Peduli Kepada Para Pemilah Sampah, KRJ Sinergi dengan Dokpol Polres Jembrana Gelar Bakti Sosial

Jembrana, dewatanews.com - Komunitas Relawan Jembrana (KRJ) bersinergi bersama Dokpol Polres Jembrana, dalam memperingati HUT RI ke-78 menggelar kegiatan bakti sosial pembagian 17 paket sembako ( beras 10 kg, minyak, gula, teh, garam, energen dan roti) serta pemeriksaan kesehatan kepada para pemilah sampah mandiri di TPA Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, pada Minggu (13/8).

Aipda Adi Sadnyana Putra selaku Baur Sidokpol Sidokkes Polres Jembrana saat kegiatan berlangsung mengatakan, kepada pemilah sampah diharapkan peduli dengan kesehatan. Karena yang bekerja disini kebanyakan lansia.

"Jagalah selalu kesehatan, terapkan selalu protokol kesehatan, tiap beraktivitas di TPA Peh harus menggunakan masker yang benar dan rajin mencuci tangan," terangnya.

Ia juga menghimbau kepada para petugas pemilah sampah di TPA Peh, kalau ada hal mendesak pada masyarakat yang sangat perlu mendapatkan penanganan dari pihak kepolisian agar bisa menghubungi Call Center 110 Polri.

"Call Center 110 Polri ini merupakan sarana pelaporan cepat yang akan diterima Polres Jembrana dan akan terkoneksi ke tingkat Mabes 1X24 jam selalu aktif dan bebas biaya," jelasnya.

Sementara, Erdi Suradipradja yang juga sebagai ketua relawan KRJ saat kegiatan menyampaikan, kegiatan ini diagendakan dan dilakukan rutin, ini merupakan wujud kepedulian terhadap para pemilah sampah yang juga sebagian para perempuan lansia.

"Kegiatan ini kerjasama kami relawan KRJ dengan Tim Dokkes Polres Jembrana, membagikan 17 paket sembako, pemeriksaan kesehatan, pembagian masker, vitamin dan obat," ujarnya.

Lanjut ketua Relawan KRJ mengatakan, para pemilah sampah di TPA Peh yang merupakan warga lokal juga diberikan edukasi terkait vaksin dan protokol kesehatan.

Dilain sisi, Ketut Denti salah seorang pemilah sampah di TPA Peh mengucapkan terima kasih kepada para relawan KRJ dan Tim Dokkes Polres Jembrana yang sudah memberikan bantuan sembako dan pemeriksaan kesehatan. Saya sudah 17 tahun menjanda disebabkan karena suaminya sudah meninggal. Hanya bisa bekerja memilah sampah, mengumpulkan rongsokan dan menjual kepada pengepul.

"Saya tidak bisa bekerja lain, dari TPA inilah saya bisa bertahan hidup untuk membeli kebutuhan sehari-hari, dan sorenya kadang bekerja serabutan," tandasnya.