Badung, dewatanews.com - Bali terus berupaya untuk menanggulangi pandemi ini dengan dukungan berbagai pihak, Pemerintah, industri pariwisata termasuk masyarakat. Bali sangat bertumpu pada sektor pariwisata, sebelum COVID-19 sektor pariwisata menyumbang sampai 53% terhadap perekonomian Bali. Pengaruh pandemi COVID-19 saat ini di pulau Dewata jauh lebih signifikan dibandingkan bom Bali dan meletusnya Gunung Agung. Namun, pemulihan ekonomi mulai tampak sejak libur panjang akhir Oktober lalu, tingkat hunian kamar hotel mulai menunjukkan peningkatan sekitar 25-30%, didominasi oleh wisatawan domestik atau lokal.
Dari data statistik kunjungan wisatawan, sejak dibukanya pariwisata Bali untuk pasar domestik tanggal 31 Juli 2020, kunjungan wisatawan domestik ke Bali dari bulan September dan Oktober mengalami peningkatan sebanyak 37,30%. Pertumbuhan ekonomi Bali juga apabila dibandingkan antara Q2 (triwulan kedua) dengan Q3 (triwulan ketiga) menunjukkan pertumbuhan sebanyak 1,66%. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya PDRB triwulan III sebesar 55,37 trilyun dibandingkan dengan triwulan II yang hanya sebesar Rp 54,33 trilyun.
Data menunjukkan bahwa 53 % ekonomi Bali ditopang oleh sektor pariwisata, satu jutaan tenaga kerja diserap dari sektor pariwisata. Untuk membangun lapangan kerja di Bali, Pemerintah Provinsi Bali mau tidak mau harus membangkitkan kembali pariwisata Bali.
Hal ini disampaikan Wagub Cok Ace saat di daulat sebagai keynote speaker dalam temu responden 2020 yang diselenggarakan oleh BI Provinsi Bali dengan mengangkat tema "What's Next on Bali Business After Covid-19", di BNDCC, kawasan ITDC Nusa Dua, Kabupaten Badung, Kamis (19/11).
Hal-hal yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi Bali diantaranya penanganan COVID-19 dilaksanakan dengan semakin baik, mengingat sampai saat ini belum ditemukan vaksin dan obat untuk menyembuhkan orang yang terjangkit COVID- 19 dengan fokus kepada pengendalian timbulnya kasus baru, peningkatan kesembuhan dan pengendalikan angka kematian. Melakukan aktivitas dan berbagai upaya dalam rangka pemulihan perekonomian demi keberlangsungan kehidupan masyarakat.
Gubernur Bali bersama Bupati/Walikota se-Bali telah bersepakat untuk melaksanakan aktivitas masyarakat yang produktif dan aman COVID-19 secara bertahap, selektif, dan terbatas dengan melaksanakan Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru. Membuka pariwisata bagi wisatawan Nusantara, melaksanakan program We Love Bali dengan menggerakkan wisatawan lokal. Hal ini dilakukan serangkaian mempersiapkan pariwisata Bali untuk menerima kunjungan wisatawan, dengan melaksanakan verifikasi fasilitas dan daya tarik wisata.
Dalam masa Pandemi COVID-19, di mana kita belum mengetahui dengan jelas negara mana saja akan membuka perbatasan mereka atau apakah negara mereka mampu menanggulangi kasus positive COVID-19 dengan baik, maka target wisatawan yang akan digarap dalam waktu dekat ini adalah wisatawan domestik terlebih dahulu. Karena daya pemulihan wisatawan domestik jauh lebih cepat daripada wisatawan manca negara.
Selain itu, program hot deal/ paket diskon yang dilakukan oleh pihak maskapai penerbangan seperti paket tiket pesawat dengan hotel, tiket pesawat dengan aktivitas minat wisata khusus, atau paket dengan harga yang cukup terjangkau, tentu akan membuat wisatawan domestik semakin banyak berlibur ke Bali. Selain itu, program staycation juga sangat diminati oleh masyarakat, menginap dan berlibur di tempat-tempat yang tidak terlalu jauh (di Bali saja) selama tidak lebih dari 5 hari.
"Pemerintah Provinsi Bali telah meluncurkan protokol kesehatan dan melakukan verifikasi protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environment) dibantu oleh industri pariwisata. Protokol kesehatan CHSE tersebut wajib diterapkan di seluruh sektor pelayanan publik dengan menekankan pada faktor Kebersihan, Kesehatan, Keamanan dan memperhatikan lingkungan. Hal ini kita lakukan dengan harapan Bali mendapatkan 'trust' atau rasa percaya dari wisatawan sebagai destinasi wisata yang layak untuk dikunjungi", imbuh Cok Ace.
Berbagai upaya terus dilakukan dengan harapan Bali mendapatkan 'trust' atau rasa percaya dari wisatawan sebagai destinasi wisata yang layak untuk dikunjungi. "Kesempatan ini hanya akan dapat diraih, selama kita dapat memberikan jaminan kepada para wisatawan bahwa mereka aman dari resiko terjangkit COVID-19 selama berada di Bali. Oleh karena itu, implementasi protokol kesehatan di semua sektor, harus menjadi fokus kita bersama," tegas Wagub Cok Ace.
Untuk memperkirakan kondisi perekonomian tahun 2021, kita perlu memperhatikan pola pemulihan ekonomi nasional dan Bali.
Khusus untuk Bali kita perlu pula memperhatikan pola pemulihan pariwisata. Dengan memperhatikan kondisi perekonomian dunia dan nasional maka diperkirakan Ketersediaan vaksin COVID-19 Level of Confidence to Travel Kebijakan Perlintasan Orang (Domestik dan Internasional) serangkaian pemulihan ekonomi global. Dengan memperhatikan hal tersebut, pemulihan kunjungan wisman diproyeksikan baru akan kembali 50% di tahun 2021 dan pulih secara normal pada tahun 2022. Dengan demikian maka ekonomi Bali akan kembali pada posisi normalnya tahun 2022. Pertumbuhan ekonomi tahun 2020 diperkirakan dalam kisaran -8% s.d. -9% sedangkan pertumbuhan ekonomi tahun 2021 diperkirakan dalam kisaran 4% - 5%.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com