Jakarta, dewatanews.com - Dalam rangka Gelar Buah Nusantara Ke-6 Tahun 2021, Direktorat IKPM Kemenkominfo menyelenggarakan webinar dengan tema "Jaga Imunitas Tubuh, Ayo Makan Buah Nusantara!".
Hadir dalam acara ini Direktur Informasi Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Septriana Tangkary; Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura, R.R Yuli Sri Wilanti; serta Ketua Kontak Bisnis Hortikultura Indonesia (KBHI).
Ibu Septriana menyampaikan bahwa buah Indonesia memiliki potensi yang sangat tinggi. "Dari tahun 2016 hingga tahun 2020 produksi buah nasional kita selalu mengalami kenaikan. Bahkan pada tahun 2020 produksi buah nasional mengalami kenaikan sebesar 10,3% dibandingkan tahun 2019, dengan total produksi yang mencapai 24.872.974 ton," kata Ibu Septriana.
Selanjutnya Ibu Sri Wilanti menyampaikan bahwa selama tiga tahun terakhir, konsumsi buah dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Dari tahun 2020 dibandingkan tahun 2019 konsumsi buah turun sebesar 1,4%.
"Gelar Buah Nusantara merupakan salah satu wadah akselerasi Gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI) dalam rangka meningkatkan perekonomian usaha mikro, kecil, dan menengah serta menumbuhkan pasar bagi produk-produk nasional," katanya.
Sementara Kurniadi mengingatkan peserta bahwa buah lokal memiliki keunggulan dibandingkan dengan buah impor. Pertama, buah lokal memiliki kandungan yang berbeda dengan buah impor. Kedua, buah lokal jauh lebih fresh dibanding buah impor yang berasal dari kontainer. Tentu hal ini menjadi daya tawar yang besar dibandingkan dengan buah impor. "Jangan lupa, buah yang dibeli dari para petani dapat meningkatkan kesejahteraan mereka," kata Kurniadi.
Acara ini dilaksanakan melalui zoom dan live streaming youtube DJIKP dengan jumlah peserta 380 orang yang antusias menyampaikan pertanyaan-pertanyaan menarik kepada para pembicara.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com