Denpasar, dewatanews.com - Program Food Forest Design telah resmi diluncurkan secara virtual oleh Mother Jungle berkolaborasi dengan Yayasan Pratisara Bumi Lestari pada hari Kamis, 24 Maret 2022 dengan tema “Mewujudkan Ketangguhan Pangan Indonesia Melalui Hutan Pangan Berbasis Komunitas” yang menghadirkan empat pembicara panel diskusi yakni Farwiza Farhan, Ketua dari Yayasan Haka, Dicky Senda, Pendiri komunitas Lakoat.Kujawas, Ramadani Prasetya selaku Manajer Operasional Island Organics Bali dan Endud Badrudin Ketua Yayasan Paramuda Cendekia Indonesia. Acara peluncuran program ini sekaligus menandai dibukanya pendaftaran program Food Forest Design. Peserta dapat mendaftar melalui tautan https://bit.ly/DAFTARFFD2022 hingga tanggal 17 April 2022.
Acara dibuka oleh Sanne van Oort Selaku Direktur dan Pendiri Mother Jungle “Pandemi Covid-19 telah merubah cara pandang kita terhadap keberadaan pangan kita. Ada banyak sekali permasalahan pangan seperti Kelangkaan Pangan, Limbah Makanan, Rantai Pasok Pangan, Kerawanan Pangan, dan Malnutrisi di Indonesia. Dengan program Food Forest Design kami berharap akan hadir solusi terhadap kedaulatan pangan dalam komunitas masyarakat di Indonesia,” kata Sanne.
Kedaulatan pangan adalah isu yang sangat penting bagi kita di Indonesia. Sebagai negara tropis yang kaya akan sumber pangan, sudah seharusnya kita bisa berdaulat dengan pangan lokal yang kita miliki.
“Pangan lokal melambangkan biodiversitas dan karakter dari masing-masing wilayah di Indonesia. Sumber pangan kita sangatlah beragam mulai dari umbi-umbian, kacang-kacangan, jagung dan pangan lainnya. Jika kita bisa menghidupkan lagi pangan berbasis komunitas ini, saya yakin kita tidak akan kesusahan untuk urusan pangan,” ungkap Dicky Senda selaku pendiri komunitas Lakoat.Kujawas.
Program Food Forest Design mencoba untuk mengatasi permasalahan ketahanan pangan di Indonesia dengan mengajak wirausahawan, tenaga pendidik, profesional serta pakar regeneratif untuk dapat belajar lebih lanjut tentang langkah, panduan, dan praktik terbaik untuk menyempurnakan, meluncurkan bisnis regeneratif atau program pendidikan di bidang Hutan Pangan.
Endud Badrudin selaku Ketua Yayasan Paramuda Cendekia Indonesia sekaligus alumni program Food Forest Design di tahun 2021 menuturkan bahwa pengalamannya untuk bergabung di acara FFD 2021 merupakan pengalaman yang sangat berharga dalam membuat proyek hutan pangannya.
“Saya dapat mengimplementasikan pelajaran yang saya dapatkan dari program langsung dengan komunitas saya. Materinya sangat praktikal dan bisa diterapkan langsung pada proyek hutan pangan kita, saya sangat merekomendasikan untuk mendaftar program ini,” imbuhnya.
Secara garis besar program Food Forest Design akan dibagi kedalam 2 fase yakni fase materi pengenalan hutan pangan dan aspek-aspek penting didalamnya dan juga fase praktis dimana peserta akan mendapatkan bimbingan dari para mentor untuk dapat mengimplementasikan proyek hutan pangannya secara langsung.
“Program akan berlangsung selama 11 minggu dari bulan april sampai dengan Juli dengan menggabungkan kurikulum hutan pangan yang terintegrasi dengan pembelajaran berbasis proyek. Kami berharap program ini akan memberikan langkah praktis bagi semua peserta dalam mewujudkan proyek hutan pangannya”. Kata I Made Cahya Narayana dari tim Mother Jungle.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com