Butuh Puluhan APD Setiap Hari, Donasi Mulai Mengalir ke RSUD Buleleng

Buleleng, dewatanews.com - RSUD Buleleng sebagai rumah sakit rujukan Covid-19, hingga saat ini masih merawat empat orang pasien dalam pengawasan (PDP). Kebutuhan alat pelindung diri (APD) setiap harinya mencapai 20 set. Kebutuhan ini cukup tinggi, membuat RSUD Buleleng mulai kewalahan. Beruntung, sumbangan APD yang digunakan tim medis dari donatur secara perlahan mulai mengalir.

Sebanyak 50 aset APD datang dari donasi Yayasan BUMN Hadir Untuk Negeri yang difasilitasi seorang Anggota DPRD Buleleng, Gede Suradnya. Politisi asal Desa Anturan, Kecamatan Buleleng yang kini menjabat Wakil Ketua DPRD Buleleng ini mengaku prihatin atas terbatasnya APD yang dimiliki RSUD Buleleng dalam menangani pasien terinfeksi Covid-19. Terlebih, tim medis merupakan garda terdepan dalam penanganan Virus Corona ini.

Donasi ini bermula saat tim medis RSUD Buleleng melakukan rapat kordinasi dengan anggota dewan beberapa waktu lalu. Bahkan, Anggota DPRD Buleleng sempat urunan secara swadaya untuk membantu secara materiil kepada tim medis.

“Saat itu DPRD Buleleng secara lembaga sempat memberikan support berupa materiil sebesar Rp 22,5 juta kepada Tim medis sebagai garda terdepan penanganan pasein Covid-19. Memang sempat kami menerima info dari dr. Arya Nugraha terkait minimnya APD,” ujarnya, saat ditemui di depan UGD RSUD Buleleng, Senin (30/3) siang.

Mendengar keluhan dari para tenaga medis saat itu, Suradnya berusaha mencari solusi. Pihaknya memfasilitasi untuk berkordinasi dengan Ketua Yayasan BUMN Hadir Untuk Negeri di Jakarta, yang masih kerabatnya. Yayasan BUMN bersedia menggelontorkan 50 set APD. Rinciannya sebanyak 50 APD, 50 sepatu boot, 50 pcs kacamata, Masker N-95 sebanyak 50 pcs, dan sarung tangan isian 100 pcs sebanyak 2 kotak. 

“Barangnya baru tadi kami terima, dan langsung diditribusikan,” imbuh Suradnya.

Puluhan set donasi APD diterima langsung oleh perwakilan RSUD Buleleng, dr. Putu Arya Nugraha, Sp.PD. Saat ini RSUD Buleleng baru punya sekitar 200 APD bantuan dari BNPB pusat. 

“Di ruang isolasi saja kami butuh 10-15 APD. Sedangkan di ruang terima, setiap pasien yang statusnya terduga juga wajib pakai APD. Sehingga idealnya kami habiskan 20 APD per hari. Nah jika kami punya 200 APD, maka itu untuk persediaan selama 10 hari. Dengan perhitungan tidak ada pasien baru,” bebernya.

Donasi APD sebut dr. Arya datang dari berbagai kalangan. Bahkan dalam hal finansial juga sudah ada untuk digunakan membeli APD. Namun sayang, barangnya justru tidak ada. 

“Harapan kami para donatur bisa membantu dengan memanfaatkan koneksi yang ada. Sekarang yang kami punya itu dari APD baru dibantu oleh BNPB,” jelasnya. (DN - KOP)