Denpasar, dewatanews.com - Meningkatnya kembali kasus COVID-19
di Bali menjadi suatu isu yang perlu segera ditindaklanjuti. Tidak
semua masyarakat berperan aktif dalam upaya 3T (Tracing, Testing dan
Treatment). Ada kecemasan dan ketakutan di masyarakat yang menghambat
capaian testing dalam mendeteksi dan merespon temuan kasus COVID-19 di
Bali.
Menepis keraguan tersebut, Pusat Kajian One Health
Universitas Udayana (Udayana OHCC) berkolaborasi dengan Bincang-Bincang
Medis mengadakan webinar dengan tema “Berani Testing Sekarang: Berani
Testing Demi Bali Siap Bangkit” melalui aplikasi Zoom Meeting dan
disiarkan langsung melalui kanal youtube Bincang-Bincang Medis pada
Minggu (4/7) lalu.
Webinar menghadirkan dua narasumber yaitu
Dr. dr. Ni Nyoman Sri Budayanti, Sp.MK (K) selaku Ketua Perhimpunan
Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik Indonesia Cabang Bali Nusra, serta
Bapak Ida Bagus Purwa Sidemen, S.Ag., M.Si selaku Direktur Eksekutif
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali. Acara webinar
semakin menarik dipandu oleh moderator yang merupakan Runner Up II
Puteri Indonesia tahun 2001, Dr. dr. Ni Wayan Eka Ciptasari, Sp.KK.
Dalam
pemaparannya dr.Sri menyampaikan bahwa laju penularan COVID-19 dapat
diatasi dengan menerapkan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan dan
menjaga jarak. Sedangkan untuk mengetahui respon terhadap keadaan
infeksi suatu daerah maka diperlukan 3T yaitu Tracing, Testing dan
Treatment. Dalam testing yang dilihat adalah positivity rate atau jumlah
kasus konfirmasi positif per jumlah orang yang dites dalam satuan
persen.
Lebih lanjut, dr.Sri menyampaikan bahwa salah satu
indikator terkendalinya COVID-19 adalah positivity rate di bawah 5%
sesuai dengan standar dari WHO. Selanjutnya beliau menuturkan jika
terdapat 1 kasus orang yang positif COVID-19 maka tracingnya dilakukan
lebih dari 14 orang untuk dapat disebutkan sebagai kategori bagus.
Namun
nyatanya di lapangan tracing masih sangat rendah yaitu rata-rata 5-7
orang yang diakibatkan oleh ketidakjujuran masyarakat dalam menyampaikan
informasi kepada petugas tracer. Melihat kondisi tersebut, dr.Sri
berharap agar masyarakat jujur kepada petugas dan berani melakukan
pemeriksaan COVID-19 apabila memang pernah menjadi kontak erat.
“Kalau
kita mau bangkit, maka yang harus dilakukan yaitu sudah mendapat vaksin
kedua, jujur saat penelusuran kontak, berani testing, disiplin
melakukan isolasi mandiri, dan disiplin dalam menerapkan protokol
kesehatan 3M” imbuh dr.Sri.
Materi selanjutnya dari sisi
pariwisata dimulai dengan membahas mengenai bagaimana kondisi pariwisata
di Bali saat ini selama pandemi COVID-19. Berkali-kali Purwa
menuturkan, “Kondisi pandemi tidak bisa kita telak, yang sebelumnya kita
berperang melawan COVID-19, karena gagal kemudian kita bersahabat
dengan COVID-19 dan pada akhirnya kita harus hidup bersama COVID-19,"
jelasnya.
Purwa juga menyampaikan sertifikat CSHE
(Cleanliness, Health, Safety, Environment) sebagai standar dan
sertifikasi kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian
lingkungan sektor pariwisata dalam masa penanganan COVID-19. Senada
dengan yang dipaparkan dr.Sri, Purwa juga menyampaikan gerakan 3T harus
bersama-sama dilakukan oleh masyarakat Bali, dimulai dari kesadaran dari
diri sendiri, dengan harapan bisa mendapatkan manfaat lebih besar dan
secara tidak langsung bisa membantu mempersiapkan Bali Bangkit.
Para
peserta sangat antusias dalam mengikuti webinar ini. Beragam pertanyaan
disampaikan oleh peserta mulai dari 3T, cakupan vaksin sampai pada
peningkatan kasus COVID-19 yang terjadi di Bali beberapa hari terakhir.
Tayangan ulang webinar kali ini dapat disaksikan di kanal Youtube
Bincang-Bincang Medis. Tidak hanya satu seri, webinar dilanjutkan dengan
seri 2 yang dilaksanakan pada Minggu, 11 Juli 2021. Informasi lebih
lanjut dapat dipantau pada akun instagram @UdayanaOHCC dan
@bincangbincangmedis.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com