Denpasar, dewatanews.com - Kelompok Ilmiah remaja (KIR) sudah saatnya mengadopsi teknologi kecerdasan buatan atau AI untuk mewujudkan penelitian inovatif. KIR yang merupakan organisasi ekstrakurikuler yang mewadahi remaja untuk mengembangkan kreativitas, ilmu pengetahuan, dan teknologi sudah selayaknya memanfaatkan teknologi dalam kegiatan penelitian guna membuka peluang baru yang belum pernah ada sebelumnya.
“KIR yang umumnya berisi peneliti belia, dapat menggunakan Ai untuk menganalisis data dalam jumlah besar dengan lebih cepat dan akurat. Ini sangat penting terutama untuk penelitian yang melibatkan analisis data kompleks, seperti studi sosial, kesehatan, dan lingkungan” kata Akademisi Universitas Warmadewa Dr. I Nengah Muliarta, S.Si., M.Si ketika menjadi narasumber dalam kegiatan Workshop Pengimbasan Prestasi Karya Ilmiah Remaja dan Seni yang diselenggarakan oleh SMPN 3 Denpasar pada Kamis (24/10)
Menurut Muliarta, AI juga memungkinkan peneliti untuk melakukan simulasi dan prediksi yang lebih baik. Misalnya, dalam penelitian tentang perubahan iklim, AI dapat digunakan untuk memprediksi dampak dari berbagai skenario yang mungkin terjadi. Dengan demikian, penelitian yang dihasilkan tidak hanya lebih relevan tetapi juga lebih aplikatif.
Muliarta menjelaskan bahwa KIR diharapkan dapat menjadi jembatan bagi siswa untuk memahami dan menerapkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan pendekatan berbasis AI, siswa dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam dan relevan.
Muliarta menekankan bahwa siswa harus berani mengeksplorasi ide-ide baru dan menerapkan teknologi terbaru dalam penelitian mereka. Dengan memanfaatkan AI, siswa dapat melakukan simulasi dan prediksi yang lebih akurat, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas penelitian yang mereka lakukan.
Penelitian berbasis AI yang dilakukan oleh KIR tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan kualitas pendidikan tetapi juga memberikan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Muliarta menyatakan bahwa hasil penelitian yang berkualitas dapat memberikan solusi terhadap berbagai masalah yang dihadapi masyarakat. “Dengan demikian, penelitian yang dilakukan oleh KIR tidak hanya bermanfaat bagi siswa dan akademisi tetapi juga bagi masyarakat luas” ujarnya.
Muliarta mengingatkan tentang tantangan yang mungkin dihadapi. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya pemahaman dan keterampilan di kalangan siswa dan guru dalam menggunakan teknologi AI. Oleh karena itu, pelatihan dan workshop seperti yang diselenggarakan oleh SMPN 3 Denpasar sangat penting untuk meningkatkan kapasitas siswa dan guru.
Sementara Kepala Sekolah SMPN 3 Denpasar, Ni Nengah Sujani, S.Pd., M.Pd mengatakan kegiatan workshop dilakukan merupakan upaya pengimbasan dan komitmen SMP Negeri 3 Denpasar dalam berbagai pengalaman dan ilmu khususnya dalam bidang KIR dan seni kepada sekolah lainnya. Dimana sebagai sekolah yang siswanya telah mampu meraih prestasi nasional dan internasional wajib mengimbas kepada sekolah lainnya dengan melibatkan sekolah se-Kecamatan Denpasar Utara seperti SMP Negeri 5 Denpasar, SMP Negeri 12 Denpasar dan SMP (SLUB) Saraswati 1 Denpasar.
“Workshop ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan pelatihan teknis tetapi juga untuk memperkuat kolaborasi antar sekolah. Saya yakin dengan semangat belajar dan kolaborasi kita semua dapat mencapai tujuan yang lebih tinggi. Kami akan merasa bangga jika berhasil menularkan kepada teman-teman” ungkapnya
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com