Gianyar, dewatanews.com - Kemiskinan masih menjadi menjadi konsentrasi tugas yang utama di Pemerintahan Kabupaten Gianyar. Ini terungkap saat Pj. Bupati Gianyar Dewa Tagel Wirasa menggelar pertemuan dengan sejumlah wartawan di halaman belakang Kantor Bupati Gianyar, Jumat (6/10).
Bertemu Wartawan, Pj Dewa Tagel Wirasa Bahas kebijakan anggaran tahun 2024 mengacu pada kebijakan anggaran yang telah ditetapkan bupati sebelumnya, Made Mahayastra.
Alasan ini karena penyusunan anggaran tahun 2024 telah dilakukan. Seperti diketahui, selama kepemimpinan Made Mahayastra, pola penyusunan anggaran selalu tepat waktu dan ditetapkan bersama DPRD lebih cepat. Salah satu kebijakan anggaran 2024 tersebut diantaranya kebijakan pembangunan GOR.
Terkait kemiskinan ekstrem yang disinggung Pj Gubernur Bali saat pelantikan dirinya, Pj Bupati Gianyar Dewa Tagel Wirasa menyebutkan dia bersama Sekda dan jajaran OPD langsung bertindak cepat.
Semua OPD turun ke desa binaan untuk melakukan verifikasi dan validasi data kemiskinan di Kabupaten Gianyar mencapai diatas 1℅.
Dimana data kemiskinan Gianyar sebenarnya sudah dibangun sebelumnya dengan melakukan verifikasi secara langsung oleh semua OPD by name by address dan dimasukkan dalam sistem aplikasi.
Setelah melakukan verifikasi dan validasi data kemiskinan ekstrem, Pj Bupati Dewa Tagel Wirasa mengatakan pihaknya menetapkan jumlah kemiskinan ekstrem di Gianyar sebanyak 48 KK. Dimana hal tersebut telah ditetapkannya dengan SK nomor 990/F-01/HK/2023 tentang Penetapan Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Keluarga Miskin Ekstrem di Kabupaten Gianyar. Pada surat keputusan pj bupati tersebut mencantumkan 48 kk lengkap dengan nama dan alamat. Setelah dikeluarkannya SK tersebut, Pj Bupati Dewa Tagel Wirasa bersama jajaran Pemkab Gianyar akan mengambil langkah-langkah untuk menanggulanginya.
“Dalam jangka pendek, 2 atau 3 bulan kedepan kemiskinan ekstrem di Gianyar akan kita berikan BLT dan selanjutnya kita evaluasi lagi langkah apa yg tepat kita lakukan untuk mengatasi ini, “ jelas Tagel Wirasa.
Ditambahkannya, bahwa KE di Gianyar didominasi oleh keluarga rentan yang tidak produktif sehingga tidak memungkinkan diberikan bantuan stimulus.
“Astungkara, sampai akhir tahun ini kita tuntaskan kasus Kemiskinan Ekstrem di Gianyar. Kita berharap bisa menangani, dengan baik. Saya masih cari celah regulasinya agar 48 KK ini bisa kita intervensi dalam jangka pendek, “tegasnya.
Penanganan Kemiskinan Ekstrem di Gianyar sebenarnya sudah dilakukaan oleh Bupati sebelumnya I Made Mahayastra yang telah memberikan berbagai bantuan kepada masyarakat, seperti jambanisasi, bedah rumah, BLT ataupun bantuan permodalan usaha dari Bangk Daerah Gianyar.
Hal berikutnya adalah tentang stunting. Hingga saat ini data stunting di Gianyar yang 6,3% jauh berada di bawah rata-rata Bali dan nasional. Angka 6,3% tersebut merupakan data prevalensi stunting tahun 2022. Sementara tahun 2021, prevalensi stunting Gianyar 5,1% menjadi yang terendah secara nasional. Kenaikan prevalensi stunting sebesar 1,2% ini, harus disikapi dengan serius oleh seluruh stake holder.
Harus dicari akar penyebab mengapa prevalensi stunting naik. Pihaknya bersama OPD terkait akan melakukan evaluasi pada program dan kegiatan penurunan stunting yang selama ini telah dijalankan tim percepatan penurunan stunting bersama stake holder. (DN - Sty)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com