Koster Minta Pecalang Perkuat Tekad, Jaga Adat, Seni dan Budaya Bali - Dewata News
Gold Ads (1170 x 350)

3/15/25

demo-image

Koster Minta Pecalang Perkuat Tekad, Jaga Adat, Seni dan Budaya Bali

IMG-20250315-WA0015_wm


Denpasar, dewatanews.com - Bali sebagai daerah tujuan pariwisata dunia, sangat diperlukan situasi dan keamanan yang memadai. Disisi lain Bali sebagai daerah migran, banyak dikunjungi oleh masyarakat dari luar Pulau Bali. Hal ini berdampak sosial cukup tinggi, seperti gangguan ketertiban dan keamanan, kriminalitas, serta kerawanan sosial lainnya. Untuk mengantisipasi terjadinya dampak sosial tersebut, diperlukan suatu sistem pengamanan lingkungan yang memadai berbasis Desa Adat. Oleh karena itu Pacalang Bali perlu memperkuat tekad dalam menjaga adat, seni, budaya, serta kearifan lokal Bali. Demikian disampaikan Gubernur Bali Wayan Koster saat menjadi Pempimpin/Manggala Utama Gelar Agung Pecalang Bali Tahun 2025, bertempat di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar pada Sabtu (15/3).

"Oleh karena itu, pecalang Bali perlu dikuatkan, termasuk dalam etika dan kesopansantunan. Tidak boleh arogan, tidak boleh sombong, dan tidak boleh membentak orang sembarangan. Pecalang harus bekerja dengan simpatik," tegas Gubernur Koster.

Lebih lanjut, Gubernur Koster manyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan memperkuat peran pecalang dalam menjaga ketertiban dan keamanan wilayah adat, terutama dalam menyambut Hari Nyepi Tahun Saka 1947. Untuk itu, Gubernur Koster sangat mengapresiasi acara yang kali pertama diselenggarakan ini yang juga sebagai ajang konsolidasi pecalang se-Bali.

Sebagai Jagabaya Desa Adat atau satuan keamanan desa adat, pecalang diharapkan terus beradaptasi dengan perkembangan zaman, modernisasi, dan digitalisasi tanpa meninggalkan jati diri budaya Bali.

Gubernur Koster juga menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi Bali, seperti kemacetan, krisis air, peredaran narkoba, serta masuknya paham asing yang berpotensi merusak adat istiadat.

Oleh karena itu, sistem pengamanan berbasis desa adat menjadi semakin penting sebagaimana tertuang dalam Perda Bali Nomor 26 Tahun 2020 tentang Sipandu Beradat.

Kebijakan ini mengintegrasikan dan mensinergikan pelaksanaan kegiatan komponen sistem pengamanan lingkungan masyarakat berbasis Desa Adat dalam satu kesatuan wilayah, satu pulau, satu pola, dan satu tata kelola. 

"Saya mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung peran pecalang karena keamanan Bali adalah tanggung jawab bersama. Keamanan adalah kunci keberlanjutan pariwisata, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat Bali. Saya berharap dengan kebijakan ini, seluruh Pacalang dapat bekerjasama dengan aparat keamanan TNI-POLRI serta komponen keamanan lainnya," pungkasnya.

Lebih lanjut, Pacalang Bali memiliki peran strategis dalam mengimplementasikan kebijakan ini di tingkat akar rumput yaitu di Desa Adat. Oleh karena itu, Koster mengajak seluruh Pacalang agar terus meningkatkan kemampuan, memperkuat sinergi dengan aparat keamanan negara, serta selalu beradaptasi dengan perkembangan teknologi agar semakin efektif dalam menjalankan tugas pengamanan di wewidangan Desa Adat. 

"Saya juga mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung peran Pacalang, karena keamanan Bali bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau aparat keamanan, tetapi merupakan tanggung jawab bersama," imbuhnya. 

Acara yang digelar pertama kali tersebut diikuti oleh ribuan pecalang dari 1.500 Desa Adat di Bali, serta dihadiri oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Bali dan undangan terkait lainnya.

Pages