Jakarta dewatanews.com - Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PEWARNA) menyelenggarakan diskusi publik dengan mengangkat tema Sabam Sirait seorang politisi dan negarawan di mata tokoh lintas Agama.
Diskusi ini juga menampilkan pemateri antara lain Dr. RE Nainggolan (Ketua Pengusul Sabam Sirait Pahlawan Nasional), Romo Benny Susetyo (KWI), Mayjen Purn. TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya (Ketua Umum Pengurus PHDI), Pdt. Jacklevyn F. Manuputty (Sekretaris Umum PGI) Banthe Dammasubho Mahatera (Tokoh Budha) dan Ishag Zubaedi Raqib (Ketua LKN Infokom dan Publikasi PB NU) bertempat di Gedung LAI Jakarta, Kamis (28/04).
Dalam kesempatan tersebut Ketua Panitia Pengusul Sabam Sirait Pahlawan Nasional, Dr. RE Nainggolan menyampaikan bahwa sejak awal pihaknya lebih dulu mempelajari segala aturan Perundangan-Undangan terkait syarat pahlawan nasional.
“Setelah mempelajari aturan, maka kami yakin segala kiprah dan pengabdian Sabam Sirait layak menjadi Pahlawan Nasional," kata Nainggolan yang merupakan mantan Bupati Tapanuli Utara.
Dijelaakan, selama 64 tahun Sabam Sirait menegakkan sendi-sendi Demokrasi Indonesia.Selain itu, pencapaian lain adalah memperjuangkan UU Antimonopoli, dan mendukung Palestina.
Sabam Sirait termasuk ikut memperjuangkan Pemilu Jujur dan Adil (Jurdil), hingga kini tetap diterapkan.
Setelah melalui TP2GD Provinsi Sumut kemudian mempertimbangkan semua riwayatnya, kemudian mengusulkan ke Gubernur Sumut untuk diajukan Pahlawan Nasional.
Letjen Purn. Ery Ramayadi segera memberikan dukungan dan persetujuan melalui Surat Keputusan mendukung Sabam Sirait menjadi Pahlawan Nasional dari Sumatera Utara
Dari serangkaian Seminar Nasional juga mendapat dukungan dari Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Mahfud MD.
Sementara Romo Benny mengaku bahwa banyak berjumpa dan bersentuhan dengan sosok Sabam Sirait. Menurutnya, Sabam seorang demokratis sejati dan seorang pejuang yang berani melawan Orde Baru.
“Bahkan di partai, Bang Sabam juga berani berhadapan dengan kubu Soerjadi dan membela PDI Megawati. Saya lihat Pak Sabam Sirait selalu berjuang kebenaran dan keadilan, masyarakat teraniaya,” paparnya.
Ditambahkan, bersama Gus Dur juga berjuang untuk demokrasi Pancasila. Selalu menekankan bahwa tidak ada tirani minoritas dan diktator mayoritas. Belajar politik mengedepankan suara hati, memperjuangkan kebenaran dan keadilan.
“Bang Sabam berani melawan arus, meninggalkan statusquo, selalu memiliki konstruksi kekuasaan untuk keadilan dan kebenaran, ini dimensi ilahi. Beliau tokoh bangsa dan negarawan, melawan tirani dan otoriter. Kita berharap Bang Sabam Siriat dikukuhkan menjadi Pahlawan Nasional karena memperjuangkan demokrasi Pancasila secara murni dan konsekuen,” tegasnya.
Sementara Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Mayjen Purn. TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya melihat sosok Sabam Sirait banyak melihat dari literasi, dan buku-buku karena rentang waktu usia yang jauh.
“Saya mencoba mereflesikan beliau, bahwa sampai usia sepuh masih mengabdikan diri ke NKRI,” ujarnya mengawali.
Lanjutnya, hahwa kita duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi, telah dibuktikan Sabam Sirait. Dia juga lintas persaudaraan.
“Saya kira beliau ini seperti prajurit komando, dia selalu oleh pikir dan sehat. Sangat bisa menentukan sikap. Melihat secara universal, tak kenal menyerah dan tampil berani. Selalu berjuang ke kebhinnekaan,” paparnya.
Menurutnya, sosoknya pantas jadi keteladanan generasi XYZ. Kalau Soekarno terkenal dengan pertahanan semesta dan Hatta dengan koperasi, maka Sabam Sirait di legilislatif, dia menunjukkan keteladanan kalau di Hindu disebut caturwindu. Mengabdikan diri ke NKRI sampai akhir hayatnya.
Mantan Danjen Kopasus ini mengingatkan tidak ada isntant, semua harus dengan usaha dan tindakan. Perlu belajar dan latihan. Anak muda harus mencontoh Sabam Sirait yang meniti karir dari bawah namun tetap belajar sampai akhir hayatnya.
“Negara telah memberi penghargaan Bintang Mahaputera sebagai bukti pengabdiannya kepada negara. Karena itu layak, Sabam Sirait menjadi Pahlawan Nasional,”ungkapnya.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com