Denpasar, dewatanews.com - Penjabat (Pj) Gubernur Bali S.M. Mahendra Jaya menerima audiensi Ketua Asosiasi Perdagangan Karbon Indonesia Riza Suarga, Senin (6/11).
Dalam pertemuan yang berlangsung di Ruang Rapat Adi Sabha Kantor Gubernur itu, Mahendra Jaya menyinggung manfaat ekonomi yang bisa diperoleh Bali terkait pengurangan emisi karbon yang cukup signifikan pada saat Nyepi yang rutin dirayakan setiap tahun.
"Kalau dihitung, Bali memberi sumbangan penurunan emisi karbon yang cukup besar. Belum lagi, perayaan nyepi yang dilaksanakan secara spesifik di sejumlah desa," ujarnya.
Kalau ada hitung-hitungan untuk memperoleh kompensasi, menurutnya Bali bisa memetik manfaat ekonomi dari kearifan lokal tersebut. Tentu saja, dana yang diperoleh itu nantinya bisa kembali dialokasikan untuk program lingkungan.
Terkait dengan emisi karbon, Mahendra Jaya menegaskan bahwa Bali punya target yang ambisius yaitu emisi nol pada tahun 2045. Untuk mencapai target zero emission itu, Pemprov Bali telah melakukan sejumlah upaya yaitu pengurangan penggunaan kendaraan berbahan bakar bakar minyak yang bersumber dari fosil.
“Kami terus mendorong pemanfaatan energi terbarukan,” cetusnya.
Selain itu, pengembangan pertanian organik juga menjadi bagian penting dalam upaya mewujudkan target zero emission.
Pada bagian lain, ia juga menyinggung potensi RDF (Refuse Derived Fuel) yang bisa dihasilkan dari pengelolaan sampah. Diinformasikan olehnya, belakangan ini Bali menghadapi persoalan sampah yang krusial.
"Kami memiliki TPA Suwung, luasnya 32 hektare dan ketinggian sampahnya saat ini telah sampai pada kisaran 30 s.d 40 meter," sebutnya.
Menurutnya, kebakaran yang terjadi di TPA Suwung menjadi pelajaran berharga dan merupakan dorongan bagi Daerah Bali untuk melakukan langkah progresif dalam penanganan sampah.
Secara khusus, Mahendra Jaya memberi perhatian pada Kota Denpasar yang setiap harinya rata-rata menghasilkan 900 ton sampah. Sejatinya pemerintah daerah telah menempuh sejumlah langkah guna menangani sampah di Kota Denpasar.
Langkah itu adalah dengan pembangunan tiga Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yaitu Kerthalangu, Padangsambian dan Tahura Ngurah Rai. Dari ketiganya, baru TPST Kerthalangu yang beroperasi dengan target bisa menampung 450 ton sampah setiap harinya. Hanya saja, saat melakukan kunjungan Jumat (3/11) lalu, ia memperoleh informasi bahwa TPST Kerthalangu baru menerima 50 ton sampah.
"Mereka berjanji, pada akhir tahun ini sudah bisa menerima 270 ton sampah," sebutnya.
Selain TPST, penanganan sampah di Kota Denpasar juga didukung oleh keberadaan 24 TPS3R yang sebagian sudah berjalan dengan baik. Menurutnya, jika seluruh TPST dan TPS3R di Kota Denpasar berfungsi dengan baik, maka beban TPA Suwung akan jauh berkurang. Terkait dengan pemanfaatan sampah yang menggunung di TPA Suwung, Mahendra Jaya menawarkan kerja sama dengan pengusaha yang tergabung dalam asosiasi perdagangan karbon. Kerjasama itu bisa dilakukan melalui Bali-Kerthi Development Fund.
Ketua Asosiasi Perdagangan Karbon Indonesia Riza Suarga menyambut baik harapan Bali memperoleh kompensasi terkait pengurangan emisi karbon saat Hari Raya Nyepi sebagaimana disampaikan Pj. Gubernur Mahendra Jaya. Kebetulan, pihaknya akan menggelar event Carbon Digital Conference di Bali pada tanggal 8 hingga 10 November mendatang. Kegiatan yang menargetkan 400 pengusaha karbon itu akan menghadirkan 50 pembicara dari berbagai negara. Ia berpendapat, momentum ini bisa dimanfaatkan oleh Bali untuk menindaklanjuti peluang memperoleh kompensasi pengurangan karbon.
“Di sana nanti akan banyak ahli yang hadir, mungkin nanti bisa dibantu untuk menghitung besaran kompensasi yang berhak diperoleh Bali,” imbuhnya.
Ia pun tertarik dengan peluang kerjasama dengan Bali-Kerthi Development Fund terkait pemanfatan tumpukan sampah di TPA Suwung menjadi bahan baku RDF.
Dalam pertemuan tersebut, Pj. Gubernur Bali didampingi Kepala Badan Pendapatan Daerah I Made Santha, Plh. Kepala BPKAD Bali I Wayan Serinah dan perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bali. Sedangkan Ketua Asosiasi Perdagangan Karbon Indonesia hadir bersama pejabat yang membidangi waste management carbon, konsultasi dan evaluasi carbon dan investor relations.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com