Oleh : I Wayan Agus Widiyasa
Ketahanan pangan terus menjadi perhatian global yang serius bagi berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pangan tetap menjadi kebutuhan esensial yang vital bagi kelangsungan hidup manusia. Ketersediaan pangan dianggap sebagai hak dasar yang harus dipenuhi bagi setiap individu. Secara umum, ketahanan pangan merujuk pada kemampuan suatu negara untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi penduduknya secara berkelanjutan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Namun, di era modern ini, tantangan terhadap ketahanan pangan semakin kompleks dengan munculnya berbagai ancaman, salah satunya adalah limbah rumah tangga.
Limbah Rumah Tangga telah menjadi isu yang semakin mendesak dalam perbincangan global tentang ketahanan pangan. Meskipun dalam banyak kasus limbah rumah tangga ini dianggap sepele, kontribusinya terhadap total limbah nasional sangat signifikan. Limbah rumah tangga adalah sisa buangan yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga. Ini termasuk limbah cair seperti air deterjen, sabun, dan tinja, serta limbah padat yang berasal dari sisa makanan, kaca, plastik, dan alumunium. Limbah rumah tangga dapat mencemari lingkungan jika tidak ditanggulangi. Bidang Pertanian juga dapat akan sangat terdampak dari Limbah Rumah Tangga yang tidak ditanggulangi. Contohnya, pencemaran lingkungan, baik langsung maupun tidak langsung.
Limbah organik dan bahan kimia rumah tangga yang dibuang secara tidak benar dapat mencemari tanah dan air tanah. Dampak yang timbul dari limbah atau sampah rumah tangga terhadap kualitas air dan tanah juga bisa memiliki konsekuensi serius dalam jangka waktu yang panjang. Pencemaran air dan tanah yang disebabkan oleh limbah rumah tangga dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup, masalah kesehatan, dan kerugian ekonomi yang berkelanjutan. Sebagai contoh, pencemaran air bisa mengakibatkan penurunan pasokan air bersih yang aman untuk digunakan, sementara pencemaran tanah dapat menyebabkan penurunan produktivitas pertanian dan kerugian finansial bagi para petani.
Kontribusi Limbah Rumah Tangga terhadap total limbah nasional pada tahun 2021 mencapai 40,92%, yang setara dengan 30,91 juta ton. Peningkatan produksi limbah rumah tangga dapat mengancam ketahanan pangan global melalui polusi lingkungan, kerusakan ekosistem, dan potensi kontaminasi terhadap sumber daya alam yang digunakan untuk pertanian. Limbah rumah tangga memiliki pengaruh terhadap ketahanan pangan global. Sebanyak 30% dari makanan yang diproduksi global terdegradasi atau dibuang, yang berarti bahwa empat kali dari jumlah makanan yang dibutuhkan setiap tahunnya untuk menghilangkan kasus kelaparan global.
Menurut informasi dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sebanyak 19,45 juta ton sampah sepanjang tahun 2022. Dari total jumlah tersebut, sebanyak 39,63% merupakan kontribusi dari sampah yang berasal dari rumah tangga.
Indonesia sendiri menempati negara kedua penghasil sampah sisa makanan terbanyak di dunia setelah Saudi Arabia. Rumah tangga menjadi pusat penyumbang terbesar dari sampah makanan. Limbah makanan merupakan masalah global yang berkembang, membawa tantangan bagi ketahanan pangan, keamanan pangan, ekonomi, dan kelestarian lingkungan. Menurut FAO, sekitar sepertiga dari pangan dunia terdegradasi atau dibuang. Mengurangi limbah makanan rumah tangga sangat diperlukan untuk memberikan berbagai manfaat bagi manusia dan lingkungan termasuk mengurangi dampak ketahanan pangan global.
Ketahanan Pangan merupakan suatu keadaan di mana kebutuhan pangan bagi sebuah negara hingga tingkat individu terpenuhi sepenuhnya. Hal ini tercermin dari ketersediaan pangan yang mencukupi, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, serta memastikan keamanan, keberagaman, kandungan gizi yang cukup, distribusi yang merata, dan harga yang terjangkau, sambil tetap memperhatikan nilai-nilai agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, sehingga memungkinkan kehidupan yang sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Pengembangan ketahanan pangan dan gizi dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan berbagai sektor terkait.
