Buleleng, dewatanews.com - Ketersediaan stok pangan atau Sembilan Bahan Pokok (Sembako) di Buleleng masih tergolong aman. Walaupun hingga saat ini masih dilanda pandemi Covid-19. Bahkan kedepannya, hingga menjelang hari raya idul fitri stok pangan terpantau masih mencukupi.
Pernyataan tersebut dikatakan Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Disdagperinkopukm), Drs. Dewa Made Sudiarta saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (13/4).
Bahan-bahan pokok yang tersedia baik itu di pengepul maupun di pasar seperti beras, tepung, telur, daging, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih aman. Tidak hanya itu, bahkan beberapa harga bahan pokok sudah mengalami penurunan. Terkait dengan dampak pandemi Covid-19, daya belanja masyarakat terlihat berbeda dengan hari-hari biasanya. Sebagian besar masyarakat bisa mengatur kapasitas belanja sesuai dengan kebutuhannya saja.
“Itu yang kami harapkan saat ini, dan kami juga tetap menghimbau kepada masyarakat untuk membeli bahan pokok sesuai kebutuhan, karena kita semua tidak ada yang tahu kapan pandemi ini akan berakhir,” ujar Dewa Sudiarta.
Pemerintah pusat, provinsi maupun daerah, lanjut Dewa Sudiarta juga telah melakukan langkah-langkah strategis dalam mengantisipasi terjadinya gejolak harga ditengah pandemi ini. Yang terpenting dalam kondisi saat ini, distribusi bahan-bahan pokok kepada masyarakat agar terjamin kelancarannya. Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Buleleng juga tetap melakukan pemantauan. Selain di pasar tradisional, pemantauan terhadap pasar-pasar modern juga sudah dilakukan. Kebijakan pada pasar modern seperti salah satunya pembatasan porsi belanja terhadap masyarakat sudah diterapkan.
“Seperti supermarket dan minimarket kita lihat sudah mengeluarkan kebijakan, salah satunya membatasi porsi pembelian gula untuk kebutuhan sehari-hari,” tambahnya.
Memang secara umum ketersediaan dan harga bahan pokok di Buleleng tergolong stabil dan mencukupi. Namun ada beberapa bahan pokok yang mengalami kenaikan harga yakni gula pasir hingga dua minggu terakhir. Hal ini dikarenakan Buleleng menerima pasokan gula dari jawa. Rencananya kedepan pemerintah akan melakukan impor gula, sehingga diharapkan nantinya harga dan ketersediaan gula pasir kembali stabil.
“Untuk mengimbangi pemanfaatan gula pasir, kita akan dorong masyarakat untuk memanfaatkan gula aren seperti yang dihasilkan di Desa Pedawa yang juga baik untuk dikonsumsi,” jelas Dewa Sudiarta.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com