Berkah Limbah Organik Perkotaan Untuk Pertanian - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

10/31/23

Berkah Limbah Organik Perkotaan Untuk Pertanian



Denpasar, dewatanews.com - Jumlah limbah di perkotaan semakin meningkat seiring dengan penambahan jumlah penduduk. Beberapa kota dengan produksi limbah tertinggi di Indonesia, yaitu Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, dan Surakarta. Limbah organik di perkotaan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pupuk kompos atau pupuk organik serta bahan pembuatan bioenergi.

Pengelolaan Sampah Perkotaan
Kenaikan jumlah populasi manusia, taraf ekonomi, dan perkembangan industri telah mengubah kualitas dan kuantitas sampah perkotaan yang dihasilkan (Baawain et.al, 2017). Tingginya jumlah sampah perkotaan menjadi tantangan terbesar yang harus dihadapi oleh daerah perkotaan di seluruh dunia. (Krishna dan Manickam, 2017). 

Jumlah sampah kota yang semakin banyak harus diimbangi dengan pengelolaan sampah perkotaan yang baik. Perencanaan pengelolaan sampah perkotaan sendiri merupakan cabang pengelolaan lingkungan yang berfokus pada pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang sampah atau 3R (Reduce, Reuse, Recycle) serta pembuangan yang diatur agar menimbulkan sesedikit mungkin dampak sosio ekonomi dan biofisika (Batool dan Nawaz, 2009).

Pada umumnya, pengelolaan sampah di Indonesia masih menggunakan cara berupa menggunakan landfill. Proses landfilling merupakan metode pengurugan sampah ke dalam tanah, dengan menyebarkan sampah secara lapis demi lapis pada sebuah lahan yang telah disiapkan, kemudian dilakukan pemadatan dengan alat berat dan pada hari akhir operasi, urugan sampah tersebut ditutup dengan tanah penutup (Damanhuri dan Padmi, 2010). Sementara Ghosh dan Hasan (2012) menyebutkan bahwa landfilling adalah proses menempatkan sampah padat atau semi padat ke dalam tanah, memadatkannya dan menutupnya dengan material yang cocok agar sampah terisolasi dari lingkungan.

Limbah atau sampah merupakan sisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan, baik karena diambil bagian utamanya atau karena sudah tidak ada manfaatnya ditinjau dari aspek pencemaran atau gangguan kelestarian lingkungan. Limbah dapat dibedakan menjadi limbah organik dan anorganik.

Limbah anorganik adalah limbah yang dihasilkan dari bahan non hayati, baik sintetik maupun hasil proses teknologi bahan tambang. Limbah keras yang berasal dari perkotaan adalah plastik dan keramik. Adapun limbah keras anorganik hanya dapat dihancurkan dengan metode penghancuran tertentu, seperti pemanasan atau pembakaran. Selain plastik dan keramik, contoh limbah keras anorganik adalah kaca, paku berkarat, dan bekas kaleng.

Adapun Limbah organik perkotaan merujuk pada limbah yang berasal dari sisa-sisa organik atau bahan-bahan yang bisa terurai secara alami dari kegiatan sehari-hari di lingkungan perkotaan. Ini mencakup sisa makanan, daun kering, sisa-sisa tumbuhan, serpihan kayu, kertas, dan sebagainya. Limbah organik ini dapat membusuk atau terurai secara alami dalam kondisi lingkungan tertentu.

Definisi Sampah Perkotaan
UU Nomor 18 Tahun 2008 menjelaskan bahwa sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan / atau proses alam yang berbentuk padat. Lebih jauh lagi, Damanhuri dan Padmi (2010) mendefinisikan sampah sebagai semua buangan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dan hewan yang berbentuk padat yang dibuang karena tidak diinginkan kembali.
Sudibyo et.al (2017) menjelaskan bahwa sampah perkotaan merupakan keseluruhan sampah yang diambil dari daerah perkotaan. Fischer dan Crowe dalam Sahimaa et.al (2015) menjelaskan bahwa sampah perkotaan dapat berasal dari sampah yang berasal dari rumah tangga maupun sampah sejenis sampah rumah tangga yang berasal dari aktivitas komersial, perkantoran, institusi seperti sekolah dan pertokoan yang membuang sampah pada fasilitas yang digunakan dalam membuang sampah yang kemudian akan dikumpulkan oleh kota.