Pendekatan ini bertujuan untuk mencapai ketersediaan pangan yang memadai melalui peningkatan produksi pangan dalam negeri dan perdagangan, serta mencapai stabilitas ketersediaan dan akses pangan di tingkat makro, menengah, dan mikro. Selain itu, juga penting untuk memastikan kualitas dan keamanan pangan yang mencukupi, serta jumlah konsumsi pangan yang memadai dengan dukungan infrastruktur yang ditingkatkan.
Ketahanan pangan global adalah keyakinan bahwa setiap negara memiliki kemampuan untuk memastikan akses terhadap pasokan pangan yang memadai melalui pengelolaan sumber daya pangan yang efisien, terutama dalam situasi bencana alam atau keadaan darurat yang dapat mengakibatkan kelangkaan pangan.
Menurut Global Food Security Index (GFSI), pada tahun 2022, indeks ketahanan pangan global mencapai 62,2 dari total skala 100. Angka tersebut menunjukkan penurunan dibanding periode sebelum pandemi, di mana pada tahun 2019, indeks ketahanan pangan global mencapai 62,6. Jika terdapat kesadaran terhadap dampak perdagangan terhadap ketahanan pangan dan gizi secara global di negara-negara di seluruh dunia, yang mendorong kerja sama dalam merancang kebijakan perdagangan dan investasi yang lebih baik guna mendukung pencapaian ketahanan pangan secara global.
Limbah rumah tangga memiliki dampak yang signifikan terhadap ketahanan pangan global. Pertama, limbah tersebut sering mengandung bahan kimia berbahaya dan polutan yang dapat mencemari tanah dan air. Akibatnya, kualitas tanah dan air irigasi yang digunakan untuk pertanian dapat terganggu, mengurangi kesuburan tanah dan meracuni tanaman, serta mengurangi hasil panen dan ketersediaan pangan.
Selain itu, limbah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari ekosistem alami, seperti sungai dan danau, mengganggu ketersediaan sumber daya alam yang penting untuk produksi pangan, seperti perikanan dan pertanian berbasis air. Hal ini dapat mengurangi produksi pangan lokal dan mengganggu ketahanan pangan suatu negara atau wilayah.
Selain itu, limbah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik juga dapat menyebabkan penyebaran penyakit dan meningkatkan risiko kesehatan masyarakat, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi ketahanan pangan. Terakhir, pembuangan limbah organik dari rumah tangga juga dapat berkontribusi pada perubahan iklim, melalui produksi gas rumah kaca seperti metana, yang dapat mengganggu pola cuaca dan musim tanam, serta mempengaruhi produksi pangan global dan regional.
Oleh karena itu, manajemen limbah rumah tangga yang efektif dan berkelanjutan sangat penting untuk meminimalkan dampak negatifnya terhadap ketahanan pangan global. Ini termasuk praktik-praktik seperti daur ulang, kompos, penggunaan sistem sanitasi yang aman, dan pembuangan limbah yang terkontrol.
Pengaruh limbah rumah tangga terhadap ketahanan pangan dunia merupakan isu yang membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak. Dengan meningkatnya urbanisasi dan perubahan pola konsumsi, produksi limbah rumah tangga di seluruh dunia terus meningkat, mencakup sisa-sisa makanan, kemasan plastik, dan bahan-bahan lainnya. Limbah ini tidak hanya menciptakan masalah lingkungan lokal, tetapi juga memiliki dampak global yang signifikan, seperti peningkatan emisi gas rumah kaca dan pencemaran lautan. Sementara itu, di banyak bagian dunia masih ada jutaan orang yang mengalami kelaparan atau kekurangan pangan, menciptakan ketidakseimbangan antara produksi dan akses pangan.
Meskipun beberapa negara dan organisasi telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah limbah rumah tangga melalui program daur ulang, kampanye pengurangan pemborosan makanan, dan inovasi teknologi, upaya ini masih belum mencukupi. Pentingnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mengelola limbah rumah tangga juga tidak dapat dipandang remeh, karena hal tersebut dapat membantu mengurangi dampak negatifnya dan membangun dunia yang lebih berkelanjutan dan berkeadilan secara pangan bagi semua orang.
Salah satu strategi yang efektif dalam mengatasi masalah ketahanan pangan adalah dengan fokus pada pengurangan limbah rumah tangga di semua tingkatan. Hal ini mencakup penerapan sistem pengelolaan limbah yang terintegrasi, termasuk pengurangan limbah, daur ulang, pemisahan limbah, dan pengolahan yang sesuai sebelum pembuangan. Penggunaan komposter untuk mengolah limbah dapur, seperti sisa makanan yang tidak dapat dikonsumsi lagi, juga merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah limbah rumah tangga.
