Denpasar, dewatanews.com - Gubernur Bali, Wayan Koster selaku ketua TPID dan TP2DD Provinsi Bali menyampaikan, perlunya upaya bersama dalam pengelolaan masalah yang berkaitan dengan perekonomian Bali. Dalam pengendalian inflasi, Bali dinilai perlu membangun industri pengolahan minyak mengingat Bali memiliki pasokan kelapa yang cukup banyak. Langkah ini diharapkan dapat menjadi salah solusi jangka menengah panjang untuk mengurangi ketergantungan Bali terhadap pasokan minyak goreng dari Pulau Jawa.
Selain itu, Gubernur asal buleleng ini menekankan perlunya kebijakan optimalisasi pasar domestik Bali. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Bali tengah menyusun kebijakan pembatasan masuknya komoditas bahan pangan yang jumlahnya surplus di Bali.
Kebijakan mendorong pendirian BUMD pangan dan penggunaan produk lokal di Bali juga dinilai penting untuk dilakukan untuk menghindari adanya permainan harga dan produk oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Lebih lanjut, perluasan kerja sama antar kota/kabupaten juga akan terus didorong agar supply dan demand di Bali dapat terkelola dengan lebih baik lagi.
“Terkait program digitalisasi daerah, Koster menyampaikan penerapan digitalisasi di Bali dinilai sudah sangat baik. Hal itu tercermin dari literasi digital masyarakat Bali yang cukup tinggi dan penerapan teknologi digital di berbagai aspek tata kelola pemerintahan,” papar Koster di Ruang Rapat Gedung Gajah Jaya Sabha, Denpasar, Selasa (22/2) pagi.
Pada 2021, hasil evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) Provinsi Bali juga menunjukkan hasil yang membanggakan dimana Provinsi Bali mampu mendapat predikat sangat baik dan menjadi satu-satunya Provinsi yang mampu mendapat predikat tersebut. Selanjutnya Koster menghimbau kepada seluruh Kepala Daerah Kabupaten/Kota untuk aktif mempercepat perluasan Eletronifikasi Transaksi Pembayaran Daerah (ETPD).
Sementara Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho mengingatkan seluruh anggota TPID perlu mengantisipasi kenaikan harga sejumlah komoditas yang sering menjadi penyebab tingginya inflasi saat Hari Raya Nyepi, terutama bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, dan cabai rawit.
“Hal penting lainnya yang perlu diwaspadai ialah komoditas minyak goreng yang masih dijual dengan harga di atas HET yang ditetapkan pemerintah, serta pasokan minyak goreng yang juga terbatas akibat aksi pedagang yang masih menahan stok minyak goreng karena terlanjur membeli dengan harga lama,” ujar Trisno.
Karena itu, ia meminta seluruh anggota TPID memantau harga dan stok komoditas pangan yang cenderung meningkat menjelang Hari Raya Nyepi, serta operasi pasar khususnya untuk komoditas minyak goreng. Di samping itu, perlu adanya kerja sama yang dibangun dengan Satgas Pangan untuk memastikan ketersediaan stok minyak goreng.
Di bidang digitalisasi daerah, ia mendorong TP2DD melakukan akselerasi perluasan digitalisasi daerah di Provinsi, Kota dan Kabupaten se-Bali dari segi penerimaan pajak maupun retribusi melalui berbagai kanal pembayaran digital.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com