Denpasar, dewatanews.com - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menegaskan peran para pemuka agama sangat besar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain sebagai sistem pendingin hati masyarakat dan pengayom, para pemuka agama mempunyai posisi penting dalam menjaga kebhinekaan dan persatuan bangsa.
"Para pemuka agama kini mempunyai tantangan yang tidak ringan. Selain merekatkan ikatan kebangsaan, pemuka agama juga harus menjadi bagian dari penyejuk masyarakat, bangsa dan negara," ujar Bamsoet dalam Bincang Santai Sosialisasi Empat Pilar Antar Umat Beragama di Depansar Bali, Rabu malam (15/7)
Acara yang digelar oleh Gerakan Membangun Solidaritas (Gerak BS) Bali itu, menghadirkan pembicara utama Gus Nuril Arifin Husein dan para tokoh lintas agama di Bali.
Mantan Ketua DPR RI ini menandaskan kerukunan antar umat beragama menjadi pondasi utama bagi kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jangan sampai Indonesia mengikuti negara-negara seperti di Timur Tengah yang selalu berkonflik antar satu dengan yang lainnya. Apalagi, konflik yang mengatasnamakan agama.
"Kedamaian dan kelangsungan negara harus kita jaga dengan baik. Jangan sampai kita terjebak dalam konflik horizontal berkepanjangan yang tidak akan ada habisnya. Konflik di berbagai negara Timur Tengah telah menjadi pelajaran penting bagi kita. Agama seharusnya digunakan untuk mendamaikan dan mencerahkan umat manusia, bukan sebagai alat adu domba," terang Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menuturkan pada dasarnya tidak ada satu agama apapun yang mengajarkan radikalisme ataupun terorisme. Tindakan teror yang melanda berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, sama sekali bukan karena adanya pengaruh ajaran agama tertentu. Tetapi, karena ulah manusia, baik individu maupun golongan, yang bersifat radikal dan tak menginginkan adanya kedamaian.
"Tidak ada ajaran agama manapun yang mengajarkan radikalisme, kebencian serta permusuhan. Namun yang ada adalah orang radikal yang memeluk agama tertentu. Jadi bukan salah agamanya, melainkan salah orangnya," kata Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini mengingatkan, masih ada orang-orang radikal yang ingin mengacaukan NKRI. Karena itu, semua pihak harus waspada. Jangan ragu melaporkan kepada aparat hukum maupun pemimpin lingkungan setempat, jika melihat orang atau kelompok yang mencurigakan dan mengganggu ketenangan masyarakat.
"Kita perkuat solidaritas sampai ke lingkup terkecil di RT dan RW. Masyarakat jangan ragu melaporkan kepada aparat hukum maupun pemimpin lingkungan setempat jika ditemukan adanya orang atau kelompok yang meresahkan. Dengan demikian kita akan tutup pergerakan orang-orang berhaluan radikal sampai ke lingkup yang terkecil," pungkas Bamsoet. (DN - RLS)
"Para pemuka agama kini mempunyai tantangan yang tidak ringan. Selain merekatkan ikatan kebangsaan, pemuka agama juga harus menjadi bagian dari penyejuk masyarakat, bangsa dan negara," ujar Bamsoet dalam Bincang Santai Sosialisasi Empat Pilar Antar Umat Beragama di Depansar Bali, Rabu malam (15/7)
Acara yang digelar oleh Gerakan Membangun Solidaritas (Gerak BS) Bali itu, menghadirkan pembicara utama Gus Nuril Arifin Husein dan para tokoh lintas agama di Bali.
Mantan Ketua DPR RI ini menandaskan kerukunan antar umat beragama menjadi pondasi utama bagi kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jangan sampai Indonesia mengikuti negara-negara seperti di Timur Tengah yang selalu berkonflik antar satu dengan yang lainnya. Apalagi, konflik yang mengatasnamakan agama.
"Kedamaian dan kelangsungan negara harus kita jaga dengan baik. Jangan sampai kita terjebak dalam konflik horizontal berkepanjangan yang tidak akan ada habisnya. Konflik di berbagai negara Timur Tengah telah menjadi pelajaran penting bagi kita. Agama seharusnya digunakan untuk mendamaikan dan mencerahkan umat manusia, bukan sebagai alat adu domba," terang Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menuturkan pada dasarnya tidak ada satu agama apapun yang mengajarkan radikalisme ataupun terorisme. Tindakan teror yang melanda berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, sama sekali bukan karena adanya pengaruh ajaran agama tertentu. Tetapi, karena ulah manusia, baik individu maupun golongan, yang bersifat radikal dan tak menginginkan adanya kedamaian.
"Tidak ada ajaran agama manapun yang mengajarkan radikalisme, kebencian serta permusuhan. Namun yang ada adalah orang radikal yang memeluk agama tertentu. Jadi bukan salah agamanya, melainkan salah orangnya," kata Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini mengingatkan, masih ada orang-orang radikal yang ingin mengacaukan NKRI. Karena itu, semua pihak harus waspada. Jangan ragu melaporkan kepada aparat hukum maupun pemimpin lingkungan setempat, jika melihat orang atau kelompok yang mencurigakan dan mengganggu ketenangan masyarakat.
"Kita perkuat solidaritas sampai ke lingkup terkecil di RT dan RW. Masyarakat jangan ragu melaporkan kepada aparat hukum maupun pemimpin lingkungan setempat jika ditemukan adanya orang atau kelompok yang meresahkan. Dengan demikian kita akan tutup pergerakan orang-orang berhaluan radikal sampai ke lingkup yang terkecil," pungkas Bamsoet. (DN - RLS)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com