Denpasar, dewatanews.com - Dampak begadang tak hanya berpengaruh pada kesehatan tubuh. Kebiasaan ini juga dapat memengaruhi kehidupan seks, ingatan, serta penampilan. Selain lemas dan mengantuk pada siang hari, dampak jangka panjang akibat kekurangan tidur sangatlah nyata.
Seperti dilansir dari idikotadompu.org, sebagai Ikatan Dokter Indonesia yakni organisasi profesi kedokteran yang menaungi dokter di seluruh Indonesia, beberapa penyakit akibat begadang yang perlu diwaspadai diantaranya :
1. Gangguan Mental
Tubuh membutuhkan tidur agar dapat berfungsi dengan baik dan benar. Orang yang tidur cukup dapat lebih berkonsentrasi dan melakukan aktivitas secara produktif.
Kurang tidur dapat mengganggu kemampuan mental dan keadaan emosional. Kamu bisa berhalusinasi seperti melihat atau mendengar sesuatu yang sebetulnya tidak ada atau mengalami episode mania pada seseorang dengan gangguan bipolar.
2. Diabetes dan Penyakit Jantung
Saat tidur, sistem daya tahan tubuh memproduksi senyawa yang dapat melindungi tubuh dan melawan infeksi, seperti antibodi dan sitokin.
Kebiasaan begadang dapat mengganggu sistem daya tahan tubuh berfungsi maksimal, sehingga tubuh membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh dari penyakit. Penyakit akibat sering begadang yang dapat muncul adalah penyakit kronis, seperti diabetes dan penyakit jantung.
3. Obesitas
Kebiasaan begadang disertai makan berlebihan dan kurang berolahraga berisiko menyebabkan obesitas. Tidur memengaruhi kadar dua hormon, yakni leptin dan ghrelin, yang mengatur rasa lapar atau kenyang. Jika kurang tidur, Kamu akan merasa lelah untuk berolahraga.
Semakin lama Kamu kekurangan tidur, maka aktivitas akan semakin menurun sehingga berpotensi meningkatkan berat badan. Pasalnya, Kamu tidak membakar cukup kalori dan tidak membangun massa otot.
4. Stroke
Penyakit karena sering begadang lainnya yaitu stroke. Menurut keterangan dr. Devia Irine Putri, kurang tidur dapat memengaruhi tekanan darah.
Selanjutnya, tekanan darah yang meningkat bisa menyebabkan risiko strok dan serangan jantung. Tentunya penyakit ini dapat dicegah dengan memperhatikan gaya hidup, seperti kualitas serta kuantitas tidur.
5. Produksi Hormon Pertumbuhan Terganggu
Produksi hormon bergantung pada cukupnya waktu tidur. Untuk produksi hormon testosteron, dibutuhkan setidaknya tiga jam tidur yang tidak terputus. Namun, kalau Kamu sering terbangun pada malam hari, produksi hormon pun dapat terganggu.
Bahaya begadang juga dapat mengganggu produksi hormon pertumbuhan, terutama pada anak dan remaja, sehingga tubuh mereka bisa lebih pendek dan dampak lainnya. Hormon tersebut juga berfungsi untuk membangun massa otot dan memulihkan sel dan jaringan di dalam tubuh.
6. Penuaan Dini
Kekurangan tidur dalam beberapa malam akan menimbulkan mata bengkak, kulit pucat, garis halus pada wajah, serta lingkaran hitam di bawah mata.
Selain hormon kortisol yang semakin banyak diproduksi, kurang tidur juga membuat kolagen pada kulit dapat dipecah. Kolagen adalah protein yang menjaga kulit tetap halus dan elastis. Inilah alasan penuaan dini menjadi salah satu penyakit akibat begadang.
7. Penurunan Libido
Penyakit akibat begadang lainnya adalah penurunan libido. Kurang tidur membuat tubuh mudah lelah dan stres. Akibatnya libido pun bisa menurun. Beberapa penyebabnya yaitu kekurangan energi, rasa kantuk, serta bertambahnya rasa tegang akibat kekurangan tidur.
8. Infeksi Saluran Pernapasan
Penyakit yang disebabkan oleh begadang lainnya yaitu infeksi saluran pernapasan. Kurang tidur dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan Kamu lebih rentan terhadap masalah pernapasan, seperti influenza dan serangan virus lain.
Pada orang dengan penyakit paru-paru kronis, kurang tidur juga membuat keluhan dan kondisinya menjadi lebih buruk.
9. Penurunan Daya Ingat
Sistem saraf pusat adalah pusat informasi dari tubuhmu. Tidur diperlukan untuk membuat sistem saraf pusat tetap berfungsi dengan baik. Selama tidur, otak tetap sibuk dan membentuk jalur memori yang baru, sehingga Kamu siap untuk menghadapi dunia di pagi hari.
Kurang tidur mengganggu kemampuanmu untuk berkonsentrasi dan mempelajari hal-hal baru. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap fungsi memori jangka pendek dan memori jangka panjang.
10. Alzheimer dan Demensia
Perubahan pola tidur umum terjadi pada orang dengan penyakit alzheimer dan demensia. Mereka mungkin sering terbangun pada malam hari dan sulit untuk kembali tidur.
Studi menunjukkan bahwa pola tidur sejak muda dapat berkontribusi pada risiko demensia di kemudian hari. Kurang tidur atau tidur lebih lama dari rata-rata telah dikaitkan dengan kemungkinan lebih besar terkena demensia.
Namun, para peneliti kesulitan untuk menentukan apakah perubahan tidur ini berkontribusi pada penyakit atau hanya mencerminkan gejala awal.
11. Autoimun
Kurang tidur dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuatnya lebih mudah menyerang jaringan tubuh sendiri, yang merupakan ciri khas penyakit autoimun.
Kurang tidur sering dikaitkan dengan peningkatan kadar protein peradangan dalam tubuh. Peradangan kronis ini dapat memperburuk gejala penyakit autoimun.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com