Buleleng, dewatanews.com - Penjabat (Pj) Bupati Ketut Lihadnyana menginginkan adanya Sekolah Adiwiyata pada setiap kecamatan di Kabupaten Buleleng. Guna memasifkan pergerakan untuk membangun perilaku dan budaya lingkungan hidup di sekolah.
Hal itu disampaikannya saat menerima audiensi dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gede Melandrat, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) I Made Astika beserta para kepala sekolah penerima anugerah Sekolah Adiwiyata Nasional dan Mandiri tahun 2023 di Rumah Jabatan Bupati Buleleng, Senin (23/10).
Lihadnyana menjelaskan sistem sekolah adiwiyata ini layaknya multi level marketing (MLM). Satu sekolah harus bisa mengimbaskan atau memberi pendampingan dan memberikan pembinaan kepada sekolah lainnya. Oleh karena itu, Lihadnyana menginginkan sekolah adiwiyata ada pada setiap kecamatan di Kabupaten Buleleng. Jika SMP, bisa menularkan kepada SMP lainnya atau SD yang ada di sekitarnya.
“Sehingga jejaringnya bisa lebih luas dan kegiatan yang dilakukan bisa lebih masif. Dengan begitu, akan semakin banyak sekolah yang peduli dengan lingkungan,” jelasnya.
Berbagai upaya yang dilakukan oleh sekolah-sekolah untuk menuju adiwiyata ini sudah mengarah dan bahkan telah menerapkan kepada Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS). Namun, Pj Bupati yang juga Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Provinsi Bali ini juga meminta agar tanaman yang ditanam di halaman sekolah adalah tanaman yang bisa dikolaborasikan dengan program lainnya seperti penanganan stunting (tengkes).
“Hal tersebut akan lebih bermanfaat. Termasuk juga penanaman tanaman obat keluarga yang bisa menjaga kesehatan,” ujar Lihadnyana.
Mengenai keinginan dari Pj Bupati tersebut, Kepala DLH Gede Melandrat menyebut keinginan tersebut sudah sejalan dengan yang sudah dilakukan DLH sebagai Pembina sekolah adiwiyata di kabupaten. Saat ini, sekolah adiwiyata sudah ada di setiap kecamatan. Baik itu sekolah adiwiyata tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi. Tentunya, sekolah-sekolah tersebut akan terus dibina untuk meraih sekolah adiwiyata di tingkatan berikutnya.
“Termasuk menjadi sekolah adiwiyata nasional dan mandiri. Sehingga bisa memberikan pengaruh kepada sekolah lain,” sebutnya.
Dirinya menambahkan DLH terus bergerak seiring perkembangan yang ada di sekolah-sekolah. DLH sebagai pemimpin dalam pembinaan untuk memasifkan perilaku dan budaya lingkungan hidup di masing-masing sekolah.
“Ini juga memotivasi kami di DLH untuk terus memandu sekolah-sekolah agar budaya lingkungan hidupnya tetap terjaga,” imbuh Melandrat.
Seperti diketahui, ada tiga sekolah di Kabupaten Buleleng yang meraih Anugerah Sekolah Adiwiyata Mandiri. Sesuai dengan SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI Nomor SK.1062/MENLHK/P2SD.2M/10/2023, ketiga sekolah tersebut adalah SD Negeri 1 Tajun, SMP Negeri 1 Singaraja, dan SMP Negeri 3 Singaraja.
Sedangkan, sesuai dengan SK Menteri LHK RI Nomor SK.1061/ MENLHK/P2SD.2M/10/2023, ada empat sekolah yang meraih Sekolah Adiwiyata Nasional yaitu SMP Laboratorium Undiksha, SMP Negeri 2 Banjar, SMP Negeri 4 Sukasada, dan SD Negeri 4 Pemuteran.
Penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional Dan Adiwiyata Mandiri tersebut diserahkan langsung oleh Menteri LHK RI Siti Nurbaya Bakar pada hari Selasa, 17 Oktober 2023 kepada sekolah penerima di Auditorium Manggala Wanabhakti Kementerian LHK.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com