Denpasar, dewatanews.com - Sampah merupakan sisa atau limbah hasil buangan dari produk atau barang yang tidak dipergunakan lagi. Walaupun sering dianggap tidak berguna, sampah melalui proses pengolahan sehingga dapat menjadi produk yang bernilai. Contoh sampah yang sering diolah menjadi produk berkualitas (bernilai) adalah sampah organik yang berasal dari sisa mahluk hidup seperti dari hewan dan tumbuhan. Sampah yang berasal dari sisa mahluk hidup memiliki ciri mudah terdekomposisi (terurai) secara alami menjadi materi organik yang lebih sederhana (Prihandarini, 2004).
Hingga saat ini pengolahan sampah merupakan masalah lingkungan yang cenderung sulit diatasi. Apabila sampah tidak ditangani dengan baik maka akan menimbulkan penumpukan sampah yang menjadi sumber penyakit, dan juga mempengaruhi keindahan alam sekitar. Berdasarkan hasil pencatatan Kementerian LH dan Kementerian Kehutanan . pada tahun 2021 jumlah penduduk Indonesia sebanyak jiwa akan menyimpan sampah sebanyak 21,88 juta ton.
Upaya yang dapat dilaksanakan untuk mengurangi dampak negatif pencemaran limbah adalah pembuatan produk dari sisa limbah organik rumah tangga; Eco Enzyme.Ide Eco Enzyme pertama kali dicetuskan di Thailand oleh Dr. Rosukon Poompanvong. Pembuatan Eco Enzyme menggunakan bantuan bakteri anaerob yang memfermentasikanlimbah organik menjadi bahan baku terbarukan, memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan limbah sebelum penanganan.
Eco Enzyme merupakan cairan zat organic kompleks serba guna hasil fermentasi limbah rumah tangga (umumnya sayuran dan buah) yang dibuat dengan menambahkan gula merah atau molase dan air dengan perbandingan masing- masing sebesar 1:3:10; pelaksanaan pembuatannya mencapai 3 bulan (90 hari). Eco Enzyme berfungsi sebagai pupuk cair organic yang dapat mengubah amonia menjadi nitrat dan memiliki hormon serta unsur hara yang berguna bagi tumbuh kembang tanaman(Neupane & Khadka, 2019). Selain itu, Eco Enzyme juga mampu mengolah limbah peternakan seperti sisa produksi susu karena mengandung enzim amilase, protase, danlipase (Arun & Sivashanmugam, 2015).
Prosedur pembuatan Eco Enzyme meliputi :
(1) menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
(2) menyiapkan wadah tong palstik yang dapat ditutup rapat; wadah ini berguna nantinya sebagai tempat fermentasi secara anaerob,
(3) memotong kecil-kecil limbah buah dan sayuran kemudian dicampur secara merata, memasukkan bahan dengan perbandingan 1:3:10 (gula cair:buah dansayuran:air) yang terdiri atas 3 kg buah dansayur, 1 kg gula cair, dan 10 liter air ke dalam wadah yang telah disiapkan,
(4) mengaduk semua bahan hingga tercampur merata kemudian tutup wadah plastik dengan rapt agar tidak ada udara yang masuk,
(5) wadah disimpan pada tempat yang aman,
(6) bahan dalam wadah difermentasikan selama 3 bulan pada bulan pertama akan menghasilkan gas, sehingga wadah perlu dibuka dan bahan perlu diaduk, selanjutnya pada bulan ketiga produk sudah menghasilkan enzim yang siap digunakan.
Eco Enzyme memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Pembersihan rumah tangga: Eco Enzyme dapat digunakan sebagai pembersih alami yang efektif untuk membersihkan permukaan seperti lantai, kamar mandi, dan dapur. Ia dapat membantu menghilangkan noda, bau, dan kuman tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya.
2. Pertanian organik: Eco Enzyme dapat digunakan sebagai pupuk organik yang membantu memperbaiki kualitas tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Ia dapat membantu meningkatkan ketersediaan nutrisi dalam tanah dan mengurangi penggunaan pupuk kimia.
3. Pengolahan limbah: Eco Enzyme juga dapat digunakan untuk mengolah limbah organik, seperti sisa makanan atau sampah dapur. Ia dapat membantu mengurangi bau, mempercepat dekomposisi, dan menghasilkan pupuk organik yang berguna untuk tanaman.
