Buleleng, Dewata News. Com - Serangan wabah virus babi baru yang terjadi di buleleng bali, telah mewabah hingga ke7 kecamatan dari 9 kecamatan yang ada. Data yang dihimpun oleh Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, hanya di Kecamatan Sukasada dan Busungbiu yang nihil peristiwa kematian babi secara sporadis. Serangan terparah menyerang perusahaan peternakan, PT.ABS, yang ada di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan Buleleng. Total sebanyak 225 ekor babi mati akibat wabah virus babi baru yang terjadi di Buleleng.
Dari paparan yang disampaikan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, saat Rapat Dengar Pendapat Komisi II DPRD Buleleng pada Senin (2/3) perusahaan peternakan PT.ABS, dianggap tidak siap dalam menangani wabah yang terjadi. Perusahaan peternakan lamban melakukan penguburan babi-babi yang mati sehingga menimbulkan bau yang menyengat dan merugikan masyarakat di sekitar peternakan.
Saat rapat dengar pendapat Kepala Dinas Pertanian diwakili oleh Kabid Peternakan, I Made Suparma, mengatakan data terakhir ternak babi yang mati mendadak sebanyak 294 ekor. Terbanyak ada di PT ABS sebanyak 225 ekor.
"Kami sudah layangkan surat teguran dan himbauandari segi teknis kesehatan termasuk penguburan bangkai jika ada lagi yang mati. Kemarin kami bawa alat berat karena kepedulian dengan masyarakat sekitarnya saja kasian mau hari raya mengungsi, tetapi terakhir Minggu kemarin sudah tidak bau,” kata Kabid Suparma.
Terkait dengan paparan yang disampaikan Oleh Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Ketua Komisi II Dprd Buleleng, Putu Mangku Budiasa meminta untuk, memberi peringatan keras terhadap perusahaan peternakan PT.ABS, dan jika dianggap tidak koperatif dalam penanganan wabah virus babi yang terjadi, ijin perusahaan sebaiknya dicabut. Kerugian lingkungan perlu lebih diperhatikan dibandingkan dengan investasi yang berdampak negatif.
“kami menyoroti aksi Dinas Pertanian yang menfasilitasi dengan membawakan eskavator ke PT ABS untuk pembuatan lubang kuburan bangkai babi, yang seharusnya menjadi tanggung jawab perusahaan. Ini merupakan kelalaian pihak perusahan dalam menjalankan SOP itu, Dinas Pertanian harus memberikan teguran keras secara tertulis kepada perusahaan dan jika taks egan perusahaan tetap membandel dalam menangani wabah izin harus dicabut” ungkapnya.
Dewan juga mendesak untuk percepatan penanganan wabah virus babi baru yang terjadi di buleleng. pengadaan disinfektan harus dilakukan, pemerintah harus turun tangan segera. Terkait anggaran yang digunakan dewan akan memberikan prositas untuk percepatan penanganan wabah virus babi. Dewan juga mendesak untuk segera menyampaikan hasil penelitian yang dilakukan oleh Balai Besar VET Denpasar, menyesuaikan dengan regulasi yang ada, sehingga para peternak babi di bali tidak semakin resah.
“Ini peristiwa yang cukup besar dan meresahkan, pengadaan disinfektan harus dilakukan segara, terkait anggaran kita akan dorong di anggaran perubahan, dan hasil BB VET harus disampaikan kepada peternak agar tidak resah” imbuhnya. (DN - KOP)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com