Ambur Salim, Tradisi Kebahagian Masyarakat Melayu Loloan Jembrana - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

9/28/23

Ambur Salim, Tradisi Kebahagian Masyarakat Melayu Loloan Jembrana



Jembrana, dewatanews.com - Tradisi Ambur Salim (Ambor Salim) merupakan tradisi sederhana pada masyarakat Melayu Loloan di Kabupaten Jembrana. Tradisi ini mempunyai makna yang istimewa, merekatkan kebersamaan dan keceriaan dibawah taburan beras kuning dan uang logam. Adapun barang lainnya yang digunakan sebagai sarana tradisi Ambur Salim seperti rantasan yang terdiri dari kain yang belum pernah dipakai, kelapa gading dan keris pusaka. 

Mengenai pelaksanaan ritual dari Ambur Salim ini dilaksanakan yaitu setelah prosesi pemotongan rambut bayi yang sudah berumur 180 hari. Lalu uang logam dan beras kuning dihamburkan ke udara. Tradisi Ambur Salim mempunyai arti yaitu, Ambur berarti menghamburkan ke udara dan Salim artinya keselamatan, jadi Ambur Salim mempunyai makna yang melambangkan doa keselamatan bagi semua orang yang berkumpul pada acara tersebut.

"Selain pada acara pemotongan rambut bayi yang sudah berumur 180 hari, prosesi ritual Ambur Salim masyarakat melayu di wilayah Loloan juga bisa dilaksanakan pada hari-hari spesial atau moment-moment kebahagian saperti, keberangkatan dan kedatangan jamaah haji dari tanah suci, sambutan untuk tamu istimewa, mauludan, serta perkawinan dan khitanan," ucap Mustahidin, tokoh muda yang sekaligus juga menjadi Kepala Lingkungan Loloan Timur, saat diwawancarai pada peringatan hari Maulud Nabi, Kamis (28/9), di Masjid Agung Baitul Qadim Lingkungan Loloan Timur, Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana.

Mustahidin juga menjelaskan, bahwa warga muslim di Loloan selalu menunggu pelaksananan tradisi ini dilaksanakan. Tradisi ini sebagai bukti kekayaan budaya Indonesia yang akan terus dilestarikan oleh masyarakat Melayu di Kabupaten Jembrana.

"Tradisi ini sangatlah seru, selalu ditunggu oleh masyarakat Loloan di Jembrana, kebahagiannya ini sangat terasa setelah kita bersama-sama ikut hadir pada tradisi tersebut. Kedepannya tradisi ini harus kita jaga dan kita lestarikan," tandas Mustahidin.

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com