Meskipun Eco Enzyme memiliki manfaat yang beragam, penting untuk diingat bahwa penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk dan dosis yang tepat. Juga, hasil dan efektivitasnya dapat bervariasi tergantung pada kondisi dan kebutuhan spesifik.
Eco enzim juga dapat digunakan sebagai kompos dengan bahan-bahan sebagai berikut:
1) kohe ayam 10 karung,
2) daun gamal 3 karung,
3) rumput bunga putih/daun crolema 3 karung,
4) batang pisang 1 karung, 5 ) 5 karung sekam padi,
6) 1 botol enzim ekologi murni,
7) 1 botol molase dan
8) air. Alat yang digunakan adalah 2 buah sekop, 2 buah ember, 1 buah kanvas ukuran 4x6 dan 1 buah alu.
Cara pembuatannya dengan cara dicincang seluruh bahan lalu dicampur dengan 10 kg dedak halus. Campurkan 10 liter air dengan 4 sendok makan molase, 2 sendok makan EM4 dan 2 sendok makan EE murni, aduk rata hingga adonan homogen, lalu tuang gempor ke dalam adonan. Campurannya tidak boleh terlalu basah atau terlalu kering. Kemudian adonan digulung menjadi persegi panjang setinggi 40 cm, ditaburi dedak halus dan ditutup hingga terfermentasi selama 2 minggu. Setelah 2 minggu, kanvas dibuka dan dibiarkan dingin selama 1 hari, baru bisa digunakan sebagai media tanam. Tanda-tanda bokasi siap digunakan adalah tidak berbau dan tampak jamur di atasnya berwarna putih dan berwarna kecoklatan.
Eco enzim dalam pertanian sangat menjanjikan dan memiliki potensi besar untuk meningkatkan keberlanjutan dan produktivitas sektor pertanian. Eco enzim adalah produk yang mengandung enzim mikroba alami yang dapat membantu mempercepat proses perombakan bahan organik dan meningkatkan kualitas tanah. Salah satu manfaat utama penggunaan eco enzim dalam pertanian adalah kemampuannya untuk meningkatkan kualitas tanah.
Enzim mikroba dalam eco enzim dapat membantu mengurai bahan organik yang ada di dalam tanah menjadi nutrisi yang lebih mudah diserap oleh tanaman. Dengan demikian, eco enzim membantu meningkatkan kesuburan tanah dan kualitas pertumbuhan tanaman. Selain itu, eco enzim juga dapat membantu mengurangi kebutuhan akan pupuk kimia yang berbahaya bagi lingkungan.
Penggunaan eco enzim dalam pertanian juga dapat membantu mengatasi masalah tanah yang tercemar atau terdegradasi. Enzim mikroba dalam eco enzim dapat membantu menguraikan polutan dan racun yang ada di dalam tanah, sehingga mengembalikan kesehatan dan kesuburan tanah. Hal ini sangat penting dalam menghadapi permasalahan lingkungan seperti polusi tanah dan pencemaran logam berat.
Selain itu, eco enzim juga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air dalam pertanian. Dengan meningkatkan kualitas tanah, eco enzim membantu meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan air dan mengurangi kehilangan air melalui penguapan. Hal ini membantu petani mengurangi kebutuhan akan irigasi yang berlebihan dan meminimalkan penggunaan air tanah yang terbatas.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan eco enzim dalam pertanian tidak bisa menjadi satu-satunya solusi untuk semua masalah pertanian. Eco enzim harus digunakan sebagai bagian dari pendekatan yang holistik dan berkelanjutan dalam pertanian. Penggunaan eco enzim harus tetap mengikuti dosis yang direkomendasikan dan dilakukan dengan bijak untuk menghindari dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia.
Secara keseluruhan, penggunaan eco enzim dalam pertanian adalah langkah yang positif menuju pertanian yang lebih berkelanjutan, ramah lingkungan, dan produktif. Dengan meningkatkan kualitas tanah, mengurangi penggunaan pupuk kimia, dan meningkatkan efisiensi penggunaan air, eco enzim dapat membantu meningkatkan produktivitas pertanian sambil menjaga kelestarian lingkungan.
Namun, penting untuk terus melakukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut untuk memastikan efektivitas dan manfaat jangka panjang dari penggunaan eco enzim dalam pertanian.
Artikel Opini oleh : I Kadek Adi Wiguna
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com