Denpasar, dewatanews.com - Memasuki tatanan kehidupan baru atau new normal, Rektor Universitas Dwijendra (Undwi) Dr. Ir. I Gede Sedana, M.Sc., M.M.A yang didampingi Ketua Yayasan Dwijendra Dr. I Ketut Wirawan, SH. M. Hum mengatakan keinginan kedepanya adalah bisa menjadikan Sekolah Dasar (SD) Dwijendra yang berbasis Agama Hindu ini bisa menjadi Sekolah Internasional School.
"Walaupun nantinya tidak bersertifikat international. Paling tidak mutu dan kualitas SD Dwijendra jauh lebih baik," ujar Rektor Undwi Gede Sedana disela-sela acara Forum Grup Diskusi (FGD) untuk para dosen dan guru SD di lingkungan Yayasan Dwijendra.
Dikatakan, untuk nantinya bisa mewujudkan SD Dwijendra yang berbasis Agama Hindu ini bisa menjadi Sekolah Internasional School, pihak Yayasan sendiri sudah memiliki rencana yang begitu matang dengan memaksimalkan sumber daya yang ada.
Kita akan libatkan mulai dari Dosen FIP, PGSD, hingga mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris yang ada di Undwi untuk selanjutnya bisa mengajar murid-murid SD baik di kelas maupun di rumah mereka sendiri secara gratis.
"Jika ada murid yang kurang dalam mata pelajaran tertentu, khususnya bahasa Inggris nantinya akan dibina secara mandiri lewat privat," terangnya.
Rektor Undwi Gede Sedana menjelaskan kalau dalam penerapan metode pembelajaran bahasa Inggris yang efektif dan efisien kepada siswa SD, pihak sekolah sudah menyiapkan alternatif terbaik yakni dengan menyiapkan flash disc yang didalamnya sudah berisi banyak panduan, dan orang tua siswa bisa langsung membimbing putra-putrinya di rumah.
"Dengan adanya flash disk yang diberikan dari sekolah, maka orang tua bisa langsung membimbing tanpa terikat waktu. Membimbing putra-putrinya bisa dilakukan saat pulang kantor, saat santai atau lagi menyantap hidangan," jelasnya.
Disisi lain, Ketua Yayasan Dwijendra Dr. I Ketut Wirawan, SH. M. Hum menambahkan, selain menjadikan SD Dwijendra sebagai Sekolah Internasional School kedepanya. Setiap siswa SD juga sudah disiapkan leptop yang bisa dioperasikan dalam menunjang proses belajarnya.
"Itupun ketika siswa SD nantinya sudah mulai mengikuti pelajaran sebagaimana biasanya, namun tidak terlepas dari hal itu. Disarankan juga kepada orang tua supaya terus mendidik putra-putrinya tidak hanya cakap berbahasa Inggris dan bahasa Indonesia akan tetapi harus cakap juga berbahasa Bali sebagai bahasa ibu sehari-hari," tambahnya.
Ketut Wirawan sembari menegaskan kalau di Pandemi Covid-19 ini kondisi sekolah swasta dirasakan sangat merugi, namun di balik itu justru bisa mendorong untuk semakin bangkit dan maju kedepanya.
"Jika dilihat sekarang Dwijendra memang masing mengalami masa sulit. Kalau kita terus bisa berbenah di masa sulit, pasti akan menemukan jalan keluar yang lebih baik dengan terus menjadikan sekolah Dwijendra sebagai Sekolah pavorit dimata masyarakat Bali," pungkasnya.
"Walaupun nantinya tidak bersertifikat international. Paling tidak mutu dan kualitas SD Dwijendra jauh lebih baik," ujar Rektor Undwi Gede Sedana disela-sela acara Forum Grup Diskusi (FGD) untuk para dosen dan guru SD di lingkungan Yayasan Dwijendra.
Dikatakan, untuk nantinya bisa mewujudkan SD Dwijendra yang berbasis Agama Hindu ini bisa menjadi Sekolah Internasional School, pihak Yayasan sendiri sudah memiliki rencana yang begitu matang dengan memaksimalkan sumber daya yang ada.
Kita akan libatkan mulai dari Dosen FIP, PGSD, hingga mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris yang ada di Undwi untuk selanjutnya bisa mengajar murid-murid SD baik di kelas maupun di rumah mereka sendiri secara gratis.
"Jika ada murid yang kurang dalam mata pelajaran tertentu, khususnya bahasa Inggris nantinya akan dibina secara mandiri lewat privat," terangnya.
Rektor Undwi Gede Sedana menjelaskan kalau dalam penerapan metode pembelajaran bahasa Inggris yang efektif dan efisien kepada siswa SD, pihak sekolah sudah menyiapkan alternatif terbaik yakni dengan menyiapkan flash disc yang didalamnya sudah berisi banyak panduan, dan orang tua siswa bisa langsung membimbing putra-putrinya di rumah.
"Dengan adanya flash disk yang diberikan dari sekolah, maka orang tua bisa langsung membimbing tanpa terikat waktu. Membimbing putra-putrinya bisa dilakukan saat pulang kantor, saat santai atau lagi menyantap hidangan," jelasnya.
Disisi lain, Ketua Yayasan Dwijendra Dr. I Ketut Wirawan, SH. M. Hum menambahkan, selain menjadikan SD Dwijendra sebagai Sekolah Internasional School kedepanya. Setiap siswa SD juga sudah disiapkan leptop yang bisa dioperasikan dalam menunjang proses belajarnya.
"Itupun ketika siswa SD nantinya sudah mulai mengikuti pelajaran sebagaimana biasanya, namun tidak terlepas dari hal itu. Disarankan juga kepada orang tua supaya terus mendidik putra-putrinya tidak hanya cakap berbahasa Inggris dan bahasa Indonesia akan tetapi harus cakap juga berbahasa Bali sebagai bahasa ibu sehari-hari," tambahnya.
Ketut Wirawan sembari menegaskan kalau di Pandemi Covid-19 ini kondisi sekolah swasta dirasakan sangat merugi, namun di balik itu justru bisa mendorong untuk semakin bangkit dan maju kedepanya.
"Jika dilihat sekarang Dwijendra memang masing mengalami masa sulit. Kalau kita terus bisa berbenah di masa sulit, pasti akan menemukan jalan keluar yang lebih baik dengan terus menjadikan sekolah Dwijendra sebagai Sekolah pavorit dimata masyarakat Bali," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com