Buleleng, dewatanews.com - Momen hari raya Idul Adha 1441 H atau yang lebih dikenal hari raya Qurban rupanya membawa berkah bagi pedagang dadakan bunga tabur di Kota Singaraja.
Warga muslim Buleleng yang merayakan Idul Adha pada Jumat (31/7) melakukan ziarah makam (nyekar) kepada sanak keluarga yang sudah meninggal dunia.
Seperti halnya di Jalan Dewi Sartika Utara Kelurahan Kaliuntu, Singaraja ada lebih dari 5 pedagang bunga tabur. Selain itu mereka juga berjualan didepan pintu masuk tempat pemakaman umum Kayubuntil, Kelurahan Kampung Anyar Singaraja. Untuk ziarah makam biasanya umat muslim Buleleng akan melaksanakan setelah sholat Idul Adha.
Salah satu pedagang bunga tabur Ni Komang Suami mengaku dirinya mulai berjualan bunga tabur sejak pukul 06.00 wita. Kemudian istirihat siang dan baru dilanjutkan berjualan bunga tabur pada sore. Menurutnya, Ia menjual bunga tabur setiap momentum hari raya umat Islam.
“Kalau hari biasa saya dan pedagang bunga tabur lainnya akan berjualan canang di Pasar Anyar,” ucap perempuan yang tinggal di Kelurahan Kampung Anyar, Singaraja ini.
Warga muslim Buleleng yang merayakan Idul Adha pada Jumat (31/7) melakukan ziarah makam (nyekar) kepada sanak keluarga yang sudah meninggal dunia.
Seperti halnya di Jalan Dewi Sartika Utara Kelurahan Kaliuntu, Singaraja ada lebih dari 5 pedagang bunga tabur. Selain itu mereka juga berjualan didepan pintu masuk tempat pemakaman umum Kayubuntil, Kelurahan Kampung Anyar Singaraja. Untuk ziarah makam biasanya umat muslim Buleleng akan melaksanakan setelah sholat Idul Adha.
Salah satu pedagang bunga tabur Ni Komang Suami mengaku dirinya mulai berjualan bunga tabur sejak pukul 06.00 wita. Kemudian istirihat siang dan baru dilanjutkan berjualan bunga tabur pada sore. Menurutnya, Ia menjual bunga tabur setiap momentum hari raya umat Islam.
“Kalau hari biasa saya dan pedagang bunga tabur lainnya akan berjualan canang di Pasar Anyar,” ucap perempuan yang tinggal di Kelurahan Kampung Anyar, Singaraja ini.
Penjualan bunga di Hari Raya Idul Adha saat ini agak menurun dibandingkan pada Hari Raya Idul Fitri sebelumnya. Bunga tabur yang dijual Rp 2 ribu per bungkus saat Idul Fitri laku terjual mencapai 75-100 bungkus, namun sekarang hanya mampu terjual 35-50 bungkus.
“Jadi sekarang agak sepi dan menurun penjualan. Selain itu saya juga menjual air bercampur dengan bunga tabur. Setiap botol air berukuran besar saya jual Rp 5 ribu,” ujarnya.
Diakui Ni Komang Suami bunga tabur yang ia jual ada tiga jenis yakni bunga gemitir, pandan dan bunga merah. Untuk bunga tabur pasokannya diambil dari pasar dibawa oleh penjual bunga yang ada di daerah Wanagiri, Sukasada, Buleleng.
“Kendati pembeli bunga tabur turun, namun pendapatan selalu ada, sehari kami bisa untuk Rp 100-150 ribu,” tutupnya. (DN - KrS)
“Jadi sekarang agak sepi dan menurun penjualan. Selain itu saya juga menjual air bercampur dengan bunga tabur. Setiap botol air berukuran besar saya jual Rp 5 ribu,” ujarnya.
Diakui Ni Komang Suami bunga tabur yang ia jual ada tiga jenis yakni bunga gemitir, pandan dan bunga merah. Untuk bunga tabur pasokannya diambil dari pasar dibawa oleh penjual bunga yang ada di daerah Wanagiri, Sukasada, Buleleng.
“Kendati pembeli bunga tabur turun, namun pendapatan selalu ada, sehari kami bisa untuk Rp 100-150 ribu,” tutupnya. (DN - KrS)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com