis untuk melihat kuman yang menyebabkan infeksi pada paru.

Pages