Denpasar, dewatanews.com - Tim Pengabdi Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa memperkenalkan metode fermentasi terkendali sebagai upaya menghasilkan teh ong berkualitas. Teh“ong” adalah salah satu produk minuman probiotik khas Bali yang mulai sedikit produsen dan peminatnya. Padahal produk ini dapat dijadikan daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali karena rasanya yang khas menyerupai teh Kombucha.
Metode fermentasi terkendali yang diperkenalkan dalam pembuatan pembuatan the ong yaitu melalui teknik sterilisasi substrat, penggunaan starter dan pengayaan starter. Mengingat selama ini pembuatan the ong masih dilakukan secara tradisional dengan teknologi yang sangat sederhana dan sangat rentan kontaminasi.
“Cara pembuatannya juga tidak dilakukan secara higienis dan steril yang mengakibatkan kualitas produk teh “ong” kurang baik bahkan teh kadang tercemar dan berbau busuk. Stater yang digunakan juga cenderung digunakan secara berulang sehingga produk kurang terjamin kualitasnya” jelas Ketua Tim Pengabdi Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa (FP-Unwar)
Ir. I Wayan Sudiarta, MP saat ditemui di Denpasar pada Selasa (3/9/2024).
Menurut Sudiarta, pembuatan kombucha perlu memperhatikan beberapa hal karena melibatkan proses fermentasi. Pada proses tersebut memerlukan starter sebagai kultur kombucha. Penggunaan starter lebih dari 30% dapat meningkatan kadar keasaman, dan penambahan komposisi gula berpengaruh terhadap hasil kombucha.
“Teknologi Fermentasi yang terkendali menjadikan produk ini secara kualitas menjadi baik, umur simpan menjadi lebih lama dengan menerapkan teknik pengemasan yang baik dan keamanan produk bila dikonsumsi dapat dijamin oleh pembuatnya” ungkapnya
Ia mengungkapkan sampai saat ini Teh “Ong” hanya dijual di pasar tradisional dan warung-warung karena tidak mampu bersaing dengan produk minuman fermentasiyang lain, disamping itu produk Teh “Ong” ini tidak dilengkapi dengan P-IRT, sehingga tidak bisa masuk ke pasar modern.
Teh “Ong” Kombucha adalah jenis minuman probiotik yang dihasilkan dari proses fermentasi the. Mikroorganisme yang digunakan dalam proses fermentasi tersebut merupakan symbiosis bakteri dan jamur. Bakteri yang terdapat dalam SCOBY (Symbiotic Consortium of Bacteria and Yeast) yaitu bakteri Acetobacter xylinum. Sedangkan jamur yang hidup berdampingan dengan bakteri tersebut adalah jamur dari genus Saccharomyces, Zygosaccharomyces, Pichia, dan Brettanomyce.
Teh “Ong” atau Kombucha adalah minuman tradisional yang berasal dari timur laut Tiongkok pada masa Dinasti Tsin, sekitar 220 SM. Minuman ini mengandung senyawa yang berkhasiat untuk kesehatan, karena mengandung asam organik, mineral, vitamin, asam amino, dan senyawa aktif polifenol. Selain itu, teh “Ong” juga mengandung vitamin B1, B2, B6, B12, asam folat dan vitamin C, selain beberapa asam amino essensial, dan berbagai enzim penting yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh . Beberapa penelitian menunjukkan bahwa aktivitas biologi kombucha yaitu antioksidan, antimikroba, antidiabetes, antikanker (12), dan antiinflmasi (13).
Sudiarta mengakui pembuatan the ong dengan metode fermentasi terkendali telah disosialisasikan ke masyarakat, salah satunya disosialisasikan kepada PKK Merta Nadi, Banjar Lantangidung, Desa Batuan Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar pada Minggu, 1 September 2024 lalu. Sosialisasi dilakukan serangkaian implementasi Program Kemitraan Masyarakat (PKM).
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com