Pemanfaatan Limbah Pertanian Sebagai Pakan Ternak - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

10/31/23

Pemanfaatan Limbah Pertanian Sebagai Pakan Ternak


Denpasar, dewatanews.com - Pakan merupakan salah satu faktor terpenting, dalam semua usaha peternakan, baik ternak ruminansia maupun ternak unggas. Besarnya pengaruh pakan terhadap produksi menyebabkan biaya yang dikeluarkan untuk pakanpun tidak bisa dianggap ringan. Sekitar 60 – 80 % dari keseluruhan biaya produksi ditentukan oleh faktor biaya pakan Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengganti bahan pakan yang relatif mahal dengan bahan yang relatif murah namun tetap memperhatikan nilai gizi dan ketersediaan bahan pengganti. Suplai bahan baku pakan ternak sebagian besar masih tergantung dari bahan impor, seperti jagung kuning, bungkil kedelai, Permasalahan yang sering muncul adalah bila terjadi gejolak harga terhadap bahan baku tersebut. Ketergantungan bahan baku pakan impor sebetulnya tidak perlu terjadi bila pengadaan bahan pakan secara nasional bisa diatasi. Hal tersebut bisa disiasati dengan penyediaan bahan baku pakan lokal atau menggantikan sebagian bahan baku pakan tersebut dengan bahan substitusi.

Selain itu, bahan baku pakan atau pakan yang diberikan kepada ternak haruslah terjamin mutu dan keamanannya, begitu pula cara pembuatannya juga harus sesuai dengan kebutuhan ternak. Hal tersebut bertujuan agar pakan yang dikonsumsi ternak tidak berbahaya dan tidak merugikan ternak, sehingga dapat merugikan peternak itu sendiri. Kebutuhan pakan ternak yang ada diwilayah Kabupaten Bangli saat ini dipenuhi peternak dengan memanfaatkan rumput alam yang tumbuh disekitar peternakan mereka. Hanya sedikit peternak yang telah menanam rumput unggul seperti rumput gajah Sedangkan untuk ternak unggas, pakan yang diberikan sebagian besar didatangkan dari luar daerah. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut diatas, salah satunya adalah dengan mencari alternatif pakan pengganti sehingga dapat menekan biaya produksi yang harus dikeluarkan.

KEBUTUHAN PAKAN TERNAK

Keberhasilan usaha peternakan ditentukan oleh kondisi pakan yang diberikan kepada ternak. Pakan yang diberikan bukan hanya untuk mengatasi rasa lapar tetapi juga harus benar-benar bermanfaat untuk kebutuhan hidup, membentuk sel-sel baru, menggantikan sel-sel yang telah rusak, dan untuk berproduksi.
Pakan ternak dapat digolongkan menurut asal, fungsi dan bentuk fisiknya :

1. Menurut asalnya, pakan ternak dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu, pakan yang berasal dari hewan dan pakan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

2. Menurut fungsinya, pakan ternak dapat digolongkan menjadi delapan kelompok, yaitu : hijauan kering, hijauan segar atau pasture, silase, pakan sumber energy, pakan sumber protein, pakan sumber mineral, pakan sumber vitamin, dan pakan tambahan.

3. Menurut bentuk fisiknya, pakan ternak dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu makanan berbutir, makanan berbentuk tepung, dan makanan berbentuk cairan.

Dalam memilih bahan pakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain :

1. Mengandung zat gizi / nutrisi yang dibutuhkan ternak
2. Mudah diperoleh dan sedapat mungkin terdapat didaerah sekitar sehingga tidak menimbulkan masalah ongkos transportasi dan kesulitan mencarinya.
3. Terjamin ketersediaannya sepanjang waktu dan dalam jumlah yang cukup.
4. Disukai oleh ternak.
5. Harga bahan pakan terjangkau.
6. Bahan pakan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia.
7. Tidak mengandung racun dan tidak dipalsukan.

LIMBAH PERTANIAN SEBAGAI PAKAN TERNAK

Pakan dalam melakukan usaha budidaya ternak, merupakan salah satu sarana produksi yang amat penting dan sangat strategis, karena kecukupan dan mutunya yang secara langsung berkorelasi dengan performan ternak. Keterbatasan pakan dapat menyebabkan daya tampung ternak pada suatu daerah menurun atau dapat menyebabkan gangguan produksi dan reproduksi. 

