Buleleng, dewatanews.com - Penyebaran pandemi Covid-19 yang
terus meningkat telah menimbulkan kekhawatiran di masyarakat terkait
ketersediaan pangan. Walaupun wabah covid-19 masih dalam kategori
tinggi, akan tetapi kegiatan produksi dan distribusi bahan pangan masih
harus berjalan di tengah pandemi ini.
Stabilisasi harga
panganpun selalu di upayakan pemerintah agar pasokan makanan cukup.
Pandemi ini menyebabkan gangguan sistem logistik global yang berdampak
pada akses pangan. Masalah akses pangan yang timbul umumnya di pengaruhi
penghasilan masyarakat yang tidak memadai, bahkan sekedar untuk membeli
pangan pokok. Ini di karenakan banyak masyarakat yang kehilangan
pekerjaan dan masih harus bergantung pada bantuan pemerintah.
Wakil
Bupati Buleleng dr. I Nyoman subsidiary, sp.OG menyampaikan agar bisa
mencapai atau memenuhi kedaulatan pangan di daerah maka selain beras,
bisa juga dari ketela, jagung gembal (sorgum) atau yang mendekati hasil -
hasil pertanian yang bisa menjadi nilai tambah bagi petani itu sendiri.
Hal itu disampaikan Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra pada Senin
(11/1) siang dalam acara ramah tamah di Rumah Ketipat Buleleng.
"Implentasi
di daerah kami masih mengidentifikasi terutama subak-subak yang memang
sudah di referensi daya budi pangan nya, dimana tentang kesiapan bibit
dan pupuknya yang masih efektif. Ada salah satu subak menyampaikan dari
segi pupuk, bibit dan pengairannya bagus, dan ada juga subak yang masih
membutuhkan irigasi(pengairannya) masih menjadi polemik bagi para
petani. Ini akan kita diskusikan dan akan kita carikan solusi nya agar
petani - petani tetap bergairah menjadi petani dan tumbuh pangan di
daerahnya," ujar Wabup Sutjidra.
Selain itu, ia juga
menyampaikan tentang pangan alternatif yang kedepannya bisa dimanfaatkan
terlebih di masa pandemi covid-19 seperti saat ini. "Kita kan ada
daerah yang airnya banyak, subur, dan ada juga daerah yang airnya kurang
atau hanya mengandalkan tadah hujan seperti di daerah buleleng barat.
Alternatif lain bisa dengan seperti misalnya jagung, ketela, sagu,
jagung gembal (sorgum) itu yang kita kembangkan, banyak sekali
alternatif yang bisa kita handalkan di buleleng ini," ujarnya.
Lebih
lanjut, tahun ini sudah kembali mengembangkan sorgum (seperti di
daerah Desa Bukti) dan kemungkin akan di kembangkan di Buleleng barat
mengingat sorgum sangat tinggi proteinnya.
"Selain itu juga bagus untuk ketahanan tubuh masyarakat. Sekarang kita masih mencoba sorgum untuk di jadikan pangan olahan. Sudah ada denplotnya di bukti Dan di daerah barat juga pengembangannya semacam pilot proyek. Agar many tahu ini memang betul - betul bagus untuk pangan yang ada di kabupaten Buleleng. Luas lahan yang akan di kembangkan di daerah barat tergantung masing - masing subak, tetapi yang sudah pasti nanti kita akan pakai lahan milik pemerintah Propinsi Bali. Wakil Bupati juga menghimbau kepada para petani yang ada di buleleng agar tetap semangat, mengingat kondisi pandemi saat ini sektor pertanian menempati posisi yang semakin sentral," tegasnya. (DN-MGA)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com