Bangli, dewatanews.com - MyAmerika Surabaya bekerjasama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) menggelar pelatihan “Penguatan Literasi Digital Pemuda di Indonesia Timur”, Minggu (3/4) di Kintamani Bangli. Pelatihan ini merupakan bagian dari program Empowering Eastern Indonesian Youth in Digital World. Pelatihan hari ini diikuti sebanyak 25 orang anak muda yang berasal dari Kabupaten Bangli.
MyAmerika Surabaya adalah pusat informasi dan kebudayaan Amerika Serikat yang berlokasi di dalam Kantor Konsulat Jenderal Amerika di Surabaya. Guna memerangi disinformasi, MyAmerika Surabaya menjalin kerjasama dengan Japelidi melalui program diskusi, pengembangan modul, serta pelatihan dan kampanye digital, salah satunya pelatihan “Penguatan Literasi Digital Pemuda di Indonesia Timur”. Pelatihan di Kintamani Bangli yang terselenggara hari ini merupakan pelatihan pertama dari 20 pelatihan sejenis dengan menyasar 500 anak muda di Indonesia Timur.
Kepala Humas Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Angie Mizeur mengatakan, pelatihan penguatan literasi digital ini diharapkan mampu mengkampanyekan penggunaan media digital yang kritis. Isu ini sendiri masih menjadi masalah bersama, baik di Indonesia maupun di Amerika Serikat, sehingga perlu upaya bersama untuk memerangi disinformasi.
“MyAmerika Surabaya bangga dapat mendukung Japelidi dalam inisiatif untuk menjangkau siswa sekolah menengah dan para guru dalam rangka meningkatkan literasi digital di berbagai wilayah prioritas di seluruh Indonesia,” jelas Angie.
Pelatihan ini diisi oleh Ni Made Ras Amanda G, Koordinator Program Empowering Eastern Indonesian Youth in Digital World. Dosen Universitas Udayana ini memberikan pelatihan terkait etika dalam bermedia digital. Pelatihan turut diisi oleh I Komang Agus Widiantara, Dosen STAHN Mpu Kuturan Singaraja dengan topik kejahatan digital.
Kegiatan ini turut dirangkaikan dengan Soft Launching Modul Lentera Literasi Digital. Modul ini merupakan hasil Focus Group Discussion dengan anak-anak muda di Indonesia Timur yang terselenggara tahun 2021 lalu. Koordinator Nasional Japelidi, Novi Kurnia mengatakan, kehadiran modul ini melengkapi serangkaian publikasi yang dilakukan Japelidi, baik konteks riset, kolaborasi literasi digital, dan pelatihan.
“Hingga saat ini kami sudah menerbitkan 15 buku modul terkait cakap digital dengan panduan 10 kompetensi literasi digital yang dirumuskan oleh Japelidi dengan tema yang beragam. Selain modul, juga buku riset literasi digital, kolaborasi lawan hoaks, artikel jurnal, dan lain sebagainya,” jelas Novi. Pihaknya berharap modul ini dapat dimanfaatkan anak-anak muda untuk menambah pengetahuan terkait iterasi digital.
Lahir pada tahun 2017, Japelidi hadir sebagai komunitas pegiat literasi digital dengan beragam kegiatan untuk meningkatkan kompetensi literasi digital masyarakat. Sejumlah akademisi dari 81 perguruan tinggi di 31 wilayah Indonesia tergabung dalam Japelidi.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com