Buleleng, Dewata News. Com - Peternak babi di Bali, saat ini diresahkan dengan adanya wabah mematikan yang menyerang babi. Kematian babi dalam jumlah banyak dan secara mendadak, yang terjadi di Kabupaten badung, Tabanan, Denpasar dan Gianyar, diisukan akibat serangan virus African Swine Fever (ASF). Banyaknya informasi yang kurang akurat dan simpang siur terkait dengan virus ASF, membuat peternak babi rumahan, di Buleleng Bali, menjadi resah. Kerasahan ini, dialami oleh anggota kelompok tani ternak Merta Sari, Desa Panji, Kecamatan Sukasada. Para anggota kelompok, mengaku belum mengetahui secara pasti, tentang informasi wabah virus yang menyerang babi di empat kabupaten di Bali tersebut.
Para peternak babi rumahan, di Desa Panji, menjadi khawatir dan membuat resah. Kondisi berdampak terhadap anjloknya harga pasaran babi, di Buleleng. Para peternak babi rumahan yang memelihara babi paling banyak sepuluh ekor, terpaksa harus rela menjual ternak babi mereka, dibawah harga standar. Seperti yang dialami oleh Nyoman Arga Budiarsana, peternak babi rumahan, anggota kelompok tani ternak Merta Sari, mengaku sangat khawatir dengan isu wabah virus babi yang terjadi dan belum mendapatkan informasi yang jelas terkait dengan wabah virus yang menyerang babi ini.
“Saya tahu ada virus babi yang mewabah dan mematikan ini, saya tau dari grup wa dan online, detailnya saya tidak tahu, apakah ini sudah pasti ASF? Saya benar-benar was-was,” ungkapnya.
Arga juga mengatakan bahwa, saat ini ia, hanya berusaha untuk metetap menjaga kebersihan kandang, dengan menyemprotkan disinfektan setiap dua hari sekali dan menjaga pakan yang diberikan ke babi. Usaha antisipasi ini dilakukanmnya secara mandiri.
“Saya beli sendiri obatnya, biar lebih cepat penanganan, soalnya isu ini berpengaruh dengan harga babi, harganya cukup rendah, dua puluh enam ribu perkilo, biasanya jelang galungan harganya sampai tiga puluh lima ribu perkilo. Ya karena saya khawatir terpaksa saya jual saja, sekarang tinggal enam babi, tadinya saya pelihara Sembilan ekor," ungkapnya.
Pengakuan berbada disampaikan oleh Made Pasek Mustika, peternak babi rumahan, yang juga anggota kelompok tani ternak Merta Sari Desa Panji.
“Saya pasrah, saya tahu ada wabah ini dari teman, ada perasaan takut jika virus menyarang babi-babi saya, namun saya coba biasa saja, saya pelihara indukan dua ekor dan delapan anakan, pakannya babi dari batang pisang, bayam dan dedak,” katanya.
Made Pasek juga mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada petugas kesehatan hewan atau penyuluh peternakan yang datang, untuk memberikan informasi yang tepat terkait virus yang mematikan babi ini. Para peternak babi rumahan, berharap, dinas terkait di buleleng, dapat memberikan informasi yang akurat terkait wabah yang terjadi, terkait dengan cara pencegahan dan cara penanggulangan.
Di temui terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng Ir. Made Sumiarta, mengaku hingga saat ini belum melakukan penyuluhan kepada peternak babi rumahan yang tersebar di Buleleng. sosialisasi baru diberikan kepada peternak menengah dan besar. Dinas pertanian kabupaten buleleng, yang juga menaungi tentang peternakan dan kesehatan hewan, menyatakan bahwa wabah yang terjadi di Bali, bukanlah wabah virus African Swine Fever, atau asf, melainkan virus wabah penyakit yang baru.
"Para peternak di Buleleng, saya harapkan jangan cemas, wabah ini bukan ASF, melainkan wabah penyakit baru dan belum ada babi yang terjangkit virus ini di Buleleng," ungkapnya.
Sumiarta juga menambahkan bawah pihak dinas akan terus mengadakan sosialisasi untuk seluruh peternak babi di Buleleng, agar tridak lagi terjadi miss infomasi, yang berdampak dengan harga daging babi di Buleleng.
Dinas pertanian, kabupaten buleleng, akan terus mengintensifkan sosialisasi kepada seluruh peternak babi, terkait cara pencegahan dan penanggulan wabah virus mematikan yang meyerang babi. Peternak diharapkan untuk tetap menjaga kebersihan kandang dan kwalitas kesehatan pakan, untuk ternak babi mereka. (DN - KOP)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com