Denpasar, dewatanews.com - Bertepatan dengan Ngembak Geni (sehari setelah Hari Raya Nyepi,red), Sukra Wage Wuku Wayang, Jumat (4/3), Gubernur Bali Wayan Koster memberi pengarahan kepada Bendesa Adat, Perbekel dan Lurah se-Bali. Pemberian pengarahan dilaksanakan secara online melalui aplikasi zoom meeting.
Gubernur Wayan Koster memberi arahan dari Gedung Jayasabha didampingi Bendesa Agung Majelis Desa Adat Provinsi Bali Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet dan beberapa pimpinan OPD yaitu Kalaksa BPBD Bali I Made Rentin, Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat (PMA) I Gusti Agung Ketut Kartika Jaya Saputra, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Bali Putu Anom Agustina, S.IP, M.Si dan Plt. Direktur RS Bali Mandara dr.Ketut Suarjaya. Sementara para bendesa adat, perbekel dan lurah mengikuti dari kedudukan masing-masing.
Mengawali arahannya, Gubernur Wayan Koster menyampaikan terima kasih atas kesediaan para bendesa adat, perbekel dan lurah untuk mengkikuti pertemuan yang pemberitahuannya cukup mendadak ini.
Selain itu, Gubernur Koster juga mengucapkan selamat Hari Raya Nyepi yang pelaksanaannya mulai dari malam pangerupukan sudah berjalan dengan sangat baik. Selanjutnya, mantan anggota DPR RI tiga periode ini memberi penekanan bahwa pertemuan ini dimaksudkan untuk mendorong percepatan vaksinasi Covid-19 tahap ke-3 (booster) di seluruh Bali.
Terkait dengan situasi pandemi Covid-19 di Daerah Bali, ia menyebut saat ini perkembangan Covid-19 dengan varian omicron sudah relatif dapat dikendalikan. Hal ini ditandai dengan penurunan jumlah kasus baru, berkurangnya angka pasien yang meninggal, jumlah pasien yang dirawat di Rumah Sakit makin berkurang dan tingginya tingkat kesembuhan.
Bali juga mencatat tingkat positivity rate yang cukup rendah saat ini yaitu 3,2 persen, di bawah standar maksimum yang ditetapkan WHO sebesar 5 persen. Mengacu pada grafik, Bali telah melewati puncak gelombang varian omicron yang terjadi pada 9 Pebruari 2022 dengan jumlah penambahan kasus baru saat itu sebanyak 2.556.
Setelahnya, jumlah penambahan kasus terus menurun. Menurutnya, terkendalinya kasus Covid-19 di wilayah Bali merupakan buah kerja keras dari seluruh komponen yang dilaksanakan terus menerus.
Mencermati perkembangan tersebut, saat ini Gubernur Wayan Koster tengah fokus pada upaya pemulihan pariwisata yang sangat terkait dengan pemulihan perekonomian Pulau Dewata. Salah satu langkah yang ditempuhnya adalah berjuang ke pusat untuk mengevaluasi aturan karantina bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) wisatawan manca negara yang masuk ke Bali.
Sejauh ini, Koster terus melakukan komunikasi intensif dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Menteri Kesehatan dan Menteri Perhubungan. Salah satu hal yang diperjuangkan oleh Gubernur Wayan Koster adalah pemberlakuan bebas karantina dan Visa On Arrival (VOA) bagi PPLN wisatawan manca negara yang berkunjung ke Bali. Koster mengatakan, Pemprov Bali terus melakukan pembicaraan terkait kebijakan bebas karantina bagi PPLN terus dilakukan dengan pusat.
“Awalnya pusat menawarkan tanggal 1 April 2022, saya tawar agar menjadi 1 Maret 2022. Namun pusat memberi sinyal tanggal 14 Maret 2022 dan saya nego lagi menjadi tanggal 7 Maret 2022 dan saat ini tengah digodok untuk menjadi keputusan final,” ungkapnya.
Menurut Gubernur yang juga menjabat sebagai Ketua DPD PDIP Bali ini, tuntutan bebas karantina bagi PPLN itu cukup beralasan karena dari evaluasi yang dilakukan, mereka yang datang rata-rata sangat disiplin menerapkan protokol kesehatan, vaksin lengkap dan menunjukkan hasil swab PCR negatif dari negara masing-masing.
