Buleleng, dewatanews.com - Kendatipun di Kabupaten Buleleng cukup banyak berdiri lembaga pendidikan formal, baik negeri maupun swasta, lembaga pendidikan non formal juga tidak kalah dalam perannya mencerdaskan anak bangsa. Berdasarkan data yang ada di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, tercatat hingga tahun 2024 terdapat 11 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang berperan aktif membantu menyelamatkan masyarakat yang putus sekolah.
Berkesempatan hadir dalam podcast Bincang Komunikasi (B-Kom) Dinas Kominfosanti Kabupaten Buleleng, Dr. Ni Putu Ayu Hervina Sanjayanti, M.Pd selaku Kepala PKBM Widya Aksara bercerita banyak tentang perjalanan panjangnya meneruskan lembaga pendidikan non formal yang didirikan almarhum ayahnya pada tahun 2003, Selasa, (10/9).
Ayu Hervina menuturkan bahwasannya PKBM Widya Aksara mulai didirikan almarhum ayahnya, I Putu Miasa yang merupakan Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Atap Banjar pada tahun 2003, namun demikian ijin untuk dapat melakukan kegiatan belajar baru dikeluarkan Disdikpora Buleleng di tahun 2006.
“Almarhum ayah Saya memimpin PKBM Widya Aksara dengan menyelematkan anak-anak yang putus sekolah dan kurang mampu sampai dengan tahun 2010. Ayah berpulang dan keluarga serta tutor di PKBM menunjuk Saya untuk melanjutkan perjuangnya sebagai Kepala PKBM Widya Aksara,” terangnya.
Ayu Hervina menerangkan, PKBM Widya Aksara adalah lembaga pendidikan non formal yang menaungi pendidikan kesetaraan dan pendidikan keaksaraan di Kabupaten Buleleng. Pendidikan kesetaraan itu merupakan pendidikan kejar paket bagi anak-anak yang putus sekolah atau memutuskan untuk tidak mengenyam pendidikan karena kondisi ekonomi orang tua.
Sedangkan pendidikan keaksaraan adalah menyelamatkan masyarakat yang buta aksara. Ditegaskan bahwa pihaknya menerima masyarakat tanpa batas usia untuk dapat bergabung di PKBM Widya Aksara. Semua masyarakat, baik di usia sekolah, dewasa hingga orang tua.
Ditambahkan, menempuh pendidikan di PKBM Widya Aksara tidak dikenakan biaya alias gratis bagi anak usia sekolah sampai dengan masyarakat yang berusia 24 tahun. Usia di atas 24 tahun akan dikenakan biaya swadaya. Hal itu dapat dilakukan oleh Ayu Hervina berdasarkan anggaran pembiayaan yang dimiliki PKBM Widya Aksara yang bersumber dari Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) Reguler dan Kinerja yang diberikan oleh Pemerintah Pusat.
“Kami memiliki 13 tutor atau tenaga pengajar profesional, ijazah yang kami keluarkan juga setara lembaga pendidikan formal. Bahkan banyak lulusan PKBM Widya Aksara diterima di perguruan tinggi negeri maupun swasta,” ujarnya.
Ayu Hervina bersama tutor PKBM Widya Aksara berkomitmen menyelamatkan anak-anak yang tidak bisa mengenyam pendidikan formal dan menuntaskan program wajib belajar 12 tahun. Komitmen itu sudah berjalan sejak lembaganya mulai didirikan oleh almmarhum I Putu Miasa. Pihaknya menginginkan semua lulusan PKBM Widya Aksara tidak hanya bekualitas, berbudaya dan berkarakter, melainkan juga berdampak terhadap masyarakat.
Disinggung terkait raihan Juara I dalam Lomba Inovasi yang digelar Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Buleleng pada Agustus lalu, Ayu Hervina menerangkan raihan Juara I itu merupakan cerminan keberhasilan inovasi metode HATI (Hening, Amati, TIndaklanjut dan evaluasi) yang diterapkan dari tahun 2010 hingga sekarang ini. Pihaknya mengakui bahwasannya seluruh tutor selalu beradaptasi dan berinovasi dalam melakukan proses pembelajaran mengikuti hasil pengamatan langsung disekitar lingkungan.
“Kendatipun daerah terpencil atau pelosok, kami lakukan adaptasi dengan memanfaatkan aset dan kekurangan yang kami temui akan kami jadikan keuntungan. Misalkan dipelosok itu banyak hutan atau kebun, kami ajak langsung mereka kesana untuk pengenalan tumbuhan. Kami berikan barcode tiap tumbuhan yang isinya nama ilmiah dan keterangan lain,” ujarnya.
Tidak hanya itu, PKBM Widya Aksara juga menerapkan metode pembelajaran secara Daring (dalam jaringan) dengan tujuan lebih memaksimalkan jangkauan dan efektivitas belajar. Hal itu juga dilakukan untuk menjangkau siswa yang berasal dari luar Bali sekaligus membiasakan siswa untuk mengenal teknologi digital.
Kabar gembira pun disampaikan Ayu Hervina, PKBM Widya Aksara telah menerima bantuan hibah gedung yang berlokasi di Desa Tigawasa oleh Puspem Badung beberapa waktu lalu. Hibah gedung itu rencana diresmikan pada Oktober 2024 nanti dengan model bangunan 3 lantai. Pihaknya menuturkan bahwasannya sampai saat ini PKBM Widya Aksara masih menumpang di SD Negeri 2 Tigawasa dan lokasi Sekretariat berada di mes sekolah.
Pihaknya meyakini dengan keberadaan gedung baru PKBM Widya Aksara akan mampu meningkatkan lagi semangat dan komitmen dalam menyelamatkan dan menuntaskan program belajar 12 tahun bagi masyarakat yang putus sekolah dan buta aksara.
“Jika ada yang putus sekolah atau terjeda, bisa daftarkan diri ke PKBM yang tersebar di tiap kecamatan di Buleleng. Jika ingin bergabung ke PKBM Widya Aksara silahkan menghubungi saya 085 737 610 600 atas nama ayu herfina sanjayati atau website https://pkbmwidyaaksara.com,” pungkasnya.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com