Denpasar, dewatanews.com - Konsep Ekonomi Kerthi Bali yang digagas Gubernur Bali, Wayan Koster dinilai telah menjadi konsep untuk melakukan transformasi perekonomian Bali melalui 6 Sektor Unggulan sebagai Pilar Perekonomian Bali, yaitu: 1) Sektor Pertanian dalam arti luas termasuk Peternakan dan Perkebunan dengan Sistem Pertanian Organik; 2) Sektor Kelautan dan Perikanan; 3) Sektor Industri, meliputi industri manufaktur dan industri berbasis budaya branding Bali; 4) Sektor Industri Kecil Menengah (IKM), Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Koperasi. 5) Sektor Ekonomi Kreatif dan Digital; dan 6) Sektor Pariwisata, yaitu: pariwisata berbasis budaya, berkualitas, dan bermartabat.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar, Prof Dr Ida Bagus Raka Suardana., SE., MM dalam keterangan persnya Jumat (20/1) menyebut Konsep Ekonomi Kerthi Bali merupakan sebuah langkah out of the box yang patut diapresiasi dan mendapatkan dukungan dari berbagai stakeholder di Bali.
“Saya secara pribadi salut dengan dicetuskannya konsep Ekonomi Kerthi Bali oleh bapak Gubernur Wayan Koster, karena ini merupakan konsep yang berani, namun harus dilaksanakan guna keberlangsungan kehidupan alam dan manusia Bali kedepannya,” tandas Prof. Suardana.
Ia juga menekankan, bahwa konsep Ekonomi Kerthi Bali yang digagas Gubernur Bali, Wayan Koster telah mendapat sambutan luar biasa dari Presiden RI, Bapak Ir. Joko Widodo yang ditandai dengan peluncuran Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali menuju Bali Era Baru: Hijau, Tangguh, Sejahtera.
“Kebijakan Gubernur Koster sangat tepat untuk mengembalikan lagi kekuatan Bali yang telah lama mengakar sejak dahulu, yakni ekonomi kemasyarakatan yang bertumpu pada pertanian dan kebudayaan. Jadi konsep Ekonomi Kerthi Bali itu punya keiinginan mengembalikan kekuatan Bali, agar kita tidak melulu bergantung pada sektor pariwisata. Mengingat pariwisata adalah ‘bonus’ dan pertanian serta kebudayaan adalah yang utama,” ujar Pria yang sempat menjabat Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undiknas University ini.
Namun demikian, Prof. Suardana mengakui jalan yang diambil untuk mengimplementasikannya secara penuh tidaklah mudah dan harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh mengingat sektor pariwisata sudah kadung menjadi primadona perekonomian Bali.
”Tantangannya tentu tidak mudah karena ada mindset yang harus dirubah. Ada yang harus digeser dari ketergantungan dari pariwisata beralih ke sektor lain. Hal inilah yang harus dimulai dari sekarang dan dijalankan dengan sinergi yang baik antar stakeholder di Bali,” katanya sembari menyatakan sekali lagi, ini konsep yang luar biasa dari Bapak Gubernur Bali, Wayan Koster dan harus diperjuangkan untuk menjaga alam, kebudayaan kita yang sedikit banyak ‘dirusak’ oleh industri pariwisata selama ini.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com