Gianyar, dewatanews.com - Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Gianyar, Ida Ayu Ketut Surya Adnyani bersama stake holder terkait kunjungi Pekerja Migran Indonesia (PNI) asal Gianyar yang berhasil dievakuasi dari Lebanon, Ni Kadek Sriari asal Banjar Belusung Kaja, Desa Pejeng Kaja, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Rabu (9/10) siang.
Kunjungan ini sebagai bentuk kepedulian pemerintah kepada PMI yang telah ikut menyumbang devisa untuk negara.
Dek Sri sapaan akrabnya, merupakan satu dari tiga orang warga asal Bali yang berhasil dipulangkan ke Tanah Air dari Lebanon oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) akibat PERANG yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel.
Dalam kunjungannya, kadis Dayu Surya yg juga istri bupati gianyar periode 2018-2023 tersebut mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan oleh semua pihak-pihak terkait atas keberhasilan evakuasi pemulangan PMI asal gianyar.
“Dari informasi yang kami dapat dari Dinas Tenaga Kerja Provinsi Bali dan kordinasi yang dilakukan dengan Kementerian Luar Negeri. Salah satunya juga ada warga dari Gianyar,” kata Dayu Surya.
Hal tersebut sejalan dengan amanat Undang-undang Nomor 18 tahun 2017 tentang perlindungan pekerja migran Indonesia. “Atas dasar kordinasi yang begitu intens, sehingga kemarin warga kami sudah tiba di Bali dengan selamat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dirinya juga mewanti-wanti kepada kepala desa agar lebih berhati-hati memberikan rekomendasi bagi CPMI. “Karena ujung tombaknya ada di Desa, kami titip kedepanya kalau ada yang minta rekomendasi warga yang ingin bekerja keluar negeri, mohon berhati-hati lagi. Kalau tidak tahu bisa kontak kami di Disnaker melalui layanan terpadu satu atap terkait dokumen CPMI,” lanjutnya.
Hal ini, sejalan dengan Perda Kabupaten Gianyar Nomor 9 tahun 2021 tentang pelindungan pekerja migran krama gianyar.
Sementara itu, Dek Sri merasa sangat bersyukur sekaligus lega akhirnya berhasil pulang ke Gianyar dalam kondisi selamat. Namun demikian, Dek Sri mengaku masih trauma setiap kali mengenang suara dentuman bom. Meskipun tidak persis berada di titik konflik, dirinya mengatakan pernah melihat orang-orang bersenjata saling baku tembak.
Maka dari itulah, beberapa kali dirinya menyampaikan keinginannya untuk pulang, namun berkali-kali pula tidak digubris oleh bosnya karena kontrak kerjanya tertandatangani selama 2 tahun.
“Bos bilang gak apa-apa. Perang itu katanya sudah biasa disana,” ungkap Dek Sri. Namun baginya yang pertama kali mendengar ledakan bom, suasana tersebut dirasakan sangat mencekam.
Akhirnya dengan keberanian, Dek Sri bersama dua rekannya melapor ke KBRI di Lebanon agar bisa pulang.
“Kami melapor ke KBRI minta pulang. Kita kan baru pertama kali mendengar bom, jadi kita ketakutan dan minta pulang,” jelasnya.
Beberapa waktu setelah laporan tersebut lah pihak KBRI menjemput Dek Sri dkk di Beirut. Namun, Dek Sri dkk tak bisa membawa banyak barang. Sebagian ditinggal di tempat kerja.
“Yang terpenting bawa dokumen penting ada pakaian dan stok makanan yang masih di tempat kerja,” jelasnya. (DN - Sty)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com