Buleleng, dewatanews.com - Pemanfaatan digitalisasi pada sektor pendidikan diberi kesempatan dalam mengembangkan potensi digitalnya melalui pelatihan yang diselenggarakan oleh BPSDMP Kominfo Yogyakarta yang bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Buleleng.
Bertempat di Puri Saron Baruna Beach Cotagges Lovina Singaraja, Selasa (5/7), sebanyak 60 peserta perwakilan dari masing-masing Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Kabupaten Buleleng mengikuti pelatihan Thematic Akademi terkait pengenalan coding untuk tenaga pendidik.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupten Buleleng Made Astika saat ditemui usai membuka pelatihan mengungkapkan, Disdikpora Kabupaten Buleleng mengintruksikan kepada satuan pendidikan mau tidak mau agar mampu bertransformasi digital. Melalui pelatihan ini, dirasa sangat bermanfaat bagi guru-guru pendidik saat ini dalam metode pembelajaran daring maupun luring.
"Semua peserta didik dalam pelatihan ini diharapkan mampu menguasai teknologi juga bisa mentranferbilmu pengetahuan yang mereka peroleh saat ini untuk teman-temannya dilingkup satuan pendidikan terdekat," ujarnya.
Kadis Astika menjelaskan coding ini dalam artiannya adalah kode dan unik. Jadi, seorang guru itu bisa masuk dalam era digital melalui sistem SSO kedepannya. Disamping itu ada beberapa hal yang harus dikuasai oleh guru dalam pemanfaatan teknologi khususnya transformasi digital. Sebagai bentuk dukungan, sebanyak 185 sekolah telah diberikan komputer untuk bisa dimanfaatkan sebaik mungkin.
"Tahun ini, kami sudah bantu 185 sekolah masing-masing diberikan 15 komputer agar nanti bisa dimanfaatkan dalam pemanfaatan teknologi khususnya Asesmen Nasional yang dilaksanakan setiap tahunnya. Guru-guru harus mampu menguasai teknologi sehingga sarana dan prasarana berupa teknologi bisa lebih optimal dimanfaatkan di dunia pendidikan," tegasnya.
Sementara itu salah satu pengajar pelatihan dari Universitas Ahmad Dahlan Bambang Robi'in menjelaskan, dalam pelatihan ini lebih menekankan pengenalan pemrograman yaitu membuat program aplikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan teknologi saat ini. Selain itu juga memberikan materi bagaimana mengenal pemrograman tanpa teknologi maupun pemrograman dengan teknologi.
Dijelaskan, pemrograman tanpa teknologi itu lebih cenderung menggunakan tools misal seperti puzzle dan origami. Sedangkan flatform coding dengan penggunaan teknologi itu diajarkan pemrograman baik berbasis blok maupun berbasis tekstual.
"Nanti para guru ini selain memahami dan mengenal coding, mereka juga bisa nantinya mengajarkan kepada anak-anak didik mereka khususnya pada tingkat SD dan SMP," tegasnya.
Ditambahkan, pengenalan coding ini merupakan sesuatu yang penting baginya. Karena, melalui coding itu dapat meningkatkan cara berpikir kritis pada anak-anak.
Masih ditempat yang sama, salah satu peserta didik dari SMA N 2 Kubutambahan Gede Widiada Adi Braneva mengungkapkan pelatihan ini dinilainya sangat bagus sekali. Karena pemahaman pada tingkat SD dan SMP ini proses berpikir masih sangat diperlukan.
"Bagaimana proses peserta didik dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Nah, permasalah-permasalahan ini dapat kita pelajari di algoritma. Salah satunya melalui coding itu sendiri," jelasnya.
Gede Widiada berharap dengan adanya pelatihan ini dapat menambah wawasan sebagai pendidik mengenai apa yang dilakukan selanjutnya serta cara pengimplementasinya nanti di ranah pendidikan.
Untuk diketahui, pelatihan ini akan diselenggarakan mulai tanggal 5 - 7 Juli 2022.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com