Badung, dewatanews.com - Gubernur Bali Wayan Koster menghadiri upacara penutupan sesi ke-7 Platform Global untuk Pengurangan Risiko Bencana (GPDRR) di BNDCC-Nusa Dua, Jumat (27/5).
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri dalam sambutannya, meminta dunia bersatu dan memperkuat solidaritas demi menghadapi berbagai ancaman bencana ekologis di masa depan.
Ibu Megawati menyampaikan bencana ekologis sering kali terjadi akibat aktivitas manusia, termasuk di antaranya eksploitasi sumber daya alam, dan industri yang tidak ramah lingkungan.
"Eksploitasi alam yang tidak terkendali jadi ancaman bagi kemanusiaan dan peradaban manusia. Kita sering tidak menyadari bencana tersebut," jelas Ibu Megawati.
Karena itu, Ibu Megawati menilai forum kerja sama multipihak seperti GPDRR merupakan kesempatan yang baik bagi pemerintah, kelompok nonpemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan pelaku usaha untuk bahu-membahu memikirkan cara menghadapi ancaman kemanusiaan.
Untuk itu, Ibu Megawati mengusulkan agar dunia dapat memperkuat Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) dan memperkuat kemitraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) antarnegara. Pola kemitraan ini untuk meningkatkan kesiapsiagaan global dalam menghadapi bencana.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal Suharyanto dalam sambutannya memberikan apresiasi terhadap 7,000 delegasi dari 185 negara yang telah ikut berpartisipasi aktif dalam GPDRR 2022 baik secara fisik maupun virtual. Angka itu menandakan tingginya kepercayaan dunia terhadap penanggulangan COVID-19 di bawah arahan Bapak Presiden Joko Widodo.
Indonesia juga mengucapkan terima kasih kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk kepercayaannya memilih Indonesia sebagai tuan rumah GPDRR 2022. Hal itu menegaskan kembali kepemimpinan Indonesia bukan hanya dalam agenda kebencanaan di Asia-Pasifik, tetapi juga di dunia.
Agenda Bali untuk resiliensi, yang merupakan hasil GPDRR 2022 kiranya dapat menjadi jawaban atas tantangan dunia mengenai bagaimana penanggulangan bencana dilakukan pascapandemi COVID-19 dan di tengah ancaman perubahan iklim.
Agenda itu juga turut menekankan pentingnya konteks dan kearifan lokal dalam menghadapi segala risiko bencana ke depannya.
Suharyanto memastikan bahwa Indonesia akan secara konsisten mengarusutamakan agenda Bali untuk resiliensi dalam rangkaian kepemimpinan Indonesia ke depan, termasuk Presidensi G20 2022 dan keketuaan ASEAN 2023.
Indonesia juga berharap bahwa agenda itu, dapat menjadi kontribusi penting terhadap pembahasan konferensi tingkat menteri penanggulangan bencana se-Asia-Pasifik pada September 2022, dan Forum Politik Tingkat Tinggi mengenai pembangunan berkelanjutan dan leninjauan kembali kerangka Sendai Tengah periode 2023.
Indonesia telah secara maksimal mengupayakan agar penyelenggaraan GPDRR kali ini bersifat inklusif. Hal itu dibuktikan dengan meningkatnya angka partisipasi dari rekan-rekan disabilitas jika dibandingkan pada GPDRR 2019.
Kali ini, Indonesia menyambut baik kehadiran lebih dari 200 orang rekan-rekan dengan disabilitas. Lajur prioritas khusus pun disediakan dalam proses registrasi dan memeriksa seluruh akomodasi resmi agar dapat memfasilitasi rekan-rekan penyandang disabilitas.
Indonesia juga berhasil mempertahankan angka partisipasi perempuan pada sesi GPDRR kali ini. Setidaknya sekitar 40 persen perempuan hadir baik sebagai panelis ataupun delegasi.
Protokol kesehatan ketat diterapkan guna mencegah penyebaran kasus COVID-19 selama penyelenggaraan GPDRR. Mulai dari mendorong seluruh peserta untuk tetap menggunakan masker, selalu mencuci tangan dan menjaga jarak, hingga kewajiban untuk mengikuti tes PCR sebelum upacara pembukaan dan penutupan GPDRR ini.
Menurut Suharyanto, penyelenggaran GPDRR 2022 ini juga berbeda dari sesi sebelumnya mengingat Indonesia juga menghadirkan Rumah Resiliensi Indonesia (RRI) yang merupakan produk dan aksi nyata praktik baik penanggulangan bencana di tanah air. Indonesia membuktikan bahwa GPDRR kali ini bukan hanya sekedar diskusi biasa. "Sampai berjumpa dalam pertemuan GPDRR berikutnya di Swiss," tutup Suharyanto.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com