Jakarta, dewatanews.com - Indonesia ditargetkan menjadi pusat industri halal. Salah satunya adalah melalui fashion muslim. Untuk mencapai hal tersebut, pada acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2021 Bank Indonesia bersama Indonesia menyelenggarakan Mastermind Class modest fashion dengan menggundang 10 fashion designer indonesia ternama, yang diantara nya Dian Pelangi, Vivi Zubedi, Ria Miranda, Khanaan, Chyntia Mahendra, Irna Mutiara, Tuty Atib, Jeny Tjahyawati, Nina Nugroho dan Istafiana Candarini.
Selain 10 fashion designer ternama tersebut, acara ini juga dihadiri para ahli di bidang produk halal yaitu Dr. Sapta Nirwanda (Chairman of Indonesia Halal Lifestyle Center & Indonesia Tourism Forum), Jetti Rosila Hadi selaku (Vice Chairwoman of Indonesia Halal Lifestyle Center), Diana Yumanita (Deputy Director Sharia Economy & Finance Department of Bank Indonesia), dan Ria R. Christiana (CEO DBRANCOM).
Mastermind Class sendiri adalah sebuah forum yang bertujuan untuk menjadikan para pengusaha modest fashion di Indonesia menyadari bahwa mereka adalah mastermind (orang dibalik) kesuksesan Industri Modest Fashion Indonesia berjaya di pasar global. Selain untuk membentuk kesadaran tersebut, kegiatan ini juga dilengkapi dengan business linkage dimana akan dilakukannya perkenalan dari lembaga wakaf produktif untuk membuka potensi-potensi kerjasama antara pengusaha modest fashion dan lembaga wakaf produktif.
Seperti diketahui, Fashion muslim Indonesia tidak hanya produk fashion biasa, tetapi produk fashion berkelanjutan dari sejak awal pemilihan sumber bahan baku hingga menjadi produk bahkan sampai pengolahan limbah
"Oleh karena itu, sektor fashion muslim memliki value edit yang lebih, tidak hanya unsur wastra Nusantara (kain tradisional) saja tetapi mengangkat unsur pemberdayaan ekonomi masyarakat,"ujar Vice Chairman of Indonesia Halal Lifestyle Centre (IHLC) Jetti R Hadi.
Sejatinya, Ekonomi Syariah sendiri merupakan suatu ekonomi yang dijalankan secara berjamaah atau dengan kata lain ekonomi yang tidak bisa dilakukan oleh kita sendiri.
Maka dari itu, Bank Indonesia tidak dapat mendorong fashion itu sendiri tanpa adanya keterlibatan para designer serta para korporasi dan juga para UMKM. Oleh karena itu, Bank Indonesia menginisiasi terbentuknya Ikatan Kreatif Syariah Indonesia (IKRA) untuk membangun suatu ekosistem yang berkelanjutan bagi pengembangan produk usaha syariah di Indonesia. Inisiasi tersebut dituang dalam bentuk platform yang dapat diakses secara online
"Suatu upaya yang akan dilakukan nantinya untuk melahirkan suatu program yang melahirkan pelaku-pelaku usaha di sektor fashion dan makanan minuman yang mampu berkompetisi secara global,"jelas Diana Yumanita, Deputi Direktur Departemen Ekonomi & Keuangan Syariah Bank Indonesia.
Kedepannya diharapkan agar IKRA ini akan terjadi linkage atau penghubung. Dalam hal ini, kolaborasi itu penting tidak hanya designer yang mampu berjuang secara global dan mampu berhasil secara global, tetapi keberhasilan ini di dukung dengan pelaku usaha yang memiliki linkage yang banyak.
"Diharapkan untuk kedepannya kolaborasi dapat ditingkatkan, oleh karena itu bersama dengan IHLC mencanangkan program ini untuk mengumpulkan pemikiran-pemikiran dari para designer yang ada di Indonesia dan mendapatkan masukan-masukan dari para expert untuk bersama-sama merumuskan langkah untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat fashion muslim dunia,"kata Diana.
Industri halal Indonesia merupakan salah satu sektor unggulan yang membangkitkan ekonomi negeri. Dan mengejutkannya, industri tersebut bisa ditopang dengan wakaf produktif. Hal inilah yang disampaikan oleh Asep Irawan, CEO Sinergi Foundation, sebuah perusahaan wakaf produktif yang diundang pada acara tersebut.
Di sela sela acara Chaiman Indonesia Halal Lifestyle Center, Sapta Nirwandar dalam sambutannya mengatakan para designer perlu berkolaborasi walaupun masing masing punya product brand, tetapi akhirnya ultimate brand nya adalah modest fashion indonesia.
Sesi acara mastermind class yang dipandu oleh Ria R. Christiana menjadi sesi interaktif dengan para desainer. Perbincangan tersebut membahas bagaimana mimpi-mimpi para desainer direalisasikan dalam real action dan membangun sinergi kolaborasi.
Acara Muslim Modest Fashion Mastermind Class and Business Linkage diakhiri dengan pemaparan tentang IKRA oleh Vivi Zubedi.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com