Hal ini dapat diatasi bila potensi pertanian/industri maupun limbahnya dapat dioptimalkan penggunaannya sebagai bahan pakan ternak. Penggunaan bahan pakan alternatif sebaiknya mempertimbangkan beberapa hal, antara lain bahan pakan tersebut tersedia dalam satu tempat dalam jumlah yang banyak, sehingga untuk memperolehnya tidak membutuhkan biaya yang besar.

Berbagai hasil ikutan pertanian dapat dijadikan sebagai sumber bahan pakan baru baik untuk ternak ruminansia maupun ternak unggas. Sumber limbah pertanian diperoleh dari komoditi tanaman pangan, dan ketersediaanya dipengaruhi oleh pola tanam dan luas areal panen dari tanaman pangan di suatu wilayah.

1. Tanaman Padi
Padi (beras) merupakan salah satu makanan pokok di Indonesia. Pemanfaatan padi sebagai pakan ternak terutama ternak unggas sangat bersaing dengan kebutuhan manusia. Akan tetapi limbah dari tanaman padi sangat berpotensi untuk dijadikan pakan ternak. Limbah tersebut berupa jerami, dedak, dan bekatul.

2. Tanaman Jagung
Setelah produk utamanya dipanen hasil ikutan tanaman jagung dapat dijadikan sebagai pakan ternak ruminansia, yaitu berupa jerami, klobot dan tongkol jagung baik sebelum atau sesudah melalui proses pengolahan.Jumlah produk ikutan jagung dapat diperoleh dari satuan luas tanaman jagung bahan kering per hektar yang mampu menyediakan bahan baku sumber serat/pengganti hijauan untuk 1 satuan ternak.

3. Tanaman Ubi Kayu
Tanaman ubi kayu merupakan makanan pokok nomor tiga setelah padi dan jagung di Indonesia.Tanaman ini merupakan tanaman tropis yang potensial dan sangat penting sebagai pakan ternak sumber energi dan protein dalam jumlah besar.Limbah tanaman ubi kayu yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :

• Berasal dari lahan pertanian, berupa daun ubi kayu setelah masa panen. Produksi biomass hijauan ubikayu terdiri atas daun, tangkai daun dan batang.

• Berasal dari pabrik pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka atau industri makanan berupa kulit ubi kayu, potongan-potongan yang tidak bisa masuk ke mesin penggiling dan onggok. Akan tetapi penggunaan umbi dan daun ubi kayu dalam ransum ternak cukup terbatas dikarenakan adanya faktor pembatas berupa racun asam sianida (HCN). Beberapa proses pengolahan yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar HCN dalam ubi kayu adalah pengeringan, perendaman, perebusan, fermentasi dan kombinasi proses-proses ini kandungan HCN dapat diturunkan dengan pengeringan, perebusan atau penambahan metionin atau senyawa lain yang mengandung sulfur. 

Penggunaan ubi kayu dalam ransum ternak unggas sebesar 5-10% dan untuk ternak ruminansia sebesar 40-90% Limbah dari tanaman ubi kayu yang merupakan hasil sampingan dari industri tapioka adalah onggok. Onggok memiliki nilai gizi sedikit lebih rendah dari ubi kayu, akan tetapi mempunyai kandungan BETN yang relatif tinggi sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku pakan sumber energi bagi ternak.

4. Tanaman Lainnya
Limbah pertanian lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan pendukung untuk ternak terutama ternak ruminansia antara lain kulit buah nanas, bungkil kacang tanah, pucuk tebu, jerami kedele, jerami ketela rambat, jerami kacang tanah serta limbah berupa sayur-sayuran yang sudah tidak termanfaatkan untuk manusia.

Limbah-limbah pertanian tersebut rata-rata memiliki kandungan serat kasar yang tinggi, namun ketersediaannya cukup melimpah dialam sehingga perlu adanya pemanfaatan yang lebih lanjut dengan sentuhan teknologi yang dapat mengubah bahan baku tersebut menjadi pakan bergizi dan sumber energi bagi ternak sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan terutama ternak ruminansia.

Artikel Opini oleh : I Kadek Sudiadnyana

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com