Gianyar, dewatanews.com - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) berkesempatan menghadiri persembahyangan serta mesolah Topeng Sidakarya dalam rangkaian karya Karya Agung Panca Wali Krama, Ngenteg Linggih, Padudusan Agung, Lan Mapaselang “Pura Payogan Agung”, Desa Ketewel, Kabupaten Gianyar, pada Jumat (25/3).
Dalam kesempatan sambrama acana singkatnya, Wagub yang juga merupakan Penglingsir Puri Ubud ini pun mengatakan bahwa upacara Yadnya yang merupakan salah satu ciri khas dalam bermasyarakat Bali, tidak boleh surut dilaksanakan.
“Itu merupakan warisan para leluhur yang harus diwariskan sama halnya dengan budaya, adat dan kesenian Bali,” jelasnya seraya mengatakan tidak pernah ada masyarakat Bali yang miskin karena beryadnya, karena Yadnya sendiri mempunyai tingkatan sendiri-sendiri.
Mengenai Upakara Panca Wali Krama di Pura Payogan Agung itu sendiri, ia pun mengapresiasi masyarakat ketewel yang bisa menjalankan yadnya ini, apalagi Panca Wali Krama di desa tersebut dilaksanakan dua ratus tahun yang lalu.
“Saya mengapresiasi semangat masyarakat di sini, terutama para Bendesa, klian serta pecalang yang sudah menjalankan tugasnya masing-masing sehingga acara ini berjalan lancar,” imbuhnya.
Pelaksanaan upacara Yadnya sendiri menurutnya sangat sesuai dengan visi Pemprov Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru, terutama Jagat Kerthi.
“Jagat Kerthi bisa diartikan menyucikan jagat (bumi) tempat tinggal kita semua, serta memohon agar kehidupan kita sebagai manusia di Bumi bisa Bahagia sekala dan niskala,” bebernya.
Pemerintah menurutnya selalu hadir dalam upaya-upaya penyucian alam Bali tersebut, termasuk upacara Yadnya itu sendiri, melalui sumbangan untuk membangun pelinggih, bantuan sarana dan prasarana, hingga hadir langsung menyaksikan.
Sementara sebelumnya Bendesa Adat Ketewel I Wayan Ari Suthama sangat mengapresiasi serta mengucapkan terima kasih atas perhatian dan peran serta masyarakat dan pemerintah pada upacara Yadnya tersebut. Pelaksanaan upakara Panca Wali Krama ini sendiri mengacu pada purana yang ada. Menurutnya karya sejenis ini sudah pernah digelar sejak zaman kerajaan ahkan beberapa kali.
Ia melanjutkan berdasarkan purana, upakara sejenis perlu dilakukan apalagi di tengah wabah pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Diharapkan melalui upacara ini juga sekaligus bisa mengusir wabah Covid-19 tersebut.
Mengenai pelaksanaan upacara Yadnya ini sendiri, ia mengaku tidak melibatkan urunan warga yang terdiri dari 1.588 KK di 11 banjar Adat. Ia mengatakan biaya upakara ini seluruhnya berasal dari kas Desa di LPD, penghasilan di BUPDA serta dana punia.
Pagi itu Wagub Cok Ace berkesempatan Ngayah Mesolah Topeng Sidakarya Bersama dengan Walikota Denpsaar IGN Jaya Negara, Ketua PHDI Bali I Gusti Ngurah Sudiana serta para penari lainnya.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com