Gianyar, dewatanews.com - Tari Rejang Sari kini masih eksis keberadaanya dikalangan masyarakat Bali. Salah satunya di Tegallalang, Gianyar, tarian ini masih menjadi favorite setiap ada upacara.
Selain menjaga tradisi adat dan budaya, sejatinya Tarian Rejang Sari ini sebagai wujud "ngider buana", ataupun memendak saat upacara mulai digelar.
Seperti yang dipentaskan Kelompok PKK Desa Adat Talepud di Pura Puseh Bale Agung Desa Adat Patas, Taro, saat berlangsung upacara Puja Wali Kapat ( 18 Agustus 2024 ), ada enam belas penari ikut dilibatkan dalam sajian ini. Di Desa Adat Talepud, tarian jenis ini juga dipentaskan setiap digelar upacara hampir di seluruh Pura yang ada di desa adat setempat.
Demikian halnya saat akan "ngayah" ke pura diluar Desa Adat Talepud, tetap dipentaskan sesuai dengan pakemnya. Memiliki makna tersendiri, lengkapnya sajian "bebalian" ini memberi arti yang lebih untuk jalannya upacara ini.
Dipentaskan khusus oleh penari perempuan , berbalut busana khas Bali, selain tampak ayu, tarian ini sangat menarik menjadi tontonan bagi warga. Hanya saja, tergolong tarian sakral, Tari Rejang Sari hanya dipentaskan saat diadakan upacara khusus keagamaan.
Bendesa Adat Patas, I Wayan Mudin, secara khusus menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar besarnya, untuk semua pihak telah ikut "ngerombo" upacara di Desa Adat Patas.
"Titiang ngaturang sukme ping banget, ring prajuru, taler Krama Adat Talepud sampun sareng ngerombo karya driki," sambutnya.
Bahkan tidak hanya mementaskan Tarian Rejang Sari, khusus saaat upacara ini juga dipentaskan tarian lepas yang didukung sanggar Tabuh di Desa Adat Talepud.
Puja Wali Kapat di Desa Adat Patas, merupakan puja wali yang terkait dengan musim tanam padi. Diharapkan dengan digelarnya upacara ini akan memberikan makna bagi kesejahteraan warga setempat, khusunya terkait dengan bercocok tanam padi. (DN - Sty)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com