Timbulan dan Komposisi Sampah
Semua orang setiap harinya pasti menghasilkan sampah. Menurut Christina et. al (2015) bahwa seiring bertambahnya jumlah penduduk dan semakin bervariasinya aktivitas manusia berakibat jumlah dan variasi sampah yang semakin meningkat.

Dewilda dkk (2013) menjelaskan bahwa timbulan sampah merupakan volume atau berat sampah yang dihasilkan dari jenis sumber sampah (perumahan, komersil, perkantoran konstruksi dan pembongkaran, industri, dan pertanian) di suatu wilayah tertentu per satuan waktu. Timbulan sampah bisa dinyatakan dengan satuan volume atau satuan berat (Damanhuri dan Padmi, 2010).

Dewilda dkk (2013) menjelaskan bahwa komposisi sampah merupakan penggambaran dari masing-masing komponen yang terdapat pada buangan padat serta distribusinya yang dinyatakan dalam % berat baik % berat besah maupun % berat kering. Komposisi sampah dapat dikelompokkan menjadi beberapa yakni
sampah organik dan sampah anorganik. Penentuan komposisi ini bertujuan agar memudahkan untuk merencanakan proses dan cara pengolahan yang paling efisien (Leoni dkk, 2013). 

Data komposisi sampah yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan sangat penting untuk merencanakan pengelolaaan sampah. Untuk mengembangkan sistem pengelolaan dan memperbarui teknologi yang ada, data rinci mengenai karakteristik sangat diperlukan (Edjabou et.al, 2014). 

Data komposisi sampah yang akurat dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan dalam hal penggunaan sampah termasuk di dalamnya pengembangan sistem pengelolaan sampah lokal dan dapat pula digunakan untuk menjadi acuan untuk desain landfill, identifikasi sumber sampah, memperkirakan sifat fisik, kimia, biologis dan termal (Sahimaa et.al,2015).

Menurut Dahlen dan Lagerkvist (2008) hal yang terpenting ketika melakukan studi mengenai komposisi sampah adalah jumlah dam tipe tingkatan/strata tergantung oleh objek analisis, lokasi sampling, ukuran sampel, jumlah sampel dan jumlah serta tipe komponen sampah yang akan dipelajari.

Secara praktis sumber sampah dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu sampah dari permukiman (sampah rumah tangga) dan sampah dari non permukiman (sampah yang berasal dari daerah komersil, institusi, kawasan industri dan sebagainya) (Triyani,2017).

Memanfaatkan limbah perkotaan untuk pertanian memiliki manfaat ganda. Pertama, ini membantu mengurangi jumlah limbah yang masuk ke tempat pembuangan akhir, membantu mengurangi polusi lingkungan. Kedua, penggunaan kembali limbah ini dalam pertanian membantu dalam menciptakan siklus yang lebih berkelanjutan dan membantu memperkaya tanah dengan nutrisi alami.

Pemanfaatan limbah perkotaan untuk pertanian bukan hanya mengurangi limbah yang masuk ke tempat pembuangan sampah, tetapi juga meningkatkan kesuburan tanah, menghemat sumber daya alam, dan mendukung pertanian berkelanjutan. Namun, perlu perencanaan yang baik, pengelolaan yang benar, dan pemantauan ketat untuk memastikan bahwa limbah tersebut diolah dengan aman dan sesuai dengan peraturan lingkungan yang berlaku.

Namun, penting untuk memastikan bahwa limbah yang digunakan dalam pertanian telah diolah dengan benar sehingga tidak menyebabkan masalah kesehatan atau kontaminasi bagi tanaman atau konsumen akhir. Penerapan praktik kebersihan dan proses pengolahan yang tepat diperlukan agar limbah dapat diubah menjadi sumber daya yang berguna bagi pertanian tanpa menimbulkan masalah baru.

Jadi mengolaha limbah perkotaan itu sangat lah penting demi keberlangsunggan lingkungan yang baik dan indah, selaiin itu mengolah limbah perkotaan juga akan membantu menggurangi dampak sampah menumpuk akibat tidak di manfaatkan dan diolah degan baik.

Melalui kerjasama yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, harapannya kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Upaya kolektif dalam pengelolaan limbah perkotaan akan memberikan dampak yang signifikan bagi keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Artikel Opini oleh : I Putu Gede Bagas Rastikayasa

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com