Buleleng, dewatanews.com - Gubernur Bali, Wayan Koster meninjau progres pembangunan Bendungan Tamblang di Kabupaten Buleleng pada, Minggu (13/2) bersama Wakil Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra, Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna, Kepala SNVT Pembangunan Bendungan Bali - Penida, I Gusti Putu Wandira, Kadis PUPR/Perkim Bali, Nusakti Yasa Wedha dan Kepala Diskominfo Bali, Gede Pramana.
Pembangunan Bendungan Tamblang merupakan salah satu program prioritas yang terus dikawal oleh Gubernur Bali, Wayan Koster melalui Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono dalam upaya mewujudkan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali menuju Bali Era Baru.
Bedungan Tamblang memiliki manfaat untuk kebutuhan Irigasi 588 Ha, penyediaan Air Baku sebesar 510 liter/detik, sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) berkapasitas 0,54 MW dan Pengendali Banjir, Konservasi, serta Pariwisata.
Bendungan Tamblang mampu menampung air dengan jumlah mencapai 7,8 juta meter kubik yang akan bisa dimanfaatkan sebagai air baku dengan debit 510 liter/detik, dan akan dimanfaatkan untuk penyediaan air di 4 Kecamatan, seperti kecamatan Tejakula, Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan Sawan, dan Kecamatan Buleleng.
Kepala SNVT Pembangunan Bendungan Bali - Penida, I Gusti Putu Wandira dihadapan Gubernur Bali melaporkan bahwa progres Pembangunan Bendungan Tamblang terdiri dari Jalan Inspeksi realisasinya sudah 93,176%, Bangunan Fasilitas Umum realisasinya sudah 79,938%, Jalan Akses realisasinya sudah 97,042%, Bangunan Pelimpah realisasinya sudah 96,308%, Bendungan Utama realisasinya sudah 39,895%, Bangunan Pengambilan realisasinya sudah 73,398%; dan Terowongan Pengelak realisasinya sudah 93,787%. Sehingga pembangunan ini ditargetkan selesai pada bulan Oktober Tahun 2022.
Dalam perkembangan pembangunannya, I Gusti Putu Wandira menyampaikan di Bendungan Tamblang ini telah ditemukan peninggalan sejarah berupa terowongan pada Abad ke-11 atau di zaman Raja Anak Wungsu. Sehingga terowongan ini menjadi salah satu bukti kepedulian para leluhur yang sudah memikirkan kesejahteraan masyarakatnya dalam mengelola alam sekitar untuk meningkatkan kebutuhan hidup melalui pengairan.
“Saat ini perjuangan dan cita-cita leluhur di Abad ke-11 tersebut, berhasil diwujudkan oleh Gubernur Bali, Wayan Koster dengan adanya Bendungan Tamblang ini,” kata Gusti Putu Wandira.
Gubernur Bali, Wayan Koster mengatakan Bendungan Tamblang memerlukan anggaran pembangunan untuk pembebasan lahan mencapai Rp 249 miliar, sedangkan pembangunan fisiknya Rp 793 miliar. Jadi kalau ditotal, biaya pembangunan bendungan ini mencapai Rp 1 triliun 40 miliar lebih yang bersumber dari dana APBN.
Sebagai Gubernur Bali yang mendapatkan tugas untuk mewakili Pemerintah Pusat dalam melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap program Kementrian PUPR yang dilaksanakan di Provinsi Bali. Untuk itu, Gubernur Wayan Koster mengharapkan agar pekerjaan pembangunan bendungan ini betul - betul dikerjakan dengan baik, sehingga hasilnya berkualitas, dan target waktunya bisa dipenuhi.
“Astungkara dari hasil pemantauan telah berjalan dengan lancar. Kalau ini sudah selesai, Saya kira masyarakat di Buleleng khususnya di 4 Kecamatan, terutama wilayah paling bawah kebutuhan dasar (air, red) masyarakat di Buleleng sebagian bisa dipenuhi. Sehingga tidak ada lagi kekurangan dan kesulitan air di musim panas,” jelas orang nomor satu di Pemprov Bali ini seraya menegaskan jika ini merupakan program yang Ia kawal dan perjuangkan melalui Bapak Menteri PUPR, sehingga mendapat anggaran cukup besar di Buleleng. Karena sejak kecil mengetahui (Waktu kecil di Desa Sembiran susah air, sampai mengambil air di pantai untuk dibawa ke atas, red), salah satu kesulitan permasalahan di Buleleng ini adalah penyediaan air bersih untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Gubernur Bali jebolan ITB ini pula menyatakan bahwa alam sudah menuntun ini (Pembangunan Bendungan Tamblang, red) adalah tempat yang tepat untuk membangun bendungan sebagai sumber kehidupan masyarakat dengan mengelola sumber daya air ini, karena di pembangunan Bendungan Tamblang ada terowongan yang diperkirakan sudah ada pada Abad ke-11.
“Jadi tidak ada orang yang bisa hidup tanpa air, semuanya butuh air, Kita harus serius pikirkan kebutuhan air ini dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali,” tutupnya.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com