Jembrana, dewatanews.com - Puncak upacara Karya Agung Bumi Sudha di Kabupaten Jembrana dilaksanakan di Krematorium Bahagia, Setra Segara Kerthi Desa Adat Pekutatan, Senin (30/12).
Rangkaian Kegiatan ini telah dimulai sejak Minggu 22 Desember 2024 hingga Puncak Karya Agung Bumi Sudha jatuh pada Soma Umanis Wuku Bala, 30 Desember 2024 (Tilem Sasih Kanem) yang dimulai pada pukul 06.00 WITA dan selesai pada 13.00 WITA.
Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengahadiri langsung upacara tersebut. Ia sangat mengapresiasi Desa Adat Pekutatan dan seluruh pihak yang terlibat atas kerja keras dan dedikasinya menyelenggarakan Karya Agung Bumi Sudha yang berjalan dengan lancar.
"Saya melihat pada hari ini sangat luar biasa, Astungkara semua prosesinya dilaksanakan dengan baik. Ini membuktikan bahwa setelah diserahkannya krematorium ini ke Desa Adat, pihak Desa Adat benar benar menjaga tata-titi, bala-bala yang ada disini sehingga semuanya berjalan dengan baik," kata Bupati Tamba
Sementara, I Made Ariasa selaku Bendesa Adat Pekutatan menyampaikan rasa terimakasih kepada Bupati Tamba karna telah hadir dalam Puncak Karya Agung Bumi Sudha di Krematorium Bahagia.
"Terimakasih kepada bapak Bupati karena telah hadir pada Puncak Karya Agung Bumi Sudha di Krematorium Bahagia. Semoga dengan dilaksanakannya upacara ini bisa menyucikan tempat ini, menyucikan Desa Adat Pekutatan, dan menyucikan seluruh Bali," ucapnya.
Lebih lanjut Made Ariasa menjelaskan, bahwa Bumi Sudha adalah salah satu upacara penting yang dilakukan umat Hindu Bali dimana kondisi alam sedang tidak baik atau saat alam dilanda banyak bencana dan penyakit. Tujuan upacara ini adalah memohon anugerah Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Hyang Dwa Rsi untuk menetralisir segala bentuk bencana yang terjadi sehingga alam di Bali kembali harmonis.
Bumi Sudha dilaksanakan serentak diseluruh Bali dimana ditingkat provinsi dilaksanakan di Pura Besakih-Karangasem, Pura Ulun Danu-Batur dan Pura Watu Klotok-Klungkung. Masing-masing mewakili unsur danau, unsur gunung, dan unsur laut. Sementara di tingkat kabupaten/kota dilaksanakan tempat suci yang sudah ditentukan paruman sulinggih PHDI setempat.
"Untuk di Kabupaten Jembrana dipusatkan di Krematorium Bahagia. Untuk tingkat desa dilaksanakan di masing-masing kahyangan tiga desa adat, dan tingkat rumah tangga dilaksanakan di sanggah/merajan, natar perumahan dan gerbang keluar masuk pekarangan rumah/lebuh," pungkas Made Ariasa.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com