Jembrana, dewatanews.com - Menjadi pengusaha muda mesti tahan banting, kerja keras dan memiliki semangat pantang menyerah.Permintaan itu disampaikan Bupati Jembrana dihadapan anak anak muda peserta sosialisasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dan Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah kepada UMKM Jembrana di Gedung Ir. Soekarno lantai 2 pada Selasa (1/11).
"Pengusaha muda harus tahan banting, menjadi pengusaha tidak selalu untung, adakalanya datar bahkan rugi. Jangan sampai patah semangat," ujar Bupati Tamba.
Pada kegiatan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, Bupati memberikan semangat kepada Pengusaha muda Jembrana dan juga pelaku usaha di 6 Angkringan yang ada di Jembrana. Melihat kondisi angkringan yang sementara ini sepi, Bupati memberikan beberapa masukan untuk tetap bisa menjalankan usaha, misalkan dengan melihat situasi dan kondisi dilapangan.
"Kalau hari biasa dan cuaca tidak memungkinkan jangan terlalu banyak membuat dagangan, kalau hari libur dan cuaca baik ya boleh lebih banyak. Ini juga tidak terlepas dari yang biasanya datang berbelanja anak-anak muda sekarang banyak sudah kembali lagi ke tempat kerja baik itu di Denpasar ataupun yang bekerja di luar negeri sudah mulai bekerja," ucapnya.
Bupati juga meminta pengusaha muda pintar memvariasikan jenis jualannya, tingkat kualitas dan rasa, dan juga adakan hiburan-hiburan yang kolaborasi dengan Dinas Pariwisata dan kebudayaan.
"Seperti pementasan jegog dan musik sehingga menarik pengunjung," tutur I Nengah Tamba.
Angkringan pada prinsipnya bukan semata-mata untuk mencari keuntungan, akan tetapi juga sebagai media pelatihan, diskusi dan belajar menjadi penguasa untuk menyambut pertarungan sebenarnya pada Tahun 2026, yaitu Jembrana Emas Tahun 2026.
"Dengan terselenggaranya kegiatan ini merasa sangat bahagia karena permohonan sebagai Bupati dapat disetujui oleh BI dalam hal ini Kepala BI Perwakilan Bali, Trisno Nugroho untuk memberikan support atau semangat kepada UMKM Jembrana yang akhir-akhir ini di 6 Angkringan yang ada lagi drop untuk memberikan kiat-kiat menghadapi sepinya Angkringan. Apa karena inflasi, faktor cuaca, atau karena kurang inovasi dalam mengelola usahanya," papar I Nengah Tamba.
Sementara Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Gusti Ayu Diah Utari menyampaikan bahwa kegiatan yang mengambil tema "Jembrana Bangkit dan Optimis" melalui Digitalisasi Pembayaran 6 Angkringan Jembrana dan Edukasi Cinta Bangga Paham Rupiah bagi ratusan peserta pengusaha UMKM dan Angkringan yang ada di Jembrana berharap pengusaha muda dapat memperluas akses penjualannya dengan menerapkan teknologi digital QRIS dan juga dapat mengenal lebih baik akan uang rupiah untuk menghindari terjadinya kasus uang palsu, ungkap Diah.
Kegiatan yang dihadiri Kepala BPD Bali Cabang Negara, Ida Bagus Surawan dan Direktur Perumda Tribhuwana, Irwan, Diah Utari juga menyampaikan bahwa dengan semakin berkembangnya teknologi saat ini, digitalisasi adalah sesuatu yang tidak terhindarkan. Ini terbukti saat Pandemi menjadi faktor atau instrumen yang mempermudah seluruh aktivitas kegiatan ekonomi.
"Berdasarkan survei BI saat Pandemi kepada 2500 pelaku UMKM menunjukkan 87,5% mengalami dampak negatif, sisanya tidak terdampak. Akan tetapi kesemuanya menyatakan bahwa penjualan masa pandemi menggunakan teknologi digital. Jadi digitalisasi merupakan strategi utama yang ditempuh oleh pelaku UMKM untuk tetap eksis dimasa pandemi. Tentunya kegiatan hari ini sangat tepat sehingga semua pelaku UMKM dapat didorong untuk pemanfaatan digitalisasi," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com