Denpasar, dewatanews.com - Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Denpasar yang memiliki tugas pokok dan fungsi di bidang Aptika (Aplikasi Informatika), Persandian, dan juga Statistik, selama ini sering terlambat dalam mengcounter informasi yang beredar di publik. Termasuk juga adanya informasi bohong atau hoaks.
Seperti yang disampaikan Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Denpasar Dr. IB Alit Adhi Merta SSTP, M.Si., selama ini pihaknya sering kewalahan dalam hal diseminasi atau penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Apalagi dengan keterbatasan personel di internal, yang membuat publik lebih dahulu menyampaikan keluhan. Sehingga mengakibatkan keterlambatan dalam mengcounter informasi tersebut.
"Kelemahan yang dihadapi kominfo selama ini, sering mengalami keterlambatan dalam mengcounter hoaks," katanya, saat menerima audiensi jajaran pengurus Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Bali, Senin 15 Mei 2023, di ruang kerjanya.
Dengan keberadaan AMSI yang memang fokus dalam mengcounter hoaks, pihaknya sangat menyambut baik dan siap berkolaborasi. Dikatakan Alit Adhi, kehadiran AMSI ini menjadi energi baru bagi Kominfo untuk menangkal hoaks.
"Kita membutuhkan kehadiran AMSI untuk memberikan literasi digital, terutama berkaitan hoaks," ucapnya didampingi jajaran.
Sementara itu Ketua AMSI Bali I Nengah Muliarta menyampaikan, keberadaan AMSI memang memiliki tugas untuk mengedukasi masyarakat. Kolaborasi dengan Diskonfo kata dia sangat penting dalam hal cek fakta untuk memangkal hoaks.
Dikatakan Muliarta, selama ini di Denpasar, penggunaan gadget di kalangan siswa sangat marak, namun untuk literasi masih terbatas. Tentu hal ini kata dia, sangat rentan terhadap hoaks. Untuk itu, pihaknya ingin mengajak diskominfo bersama dinas pendidikan Denpasar, menjajaki sekolah sekolah untuk memberikan literasi.
"Dari cara kecil, kita kemudian berharap bisa mengembangkan ke yang lebih besar," ucap Muliarta yang juga akademisi Unwar ini.
Ia mengingatkan, untuk mengcounter hoaks, jangan menunggu sampai menjadi viral. Namun Lebih baik mengantisipasi, memitigasi agar tidak muncul.
"Harus diantisipasi, paling tidak AMSI bisa membantu mitigasi, sebelum nantinya menjadi lebih parah. Hal konkrit yang ingin dikerjasamakan, baik untuk media maupun kebutuhan pemerintah. Terutama yang bisa dikolaborasikan adalah berkaitan dengan literasi media," katanya.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com