Jembrana, dewatanews.com - Upacara Tawur Kesanga di Kabupaten Jembrana dipusatkan di Catus Pata Prempatan Civic Center Kantor Bupati Jembrana, Jalan Jend. Sudirman Negara, Selasa (21/3). Pecaruan dipuput oleh enam sulinggih, yakni Ida Pedanda Grya Anom, Ida Pandita Mpu Bujangga Siwa Putra Tri Daksa Dharma Kusuma Grya Dauhwaru, Ida Sri Mpu Istri Pande Grya Taman Tigaron, Ida Sri Bhagawan Jaya Waringin Grya Mendoyo Dangin Tukad, Ida Bujangga Rsi Dharma Santika Grya Gumbrih dan Ida Bhagawan Dharma Yoga Grya Dharma Sunia.
Turut hadir mengikuti persembahyangan Bupati Jembrana I Nengah Tamba beserta istri, Wakil Bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna beserta ibu, Ketua DPRD Jembrana, Kapolres Jembrana, serta unsur PHDI dan jajaran lainnya.
Selain upacara tawur kesanga, bersamaan dengan itu juga dilaksanakan pecaruan nawa gempang, penyucian dan pembersihan area Gedung Kesenian Bung Karno.
Usai melaksanakan persembahyangan, Bupati I Nengah Tamba mengatakan, sehari jelang hari raya Nyepi, rutin melaksanakan pecaruan mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan, desa dan banjar.
"Hari ini bersama – sama kita melaksanakan pecaruan agung di perempatan civic center kantor bupati Jembrana yang juga diikuti di setiap desa adat dan kecamatan. Ini bertujuan membersihkan buana agung dan buana alit serta menetralisir unsur-unsur negatif (bhuta) menjadi unsur-unsur positif (dewa), melebur semua perbuatan buruk yang selama ini kita lakukan. Diharapkan dengan adanya pecaruan buana alit buana agung ini dalam memasuki warsa caka 1945 ini kita lebih maju dan sukses serta bisa mensejahterakan masyarakat jembrana,” ucapnya.
Selain itu dirinya juga menjelaskan pelaksanaan pecaruan tawur kesanga ini juga dibarengi dengan melaksanakan pecaruan terkait peristiwa tenggelamnya anak di area Gedung Kesenian yang terjadi sebelumnya.
“Karena lokasi upacaranya juga berdekatan kita langsung gabungkan upacara pecaruan tersebut. Biar bersih semua karena besok kita sudah memasuki catur brata penyepian. Jadi seluruh umat hindu saya minta untuk betul – betul melaksanakan catur brata penyepian dengan baik,” ujarnya.
Sementara Ketua Panitia I Wayan Windra menjelaskan, jenis upacara yang digunakan dalam Tawur Kesanga Tahun Caka 1945 ini adalah Bebangkit Caru Manca Kelud Medurga dengan dipuput oleh enam sulinggih. Sementara untuk pecaruan kolam Gedung Kesenian Bung Karno menggunakan upacara Caru Nawa Gempang.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com