Komposter adalah perangkat yang bertujuan untuk mengurai sisa makanan tersebut menjadi pupuk organik. Proses pengomposan ini tidak hanya mengurangi volume limbah dapur secara signifikan, tetapi juga menghasilkan pupuk yang bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman. Di samping itu, pentingnya pengolahan air limbah juga tidak bisa diabaikan. Limbah air rumah tangga, termasuk limbah dari kegiatan mandi dan mencuci pakaian, perlu diolah dengan baik sebelum dibuang ke lingkungan.
Selain itu, kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah yang baik harus ditingkatkan melalui pendidikan dan kampanye informasi. Melalui edukasi dan kampanye yang menyasar kesadaran akan pentingnya mengurangi pemborosan pangan, masyarakat dapat lebih memahami dampak negatif dari pemborosan makanan serta menerima dan mengadopsi praktik- praktik yang lebih berkelanjutan dalam mengelola dan menggunakan makanan dengan bijaksana.
Pemerintah juga harus mengadopsi kebijakan yang ketat terkait dengan pengelolaan limbah rumah tangga dan menegakkan peraturan untuk memastikan pemrosesan dan pembuangan limbah yang aman dan sesuai dengan regulasi lingkungan. Dengan demikian, dengan upaya yang terkoordinasi dan terarah, pengurangan limbah makanan dapat menjadi bagian integral dari strategi yang lebih luas untuk meningkatkan ketahanan pangan secara global, dengan potensi untuk mengurangi tekanan pada sumber daya alam dan mengurangi ketidaksetaraan dalam akses terhadap pangan.
Kesimpulan dari artikel ini menyoroti kompleksitas dan urgensi masalah limbah rumah tangga dalam konteks ketahanan pangan global. Limbah rumah tangga tidak hanya menciptakan masalah lingkungan lokal, tetapi juga memiliki dampak global yang signifikan terhadap produksi pangan, kesehatan masyarakat, dan kelestarian lingkungan. Pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga yang efektif dan berkelanjutan sangat ditekankan sebagai strategi kunci untuk menjaga ketahanan pangan global. Langkah-langkah konkret seperti pengurangan limbah, daur ulang, pengolahan limbah, dan kampanye kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah
menjadi sangat penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan ketahanan pangan. Selain itu, peran pemerintah dalam mengadopsi kebijakan yang ketat dan menegakkan peraturan terkait dengan pengelolaan limbah rumah tangga tidak bisa diabaikan. Diperlukan kerjasama lintas sektor dan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat untuk mencapai penanganan yang efektif terhadap masalah limbah rumah tangga. Dengan upaya yang terkoordinasi dan terarah, pengurangan limbah rumah tangga dapat menjadi bagian integral dari strategi yang lebih luas untuk meningkatkan ketahanan pangan global. Ini tidak hanya akan membantu mengurangi tekanan pada sumber daya alam, tetapi juga dapat membawa dampak positif dalam mengurangi ketidaksetaraan dalam akses terhadap pangan dan membangun dunia yang lebih berkelanjutan dan berkeadilan secara pangan bagi semua orang.
Referensi:
Badan Pangan Nasional. Indeks Ketahanan Pangan tahun 2022.
https://badanpangan.go.id/storage/app/media/2023/Buku%20Digital/Buku%20Indeks%20Ketaha nan%20Pangan%202022%20Signed.pdf
Rahman, defri, Dkk. “Identifikasi Food Waste Behavior Rumah Tangga dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Keluarga”. Jurnal Penelitian UPR : Kaharati, Vol 3. No.2, 55-62, September 2023
Hasibuan, Rosmidah. Analisis Dampak Limbah/Sampah Rumah tangga Terhadap Pencemaran Lingkungan Hidup. ISSN Nomor 2337-7216
Dinas PUPR Kabupaten Kulon Progo. Apa Itu Limbah Air Domseti? https://dpu.kulonprogokab.go.id/detil/34/apa-itu-air-limbah-domestik
Sunarsih, Elvi. (2014) Konsep Pengolahan Limbah Rumah Tangga dalam Upaya Pencegahan Pencemaran Lingkungan. Jurnl Ilmu Kesehatan Masyarakat. Vol. 5 No. 3
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com