Buleleng, dewatanews.com - Ground breaking (peletakan batu pertama) Bendungan Tamblang yang berlokasi di perbatasan Kecamatan Sawan dan Kecamatan Kubutambahan, Buleleng Timur dilakukan pada Rabu (12/8) pagi.
Megaproyek senilai Rp 793,7 miliar yang sudah dimulai tahun 2019 ini ditarget tuntas pada 2022 mendatang. Ground breaking Bendungan Tamblang, dilakukan langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster. Acara ground breaking yang dipusatkan di Desa/Kecamatan Sawan ini dihadiri pula Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementrian PUPR Jarot Widyoko Kepala Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, Maryadi Utama.
Gubernur Koster salam sambutannya mengatakan bahwa bendungan Tamblang ini merupakan bendungan terbesar yang ada di bali. Bendungan ini pula akan di manfaatkan untuk penyediaan air baku yang akan di konsumsi oleh masyarakat sebagai air minum, pengairan dan juga irigasi.
"Bendungan ini juga bisa untuk mendukung industri di buleleng terutama yang berkaitan dengan pengolahan pangan dan juga industri yang akan di kembangkan berkaitan dengan pertanian yang akan membutuhkan air," ungkap Koster.
Diwaktu yang sama, elaskan bahwa, proses pembangunan Bendungan Tamblang sudah dilakukan sejak tahun 2019. Diawali dengan proses pembebasan lahan dan penyiapan lahan menggunakan alat berat, termasuk pembuatan terowongan pengelak dan galian bendungan, serta membuat akses masuk dari ruas jalan Desa Sawan menuju lokasi bendungan dengan panjang 76 meter dan lebar 14 meter.
Bendungan Tamblang ditarget tuntas tahun 2022 mendatang, dengan anggaran sekitar Rp 793,7 miliar, bersumber dari APBN. Lahan Bendungan Tamblang ini berada di empat desa bertetangga perbatasan dua kecamatan kawasan Buleleng Timur, yakni Desa Bebetin (Kecamatan Sawan), Desa Sawan (Kecamatan Sawan), Desa Bontihing (Kecamatan Kubutambahan), dan Desa Bila (Kecamatan Kubutambahan).
Konstruksi Bendungan Tamblang dirancang dengan luas genangan 358.585 meter persegi dan tinggi bendungan mencapai 68 meter. Dari luasan itu, lahan terbanyak yang dibebaskan berada di Desa Sawa, yakni mencapai 38,59 hektare. Disusul kemudian pembebasan lahan di Desa Bila mencapai 12,2 hektare, di Desa Bontihing seluas 6,49 hektare, dan di Desa Bebetin dengan luas 1,49 hektare.
Dalam penjelasannya, Bendungan Tamblang diperkirakan mampu menampung air hingga 7 juta meter kubik. Arirnya ditampung dari Tukad Daya berhulu di Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan. Bendungan Tamblang ini diproyeksikan untuk penyediaan air baku dengan debit 510 liter per detik, untuk mengatasi air bersih di Kecamatan Tejakula. Selain itu, juga akan diarahkan menyuplai pasokan air irigasi subak di Kecamatan Sawan dan Kecamatan Kubutambahan. Bukan hanya itu, Bendungan Tamblang juga akan menjadi objek wisata.
Sementara Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, ST mengatakan bahwa permasalahan air di buleleng menjadi hal sangat crusial atau sangat penting di buleleng ini.
"Saya berharap bendungan ini bisa mengurangi permasalahan air yang ada di daerah kita, terutama di daerah atas yang kurangnya mendapatkan air," harapnya. (DN - Krs)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com