Selain itu, ketika dilakukan tes ulang di Bandara Ngurah Rai, dalam setiap penerbangan sangat minim yang kedapatan positif. Sebagaimana diketahui, secara resmi border internasional Bandara Ngurah Rai resmi dibuka pada 16 Oktober 2021.
Namun kedatangan penerbangan dari manca negara baru mulai terlihat sejak Pebruari 2022. Garuda Indonesia telah mengaktifkan kembali rute Narita Jepang ke Bali setiap hari Kamis seminggu sekali. Kemudian diikuti dengan masuknya Singapore Airlines pada 16 Pebruari dengan jumlah penumpang cukup banyak yaitu 150, 160 hingga 200.
“Dari beberapa kali penerbangan, yang positif hanya 1-2 orang, bahkan dalam sejumlah penerbangan seluruhnya negatif. Ini artinya PPLN telah menerapkan protokol kesehatan yang baik,” tuturnya.
Selain memperjuangkan agar PPLN yang datang ke Bali bisa bebas karantina, ia juga minta kepada pusat agar menerapkan VOA bagi PPLN wisatawan manca negara yang berkunjung ke Bali. Sebab pihaknya banyak menerima keluhan dalam pemberlakuan e-visa. Ada permainan tidak sehat sehingga harga visa jauh lebih tinggi dari ketetapan pemerintah.
“Standarnya Rp. 900 ribu, praktiknya dijual seharga Rp. 3,5 juta untuk penyelesaian dengan waktu normal. Kalau mau lebih cepat, harganya lebih tinggi lagi, bisa Rp. 4,2 juta hingga Rp. 6 juta,” bebernya.
Menurutnya, hal itu menjadi kendala bagi kunjungan wisatawan manca negara ke Bali.
Dalam konteks perjuangan PPLN bebas karantina dan VOA bagi wisatawan manca negara, menurutnya Bali perlu menunjukkan keseriusan agar memiliki nilai tawar yang lebih kuat terhadap pusat. Untuk memberi jaminan bahwa Bali aman dari penularan Covid-19, pemerintah mensyaratkan capaian 30 persen vaksinasi tahap ke-3 (booster).
Saat ini, menurut Gubernur Wayan Koster, capaian vaksinasi tahap ke-3 baru mencapai 20,30 persen. Untuk itu, Gubernur Wayan Koster sangat membutuhkan dukungan dari para bendesa adat, perbekel, lurah, TNI/Polri dan seluruh komponen untuk mempercepat tercapainya target 30 persen vaksinasi tahap ke-3.
Sama seperti pelaksanaan tahap 1 dan 2, ia mengintruksikan pelaksanaan vaksinasi berbasis banjar dan komunitas untuk vaksinasi tahap-3. Perbekel juga diarahkan untuk menjadikan syarat vaksin tahap ke-3 dalam pengurusan surat menyurat yang dibutuhkan warga.
“Saya menilai, warga kurang bersemangat mengikuti vaksin booster. Padahal ini sangat penting,” imbuhnya.
Dimulai dari tanggal 5 Maret 2022, Pemprov Bali melalui Kabupaten/Kota akan memberi dukungan ketersediaan vaksin dan petugas vaksinator. Jika dikebut dalam beberapa hari ke depan, ia berharap dalam waktu seminggu target 30 persen telah bisa tercapai. Untuk itu, ia sangat berharap dukungan para perbekel, bendesa adat dan lurah untuk memobilisasi warga di wilayah masing-masing.
“Ketersediaan vaksin aman, saya juga berharap dukungan unsur TNI/Polri hingga ke tingkat desa,” pungkasnya.
Komitmen dan dukungan dari perbekel, bendesa adat dan lurah akan menjadi modal bagi Gubernur Wayan Koster untuk menyampaikan argument pada rapat final kebijakan PPLN tanpa karantina yang akan digelar secara virtual pada Jumat (4/3) sore.
Kalaksa BPBD Bali I Made Rentin menambahkan, untuk memperoleh vaksinasi tahap ke-3, pusat telah memberi kelonggaran ketentuan, dimana vaksinasi boleh diberikan setelah 3 bulan vaksin ke-2. “Sebelumnya kan jangka waktunya 6 bulan, telah dirubah menjadi 3 bulan. Dengan demikian, lebih banyak lagi warga yang memenuhi syarat untuk memperoleh vaksin booster.
Sejumlah perbekel dan bendesa adat yang diberi kesempatan bicara menyampaikan kesiapan mereka melaksanakan instruksi gubernur untuk mempercepat tercapainya target vaksinasi tahap ke-3.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com