15 Musisi Ternama Bergabung dan Komitmen Antisipasi Krisis Iklim - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

7/2/24

15 Musisi Ternama Bergabung dan Komitmen Antisipasi Krisis Iklim



Gianyar, dewatanews.com - IKLIM (The Indonesian Climate Communications, Arts & Music Lab) tahun ini kembali kembali menggelar lokakarya dan berbagai kegiatan dengan menggandeng 15 musisi ternama termasuk didalamnya Efek Rumah Kaca, Voice Of Barceprot, dan Petra Sihombing.

Sejatinya Lokakarya ini bertujuan untuk mendorong adanya kolaborasi antara pelaku budaya, musisi pakar serta organisasi iklan dan lingkungan lingkungan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang krisis iklim untuk mendorong perubahan yang signifikan dan berkelanjutan.

Digelar mulai 1-5Juli 2024 Lokakarya bertema“Aktivisme Musik & Lingkungan” ini akan digelar di dibeberapa lokasi di Ubud, Gianyar, Bali.

Musisi dan band yang terlibat sebagai peserta dalam serangkaian kegiatan lokakarya Asteriska,Bsar,Daniel Rumbekwan,DJ Bachoxs, Down For Life, Efek Rumah Kaca, Jangar,Las, Matter Mos,Petra Sihombing, Poker Mustache, Rhosy Snap, The Vondallz, Voiceof Baceprot, dan Wake UpIris.

Peserta akan terlibat dalam sesi interaktif bersama organisasi iklim dan lingkungan serta pakar iklim.

Nova Ruth, musisi yang tergabung dalam IKLIM dan album kompilasi ‘sonic/panic’ yang dirilis tahun lalu bersama 13 musisi IKLIM lainnya, kini menjadi fasilitator yang akan berbagi tentang bagaimana Arka Kinari menyampaikan pesan krisis iklim melalui musik.

Nova Senin ( 1/ 07 ),“Musik memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan mendesak tentang krisis iklim, melalui IKLIM, kami bertujuan menginspirasi tindakan dan meningkatkan kesadaran melalui ekspresikreatif.” Ungkapnya.

IKLIM,yang didirikan pada awal 2023, bertujuan untuk menjawab tantangan krisis iklim yang mendesak dengan menyatukan musisi, seniman, organisasi lingkungan, dan pakar iklim.

Melalui musik dan seni, IKLIM mendorong masyarakat untuk terlibat dalam dialog dan bertindak menghadapi krisis iklim di Indonesia.

Inisiatif ini menekankan pentingnya transisi dari ketergantungan pada batu bara ke energi terbarukan, melindungi dan memulihkan ekosistem laut dan keanekaragaman hayati, serta meningkatkan praktik berkelanjutan diseluruh komunitas.

Selama lokakarya empat hari ini, peserta akan menjelajahi isu-isu krisis iklim, solusi energi terbarukan, dan dampak penggunaan batu bara terhadap polusi udara dan emisiCO2.

Selain itu, seluruh musisi juga akan berkesempatan untuk memperdalam keterampilan dalam menyusun narasi yang menarik tentang krisis iklim dan solusinya untuk mempengaruhi persepsi dan tindakan masyarakat.

Selain memperdalam pemahaman tentang krisis iklim, para musisi juga akan melakukan penanaman pohon bersama guna mengimbangi emisi karbon yang dihasilkan (carbon o ffsetting) dari perjalanan para musisi dari kota asalnya ke Bali.

Kegiatan penanaman pohon akan dilakukan diarea Gianyar sebagai langkah konkret untuk melestarikan ekosistem.

Rangkaian kegiatan lokakarya ini diharapkan dapat menginspirasi musisi untuk menggunakan platform mereka dalam menyebarkan pesan kesadaran lingkungan dan iklim melalui musik, pertunjukan, dan mediasosial dengan cara-cara kreatif dan berdampak.

Selai itu, diharapkan lokakarya ini tidak hanya mempererat kolaborasi antara musisi dan seniman, namub juga dengan organisasi iklim dan lingkungan.

Dengan demikian, musisi dan seniman dapat memperkuat kerja organisasi iklim dan membangun dukungan publik untuk reformasi serta implementasi kebijakan iklim di Indonesia. (DN - Sty)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com