Tanggapi Tingginya Kasus Bunuh Diri, Pj. Gubernur Bali Niatkan Pengadaan Sekolah Berwawasan Hindu - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

11/5/24

Tanggapi Tingginya Kasus Bunuh Diri, Pj. Gubernur Bali Niatkan Pengadaan Sekolah Berwawasan Hindu



Denpasar, dewatanews.com - Kasus bunuh diri di Bali tercatat dari tahun 2023 lalu menduduki tingkat tertinggi di Indonesia. Bahkan angkanya mencapai 3,07, jauh di atas Provinsi lainnya seperti Daerah Istimewa Yogyakarta di angka 1,58, Bengkulu 1,53, Jawa Tengah 1,2, Sulawesi Utara 0,90, Jawa Timur 0,58 dan Sumatera Barat 0,56. 

“angka bunuh diri di Bali saya rasa sangat memprihatinkan, sejumlah faktor yang kita anggap sepele, namun terkesan berat bagi mereka mulai dari korban bullying, permasalahan ekonomi hingga menderita sakit menjadi penyebab mereka lebih memilih jalan pintas tersebut. Perlu kita tekankan dan tanamkan melalui sosialisasi dan keilmuan yang mudah ditangkap oleh wargaBali, terutama mereka yang berada di garis perekonomian menengah ke bawah, dimana memilih jalan untuk bunuh diri itu tidak akan menyelesaikan masalah secara tuntas. Karena berakhir di dunia, belum tentu kita bisa masuk ke alam nirwana sesuai tempatnya Banyak malah setelah bunuh diri, jiwa atau arwah korban bunuh diri tidak dapat dibersihkan atau ditebus, sehingga akan mengalami kesakitan sepanjang tahun,” hal ini disampaikan Pj. Gubernur Bali, S.M. Mahendra Jaya saat menerima Audensi dari Ketua Ikayana (Ikatan Alumni Universitas Udayana) Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra dan rombongan, di Ruang Tamunya, Soma Kliwon Krulut, Senin (4/11).  


Lebih lanjut disampaikannya, menindaklanjuti hal dan kondisi ini, perlu menurut saya untuk memperbanyak pengadaan sekolah berwawasan Hindu, sehingga penanaman nilai-nilai moral, pendidikan agama dan pemahaman terhadap agama Hindu dapat dilakukan lebih fokus dan mendalam. 


Hal ini juga mengingatkan bahwa kasus bunuh diri tidak di tanggung oleh BPJS. "BPJS saat ini sesuai aturan dan regulasi dari pusat hanya menanggung seseorang saat mengalami gejala depresi, gangguan kejiwaan namun tidak menanggung saat terjadi cedera fisik akibat bunuh diri, hal ini tentu menambah beban bagi keluarga yang ditinggal oleh pelaku bunuh diri itu sendiri yang tentunya berdampak kurang baik terhadap perkembangan jiwa dan mental mereka," ungkap Mahendra Jaya.

Ketua Ikayana Bali, yang juga menjabat sebagai Anggota Dewan Perwakilan Daerah RI, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menambahkan bahwa angka bunuh diri memiliki record tertinggi sejak tahun 2023 lalu, sehingga kita sebagai Alumni salah satu perguruan tinggi negeri di Bali mampu memberikan kontribusi positif, untuk merubah Bali dan masyarakatnya untuk menjadi lebih baik, oleh sebab itu harus bergerak dan bukan hanya di blow up, tetapi mampu mensosialisasikan dimana pilihan bunuh diri bukan satu satunya cara menyelesaikan masalah.

Ditambahkannya juga, bahwa menenangkan jiwa dan menyehatkan mental menjadi hal utama yang dilakukan agar mampu menumbuhkan cara berpikir dan berperilaku yang rasional dan tertata. Karena seperti yang kita ketahui penyebab bunuh diri itu berasal dari sejumlah penyebab, mulai dari permasalah anak-anak disekolah, fenomena judi online, permasalahan rumah tangga dan sebagian juga permasalahan yang dialami oleh lansia yang mengalami penyakit kronis.

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com