Buleleng, dewatanews.com - Upacara Ngusabha Desa dan Ngusabha Nini (Bukakak) merupakan salah satu tradisi di Kabupaten Buleleng utamanya di Desa Giri Emas (Desa Adat Sangsit Dangin Yeh) yang dilaksanakan setiap 2 tahun sekali bertepatan dengan Purnama Sasih Kadasa.
Pada kesempatan ini, Penjabat (Pj) Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana hadir dalam upacara Ngusabha Bukakak di Pura Desa Giri Emas, Kecamatan Sawan, Kamis, (6/4).
Ditemui di Pura Desa, Ketua Panitia Ngusabha Wayan Sunarsa menjelaskan, Ngusabha Bukakak diwujudkan seekor burung garuda/paksi yang terbuat dari ambu/daun enau muda dengan dihiasi bunga kembang sepatu/pucuk bang.
Lebih lanjut, Sunarsa mengatakan Bukakak sendiri merupakan simbol perpaduan antara sekta Siwa, Wisnu dan Sambhu. Dimana, untuk sarana yang ditempatkan di dalam Bukakak yakni seekor babi sebagai lambang Dewa Sambhu yang diguling sebagian tubuhnya.
"Hanya bagian punggungnya saja, sedangkan bagian bawah dibiarkan mentah. Sehingga babi tersebut memiliki 3 warna (Tri Datu), yakni merah/bagian matang, hitam/bagian yg masih ada bulunya dan putih/bagian yg masih mentah dan bulunya telah dihilangkan," jelasnya.
Lebih jauh, pihaknya menyampaikan Bukakak ini dibuat di pagi hari tepat di hari-H. Setelah selesai, krama desa berkumpul di Pura Pasek/Pura Subak untuk memulai rangkaian Bukakak tersebut. Warga desa yang dipilih untuk mengusung Bukakak/Sarad ageng tersebut adalah mereka yang sudah dewasa, sedangkan mereka yang masih remaja diperbolehkan mengusung sarad alit.
"Remaja berumur 12 tahun keatas menggunakan pakaian putih kuning untuk mengangkat (ngogong) sarad alit, sedangkan laki-laki berumur 17 tahun ke atas menggunakan pakaian putih merah untuk ngogong sarad ageng/bukakak," tegasnya.
Ngusabha Bukakak tersebut bertujuan untuk mengucapkan terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa dalam manifestasinya sebagai dewi Kesuburan, atas kesuburan tanah dan segala hasil pertanian yang melimpah.
Pada Purnama Kedasa tahun ini, Ngusabha Bukakak diiring ke Pura Segara Giri Emas yang diikuti oleh krama desa dan krama subak Desa Giri Emas.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com