Jembrana, dewatanews.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana menggelar pertama kalinya upacara melabuh gentuh. Upacara tersebut dilaksanakan pada Selasa (26/9), bertempat di Pantai Ujung Desa Perancak, Kecamatan Jembrana.
Prosesi wujud menjaga keharmonisan dengan alam serta memohon keselamatan agar tidak terjadi bencana saat dilaut maupun daratan.
Sarana caru digunakan pada mulang pekelem seperti kerbau, kambing, angsa, bebek serta ayam yang di tenggelamkan ketengah laut oleh Bupati Jembrana I Nengah Tamba bersama jajaran Forkopimda Jembrana.
Upacara Melabuh Gentuh Uncal Balung untuk tingkat Kabupaten pertama kali dilaksanakan oleh Bupati I Nengah Tamba setelah sebelumnya upacara serupa tingkat Provinsi dilaksanakan di Gilimanuk.
Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengatakan, upacara digelar guna menghindari terkontaminasi energi negatif dari bhuta kala tiga dungulan, sehingga perlu dilaksanakan pembersihan Jagat.
"Ngaturan Pakelem Melabuh Gentuh, yang digunakan seperti sarana Kebo, Angsa, Bebek, Ayam, dan sesajen Kambing juga dan dipuput oleh Ida Pedanda saking Griya Ketugtug," ucap Bupati Tamba.
Pihaknya menjelaskan bahwa Karya Mulang Pakelem Melabuh Gentuh mungkin baru pertama kali dilakukan yang tujuannya tentu untuk memohon keselamatan.
"Tujuan untuk semeton kita yang mencari kehidupan dilaut hasil ikannya biar bertambah untuk nelayan termasuk juga kita di pemerintahan berjalan baik dalam rangka mewujudkan jembrana emas 2026. Dumogi ring sejeroning ngemargian karya melabuh gentuh puniki memargi antar lan rahayu sareng sami jagat bali lan Jagat jembrana unteng nyane (diJembrana pada khususnya)," terangnya.
Sementara itu, Ida Pedanda Gede Ketut Putra Kemenuh dari Griya Ketugtug, menjelaskan, prosesi ini disebut Tawur Labuh Gentuh yang bertujuan menetralisir hal-hal negatif.
Tujuannya untuk marisuda sahananing netehin gumi atau menetralisir entitas-entitas negatif yang ada di muka bumi. Selain itu guna memohonkan kepada yang kuasa supaya dijauhkan dari bencana.
"Upacara ini juga wujud ucapan terimakasih kepada penguasa laut dalam hal ini Hyang Baruna, atas hasil lautnya yang melimpah sehingga tetap terjaga," tutupnya.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com