Denpasar, dewatanews.com - Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra, Selasa (21/4) petang kembali melaporkan perkembangan Penanganan Virus Disease Corona (Covid-19) di Provinsi Bali.
Dewa Indra yang juga Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa menyampaikan jumlah kumulatif kasus positif di Provinsi Bali sebanyak 150 orang terdiri dari WNA sebanyak 8 orang dan WNI 142 orang. Dewa Indra menjabarkan, dari 142 orang WNI tersebut menurut sumber infeksinya dapat dijabarkan bahwa 99 orang dari imported case/perjalanan ke luar negeri, 17 orang dari daerah terjangkit dan transmisi lokal sebanyak 26 orang.
"Hari ini bertambah kasus positif 10 orang WNI, terdiri dari 7 orang PMI yang punya riwayat perjalanan luar negeri, 2 orang transmisi lokal dan 1 orang dari daerah terjangkit. Sehingga total akumulatif kasus positif Covid 19 di Provinsi Bali berjumlah 150 orang. Jumlah pasien yang telah sembuh sejumlah 42 orang. Jumlah pasien yang meninggal sejumlah 3 orang. Sementara jumlah pasien positif dalam perawatan (kasus aktif) saat ini sejumlah 105 orang yang berada di 12 rumah sakit, dan dikarantina di Bapelkesmas," terangnya.
Ia mencoba menggambarkan kasus dari transmisi lokal dengan kasus yang bersumber dari luar Bali, maka jika dihitung dari presentase itu berarti sebesar 17.33 % terjangkit melalui transmisi lokal dan 82,67% positif berasal dari luar negeri atau luar daerah Bali. Ini artinya dari 150 positif covid di Bali kasus transmisi lokal 17,33 %. Angka ini penting untuk disampaikan agar bisa memahami strategi apa yang dilakukan Pemprov Bali dalam upaya pencegahan penyebaran Covid 19 ini," jelasnya.
Dikatakan Dewa Indra, strategi yang dilakukan tiap daerah tidak sama dan tergantung dari sumber resikonya. Kalau di Jakarta dimana kasus paling besar positif Covid 19 berasal dari transmisi lokal maka strateginya adalah pembatasan aktivitas masyarakatnya. Sedangkan di Bali kasus positif didominasi dari imported case dan daerah terjangkit, maka strategi yang diterapkan akan berbeda. Komposisi di lapangan menentukan strategi yang dilakukan pemerintah daerah.
"Karena di Bali sumber terbesar adalah imported case/kasus dari orang yang bepergian ke luar negeri maka strateginya adalah dengan melakukan screening/pemeriksaan ketat di pintu pintu masuk Bali baik di Bandara Ngurah Rai serta pelabuhan-pelabuhan. Pemeriksaan seketat mungkin dilakukan untuk memastikan tidak ada orang yang masuk ke tengah masyarakat dalam kondisi positif Covid 19. Pemeriksaan di pintu masuk dilakukan secara berlapis baik melalui pengukuran suhu tubuh maupun rapid test," ungkapnya.
Lebih lanjut, meskipun yang positif transmisi lokal 17,33 % bukan berarti kita tidak melakukan upaya pencegahan. Kita berharap angka transmisi lokal tidak bertambah lagi. Transmisi lokal dapat dicegah dengan disiplin betul dalam menerapkan semua imbauan pemerintah . Masyarakat Bali harus menggunakan masker jika berada di luar rumah, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak aman dengan orang lain, menghindari keramaian dan menghindari berinteraksi dengan banyak orang.
"Oleh karena itu untuk menghindari transmisi lokal, pemerintah tidak pernah berhenti mengajak masyarakat untuk melakukan upaya upaya pencegahan. Kunci utama pencegahan transmisi lokal adalah memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan. Kalau semua dilakukan maka kasus transmisi lokal tidak akan bertambah," ujarnya.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com