Denpasar, dewatanews.com – Keterlibatan aktif masyarakat dalam isu-isu lingkungan yang dihadapi oleh Provinsi Bali, sebagai pusat ekonomi pariwisata di Indonesia yang harus menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan keharmonisan alam dan budaya, telah mendorong belasan mitra pembangunan dalam Koalisi Bali Emisi Nol Bersih untuk menampilkan inisiatif dan inovasi untuk mengurangi emisi karbon dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat, melalui kegiatan Bali Beraksi untuk Iklim, yang berlangsung di Taman Inspirasi Muntig Siokan, Sanur, Denpasar, pada Rabu (18/9).
Acara ini didukung oleh Koalisi Bali Emisi Nol Bersih, yang didukung oleh World Resources Institute (WRI) Indonesia, Institute Essential Services for Reform (IESR), New Energy Nexus, dan CAST Foundation. Selain itu, acara ini juga menampilkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh mitra-mitra pembangunan lainnya, misalnya pameran dari BioSolar Farm yang menggabungkan energi terbarukan dengan pertanian, talkshow tentang pengembangan biorock dengan Biorock Indonesia, dan Griya Luhu yang menampilkan upaya pengelolaan sampah. Dalam acara ini, perwakilan masyarakat Desa Sanur juga hadir untuk membahas upaya-upaya yang akan dilakukan untuk mewujudkan kawasan rendah emisi.
Bali telah melakukan berbagai inovasi dan inisiatif di tingkat komunitas yang memiliki potensi besar untuk mendukung agenda net zero emission (NZE) Bali. Namun, meskipun terdapat upaya yang signifikan, masih ada berbagai tantangan yang menghambat kemajuan menuju Bali Emisi Nol Bersih 2045, antara lain kurangnya visibilitas inisiatif-inisiatif lokal, keterbatasan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, dan minimnya kolaborasi lintas sektor.
Saat ini, banyak inisiatif yang telah dilakukan oleh komunitas lokal seringkali tidak mendapatkan dukungan yang memadai. Oleh karena itu, Bali Beraksi untuk Iklim berusaha hadir sebagai sebuah platform strategis untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut.
“Visibilitas dan dukungan berkelanjutan sangat penting agar inisiatif-inisiatif ini dapat berkembang dan berkontribusi secara signifikan terhadap tujuan NZE Bali,” ujar Sofwan Hakim dari Koalisi Bali Energi Nol Bersih.
Di sisi lain, menurutnya, peran media juga sangat penting dalam menyebarkan pesan tentang pentingnya transisi menuju energi bersih dan ramah lingkungan, untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai upaya-upaya yang telah dilakukan dan dampak positif yang bisa dicapai melalui partisipasi aktif masyarakat.
Dalam pameran dan diskusi di Sanur ini, terdapat sejumlah inovasi dari lembaga-lembaga lingkungan yang sedang bekerja mendampingi warga untuk membumikan aksi pengurangan emisi di Bali, misalnya FabLab oleh Cast Foundation yang adalah Fabrikasi Laboratorium, ruang kreatif yang dilengkapi dengan berbagai macam peralatan digital untuk merancang dan membuat prototipe. Di Bali, FabLab berperan penting dalam mendorong inovasi dan kreativitas masyarakat untuk mengurangi emisi dalam pembuatan prototipe model produk jika dibuat di pabrik.
Ada juga pameran dari BioSolar Farm mengenai inisiatif yang yang menggabungkan energi terbarukan dengan pertanian. Mereka berupaya menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan dan mandiri energi. Dengan integrasi energi terbarukan dan pertanian, BioSolar Farm berhasil menggabungkan dua sektor penting, yaitu energi dan pertanian, menjadi satu sistem yang saling mendukung.
Griya Luhu juga hadir dan menampilkan inisiatif di bidang pengelolaan sampah di Bali. Mereka berhasil menggabungkan teknologi digital dengan pendekatan berbasis komunitas untuk menciptakan solusi yang inovatif dan berkelanjutan.
Biorock Indonesia, melalui talkshow memaparkan pengembangan biorock, yaitu struktur buatan yang menggunakan arus listrik untuk mempercepat pertumbuhan karang dan organisme laut. Di Pemuteran, Buleleng, sejumlah struktur bisa ditumbuhkan dari arus listrik dengan bahan baku sinar matahari dengan panel surya.
Selain itu, WRI Indonesia bersama dengan Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kota Denpasar serta Desa Adat Intaran dan Desa Sanur Kauh juga menginisiasi program kawasan rendah emisi di Sanur, Bali. Program ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk mewujudkan visi Bali sebagai wilayah dengan emisi nol bersih pada tahun 2045.
Dengan semangat yang sama, IESR bersama dengan Pemerintah Provinsi Bali membantu penyusunan Peta Jalan 100% Energi Terbarukan di Nusa Penida. Di antaranya inisiatif ambisius untuk menjadikan pulau Nusa Penida sebagai kawasan pertama di Bali yang sepenuhnya bergantung pada energi terbarukan.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com